10).

11.8K 655 6
                                    

Mangne ilichil ini masih saja bergelung nyaman dengan selimut bergambar beruang milik nya yang di belikan Jaehyun kala pemuda berdimpel itu pergi ke Paris untuk jadwal modeling nya, tak terasa terusik sama sekali dengan pergerakan sang Hyung yang sudah rapi dan wangi. Johnny berjalan kearah ranjang nya lalu duduk di pinggir dan membelai pipi Haechan pelan untuk membangun kan dirinya. "Hey, aegi~ bangun!! Kau ada jadwal siang nanti." Sedikit menggeliat sebelum tubuh nya membelakangi Johnny. Johnny menghela nafas, kalau sudah begini hanya Taeyong yang akan turun tangan untuk membangunkan mangne mereka.

Johnny keluar dengan Coat nya, karena ini masih tergolong musim dingin, dia berjalan kearah dapur sebelum nya meletakkan Coat juga tas bawaan nya di sofa. "Eoh!! Kau sudah siap?? Dimana bayi ku??." Johnny membuat kopi nya di mesin otomatis sembari menunggu kopi nya Johnny menghadap Taeyong. "Susah di bangunin, gatau tidur jam berapa??" Taeyong mengangguk, lalu setelah nya leader Nct itu pergi menuju kamar si bungsu untuk membangunkan mangne kesayangan nya itu.

Cklek

Membuka pintu kamar Haechan, Taeyong mengulas senyum tipis kala si kecil sudah terlihat duduk mengumpulkan nyawa nya, lalu Taeyong mendekati nya dan mengusap kepala nya pelan. "Insomnia lagi??" Tanpa ragu Haechan mengangguk lesu, ntah apa kali ini yang membuat insomnia nya kambuh, tapi Haechan sudah berusaha agar tidur nya lelap di jam yang sudah Taeyong tentukan, begini nih!! Kalau mangne di bayi kan, jam tidur nya saja masih di batasi. Apa Haechan marah,? Tidak, justru ia bersyukur karena Taeyong bisa mengendalikan kebiasaan buruk Haechan. "Mandi sana, Hyung siapkan sarapan sebelum Jeno menjemput mu." Haechan beranjak dari tempat tidur nya lalu pergi ke kamar mandi, ya, hari ini Jeno yang akan menjemput nya untuk ke lokasi promosi terakhir anak dreamis, lalu setelah jadwal nya usai mereka berdua harus mengunjungi restoran ibu Jeno yang sudah sempat di janjikan Haechan beberapa minggu lalu saat ibu dari sahabat nya itu mengundang.

Taeyong keluar dari kamar si kecil, lalu kembali ke dapur untuk menyiapkan nutrisi yang di butuhkan Haechan, anak itu mudah sakit jadi sebisa mungkin Taeyong memberikan nya makanan yang mengandung banyak vitamin juga untuk menjaga kesehatan si bungsu, kasih sayang nya tidak perlu di pertanyakan lagi, karena mereka juga tau kalau Taeyong sangat posesif terhadap mangne nya itu. Mengenai makanan atau apapun yang akan di konsumsi Haechan, Taeyong harus tau dulu, apa yang di sukai dan tidak oleh mangne ilichil ini. "Hyung," sapa Jeno saat melihat sosok sang leader ada di dapur tengah berkutat dengan piring dan beberapa lauk yang hendak di susun. "Kau sudah datang??" Jeno mengangguk, lalu menghampiri Taeyong yang di hadiahi usakan di surai perak nya. "Bagaimana untuk promosi hari ini,??" Jeno tersenyum. "Kelihatan nya anak-anak sudah sangat siap untuk itu," jawab nya tenang.

"Haechan belum selesai??"

"Tunggu sebentar, tadi udah aku suruh mandi anaknya." Jeno mengangguk. "Hyung butuh bantuan??" Taeyong menggeleng. "Duduk saja, sudah sarapan belum??." Jeno menggeleng, dia awalnya mau mengajak Haechan sarapan di luar saja karena takut telat, tapi ternyata anaknya masih belum siap. "Ya sudah, sekalian sarapan disini saja." Terhitung tiga dari anak dreamis yang sudah memiliki rumah sendiri, Chenle, Jeno, dan ketiga Haechan, yang lain masih betah di dorm atau kalau pun pulang lebih suka ke rumah keluarga mereka. Haechan keluar dengan balutan kaos berwarna putih dan jeans berwarna hitam, ntah janjian atau apa tanpa di sadari oleh mereka yang duduk di meja makan, baju yang di kenakan Haechan dan Jeno kembar, celana jeni juga jeans hitam, kalau punya Haechan ada bagian sobek nya, hanya itu yang membedakan.

"Ehh, baju kalian kembaran ya!!" Yuta yang duduk di depan Jeno bertanya karena yang dirasa menyadari itu hanya dia. "Eoh, Jeno yang beli." Seru Haechan sembari menguyah makanan nya. Jeno hanya tersenyum. "Ooo,, jadwal kalian sampai malam tidak??" Imbuh Yuta lagi.

"Waeyo,??" Yuta melirik mereka satu persatu. "Hyung mau ajak kau pergi sebentar, kalau Jeno mau boleh ikut juga." Jeno menatap Haechan, karena mereka sudah berjanji pada ibunya, apa mereka harus membatalkan lagi. "Kalau tempat nya aku yang tentukan, Hyung masalah tidak??" Haechan hanya tidak mau mengecewakan ibu dari sahabat nya lagi, karena sudah di tunggu sejak lama. "Tidak, kalau begitu nanti hubungi Hyung ya." Haechan mengangguk, Jeno juga mengangguk, seperti kata mangne mereka, SSH, suka suka Haechan. Apapun keputusan nya nanti Yuta tidak akan memaksa kalau memang Haechan sibuk dengan urusan nya.

Setelah Haechan pergi, Taeyong bertanya. "Kau mau ajak kemana bayi ku." Yuta menoleh sinis ke arah nya. "Heh, bayi mu itu pernah cemburu pada Mark karena aku jarang memanjakan nya, jadi jangan claim dia cuma bayimu ya Yong." Tuntut Yuta. Taeyong tersenyum mengejek. "Itu sih memang salahmu, Haechan benar kok,!! Dia yang mangne nya tapi kau jarang memberi nya afeksi jelas dia cemburu, karena kau pilih kasih." Yuta bukan nya pilih kasih, dia hanya tidak terbiasa untuk memanjakan Haechan yang aktif nya minta ampun, bahkan dia bingung dari mana mau memulai kalau dia ingin memanjakan anak kecil itu, karena selama ini Yuta selalu kalah cepat dengan member lain, termasuk Jaehyun dan Jungwoo sekalipun, apalagi Taeyong dan Doyoung, cuma bisa jadi penonton dia nya.

"Ya maka nya, ngk usah kepo!! Ijinin aja buat aku pergi sama dia." Yuta tuh ingin sesekali quality time sama mangne nya, tapi ya begitu, selalu saja ada gangguan. "Asalkan jangan ajak minum aneh-aneh aja sih kata aku." Yuta juga tau, dia tidak akan mau setor nyawa pada Johnny. "Aku juga masih waras kali Yong."

Jaehyun saling pandang dengan Jungwoo sebelum kedua nya melenggang pergi ke kamar masing-masing, membiarkan dia Hyung mereka berdebat pasal mangne mereka, yang belum tentu mau pergi bersama Yuta nanti malam, kan belum di kasih tau sama Haechan kalau anaknya bisa.



















Gimana?? Bosenin yah??

Ayi (Baby) Haechan Maknae 👶✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang