Chapter 05

8 3 2
                                    

ALOW PREN!!! this is a double up.

Pada capek ya nungguin cerita ini up? seharusnya sih dari beberapa bulan yang lalu cerita ini udah end vren.

Tapi aku yang kerajinan milih buat unpub ini cerita demi revisi ketikan aku yang dulu tuh.. so ugly and weird.

I'M NOT LIKE THAT!!!

Beri dukungan kepada Author.

👇🏻

● Tinggalkan vote! 💨

● Tinggalkan follow! 💨

● Tinggalkan comment! 💨

HAPPY READING ALL 🤍🎀

*

*

*

*

*

KEESOKAN HARI YANG CUKUP CERAH ☀️

"Euhh.. uhmm.. huh?" Terdengar suara lenguhan dari seorang cowo yang mulai tak nyaman. Ia mencoba bergerak kesana-kemari untuk mencari posisi yang nyaman, namun hasilnya nihil.

Matahari itu pun memancarkan sinar sehatnya melalui jendela kamar cowo itu. Sangat sehat dan segar.

Cowo itu terbangun, dengan wajah bantalnya atau wajah khas orang baru bangun tidur, ia duduk dikasurnya sambil mengucek pelan kedua matanya.

"Ehh dah jam berapa ini?" tanyanya pada dirinya sendiri, cowo itu kemudian melihat kearah jam weker yang berada terletak tepat diatas nakas samping kasurnya.

Karena tak mempunyai jam dinding makanya cowo itu mempunyai jam weker.

Ia mengerutkan dahinya, ia bingung sekarang itu sudah jam berapa. Hal ini biasa terjadi untuk seseorang yang baru terbangun dari dunia mimpinya, tiba-tiba disuruh berpikir untuk melihat sesuatu.

"WOYY LAH TELAT BJIR!!!" Iyap! Cowo yang membuat kebisingan dipagi ini adalah Aiden.

Padahal tadi malam ia sudah tidur lebih awal mengapa ia menjadi telat? Bagaimana tak telat sekarang saja sudah jam 06.30!!

Jangan kan Aiden author juga gitu, disaat tidur tengah malam bangunnya tepat waktu, disaat tidur lebih awal bangunnya malah telat. Sungguh berkebalikan.

Aiden yang panik langsung saja heboh pada pagi hari itu. Ia mulai berkutat dengan barang juga perlengkapan sekolahnya dengan heboh.

Setelah beberapa puluh menit, mungkin sekitaran 20 menit atau lebih? Aiden yang secepat kilat ia sudah siap untuk pergi kesekolah. Jika itu author jangan diharap.

Aiden bergegas menuju arah dapur. Ia rela tak sarapan demi mengejar waktu.

"Buna jadikan bekal saja," ucapnya.

"Sabar Aiden!!" Mia ikutan panik melihat anak nya yang panik. Paniknya nular.

Setelahnya Aiden pergi menuju keluar rumah lalu ia menyalim tangan ibunda tercinta, "Aku Pergi ya buna!" teriaknya, lalu segera berlari mengejar keterlambatan dirinya untuk menaiki bus umum hari ini.

Kakel ku Jodoh ku [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang