.
.
.
.
.Hari ini 2tahun tepat setelah kejadian itu Sungchan masih ingat bahwa ia harus melaporkan apa yang menjadi perkembangan Shotaro, ia sudah berjanji kepada Yuta untuk menjadikan Shotaro sebagaimana yang diinginkan Shotaro.
Begitu juga dengan Shotaro yang semakin nyaman hidup bersama Sungchan, laki-laki 7tahun lebih tua darinya itu benar-benar menjaga dirinya selayaknya anak kecil. Patut diberi apresiasi sebuah penghargaan untuk Sungchan. Ia tak tahu jika mungkin dirinya tidak bersama Sungchan akan menjadi seperti apa mimpi-mimpinya selama ini.
"Yeobo, lusa kita akan kembali ke Jepang"
Shotaro mendengar itu berbalik ke arah Sungchan yang masih asyik dengan laptopnya.
"Untuk apa?"
"Untuk memenuhi janji ayahmu" ujar Sungchan.
Shotaro meletakkan pisau yang sedang dibuatnya memasak. Kemudian ia duduk disebelah Sungchan.
"Harus banget ke Jepang Hyung?"
"Harus, aku sudah berjanji pada Paman Yuta untuk menjadikanmu seperti impianmu, dan aku harus meminta izin kepada beliau" Sungchan meletakkan laptopnya menatap kedua mata biji leci itu.
Shotaro menghela nafas panjang.
"Apakah kamu tidak malu dengan ucapannya Hyung?" Ujarnya tanpa menoleh ke Sungchan.Sungchan mengernyitkan keningnya.
"Aku tau bagaimana tabiat Otousan, tidak perlu kau melelahkan dirimu hanya untuk meminta restu pada manusia yang tidak pernah menghargai perasaan orang lain"
"Tapi dia Ayahmu, aku akan sangat berdosa jika aku tidak memberi tahu keadaanmu saat ini"
"Apa perlu? Apa kau mau diolok-olok seperti kemarin? Hyung~?"
"Aku tidak akan pernah malu jika itu menyangkut dirimu" Sungchan memelankan suaranya.
"Tapi aku malu!" Shotaro mulai meninggikan suaranya.
Sungchan menatap wajah Shotaro.
"Aku malu hyung, aku malu kenapa aku begitu lemah hyung, aku begituu mengalirnya hyung, aku tidak bisa menjagamu Hyung. Aku tidak bisa membela dirimu Hyung!" Shotaro kembali memegang kepalanya. Tantrumnya kembali hadir
Sungchan memegang tangan Shotaro pelan dan mengusapnya.
"Hey hey, dengarkan Aku, yeobo.."Air mata Shotaro sudah mengalir, ia tidak bisa menahan tangisnya. Ia masih ingat bagaimana wajah Sungchan yang ditampar oleh orang tuanya dan orang tua Sungchan, ia tidak rela melihat Sungchan diperlakukan tidak adil dengan begitu.
"Yeobo, Yeobo.. tenang, Hyung disini" Sungchan memeluk tubuh kecil Shotaro.
"Dengarkan aku yeobo," Sungchan menghela nafas panjang.
"Kamu adalah cintaku, mungkin aku tidak pernah mengucapkan kata itu, tapi perlu diingat aku hanya ingin meminta izin pada Ayahmu karena bagaimanapun dia, dia tetap ayahmu. Melalui dialah kamu bisa lahir dan aku sangat beruntung mendapatkan sosokmu""T-tapi mereka menyakitimu lebih dan lebih. Aku sangat terluka jika melihat itu semua"
Sungchan menghela napas panjang, kemudian tersenyum. Ia meraih tangan kecil Shotaro, meletakkan diantara kedua telapak tangan besarnya.
"Kamu adalah tanggung jawabku, dan aku harus mengatakan bahwa kamu baik-baik saja didepan mereka"
Shotaro kembali menangis, ia tidak tahu harus bagaimana lagi mencegah Sungchan pulang ke Jepang hanya memenuhi ego sang Ayah.
"Tidak semua yang sudah di pecahkan itu bisa dikembalikan, cukup sekali dan Jangan lagi Hyung, Taro mohon" katanya bersujud didepan Sungchan.
Sungchan terdiam, menatap laki-laki kesayangannYa itu. Ia lantas menarik Shotaro dan memeluknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Notre Historiese
Fanfiction"Apakah akan berhasil?" -Shotaro. "Tenang, ada aku" -Sungchan "Kita jalani bersama" Pilihan yang diambil keduanya sangat berat, menjadi sebuah kesatuan dimana keduanya sedang dalam masa kritis tanpa mempelajari sebuah perasaan. Tanpa uang, tanpa ken...