Cp.11

457 34 5
                                    

Jechan sekarang sedang duduk di bangku nya, kepalanya ia tundukkan di meja dan sedang merutuki dirinya sendiri.

Ia sangat menyesal tadi malam karena meminta hal aneh kepada Melvind yang menjadi ketua osis di sekolahnya itu. Ya memang bukan permintaan aneh, tetapi baginya sangat lah malu. Ingat kah? kemaren Jechan meminta kepada Melvind untuk mengusap punggungnya.

Dan sekarang ia malu sendiri, pasalnya itu adalah kebiasaannya saat akan tidur, tetapi karena sekarang tidak ada ibunya jadi ia tidak bisa tidur nyenyak, bahkan tidur pun kadang terbangun lagi.

Ya begitu lah sekarang hidup Jechan tanpa ada ibunya.

“Nyesel gue tadi malem minta tolong Melvind, jadi kan kebiasaan gue ketauan.” omelnya pelan.

“Haishhh.” Kesalnya sambil mengacak acak rambutnya.

Flashback

Jechan dan Melvind sekarang saling berhadapan dengan tangan Melvind yang masih setia mengusap punggung Jechan, Jechan memejam kan matanya merasa kenyamanan, tetapi dirinya masih canggung.

“Jadi ini kebiasaan lo,” ucap Melvind menjailinya, Jechan memukul lengan Melvind dengan keras, sampai membuat sang empu meringis kesakitan. Walaupun pukulan Jechan tidak beneran sakit ia tetap meringis.

“Diem ah lo, jangan cepu.” kesal Jechan dengan mata terpejam.

Melvind tersenyum, tangannya ia rangkul pinggang Jechan dan mendekat kan tubuh Jechan ketubuhnya, sehingga mereka sangat dekat saat ini.

Tentu saja Jechan sangat terkejut dan membuka matanya, tapi saat ia membuka mata, pandangannya langsung mengarah ke wajah Melvind yang sangat dekat dengannya.

Jechan menunduk agar wajahnya tak berdekatan, dan kali ini posisinya wajah Jechan sejajar dengan dada bidang Melvind.

Melvind arahkan tangannya kebawah kepala Jechan jadi tangannya untuk bantal kepala Jechan. Dan posisi ini lebih nyaman bagi keduanya.

“Tidur,” titah Melvind.

T-tapi, lo deket banget anjing,” gugup Jechan sambil mengumpati Melvind.

“Tidur atau ga di usap.”

“Ishh iya iya,”

“Dasar bayi,” ucap Melvind dalam hati dan tersenyum saat melihat Jechan yang sudah memejamkan matanya.

Flashback end

“Hari ini ulangan,” ucap guru yang baru saja memasuki kelas itu. Semua yang ada di kelas terkejut sekaligus mengomel kepada gurunya.

“Kok mendadak banget sih pak,” sela Alfian ditengah tengah perbincangan rusuh itu.

Jechan hanya bisa pasrah toh, ia juga tidak bodoh bodoh amat, kalau tidak bisa ya ia sudah berusaha.

“Ga ada tapi tapian, taruh tas kalian di depan, di kolom atau di atas meja tidak ada buku atau apapun, hanya ada kertas selembar dan pensil. Dan jika ada, maka saya akan memberikan kalian hukuman,” ancam guru itu, dan membuat yang di kelas semua menjadi diam dan menaruh tas mereka masing masing di depan.

“Dan handphone kalian di kumpulkan di meja depan,” sambungnya lalu membagikan kertas soal.

“Gitu banget sih anjr, dari dulu ga berubah,” bisik salah satu siswi kepada temannya. Temannya mengangguk menyetujuinya.

“Bener njr, dari dulu kalo ada ulangan mendadak mulu, ga pernah kasih tau mau ulangan.” ucapnya menyetujui apa yang di katakan oleh temen sebangkunya.

Little bear Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang