36

1.5K 103 9
                                    

"Kenapa kamu enggak setuju Deff?" Yogi bertanya karena heran dengan kelakuan bawahannya itu.

"Iya bapak lihat aja. Seharusnya model dari sebuah produk itu, mereka yang memiliki tubuh proporsional, enak dipandang. Itu adalah nilai jual," kata Deff. Ia merasa kalau mantan istrinya kurang pas untuk dijadikan brand ambassador dari produk terbaru mereka.

Yogi baru saja akan bicara, sebelum Rei menahan tangan pria itu. Rei kemudian berdiri, menatap Deff dengan tegas. Keduanya saling tatap, sejujurnya Deff cukup terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Rei yanh saat ini semakin berani.

"Jadi, Anda pikir karena tubuh saya tidak proporsional menurut anda— Saya tidak layak, dan juga tidak berhak untuk menjadi model dari brand ambassador perusahaan?" Rei bertanya.

"Seharusnya kamu sendiri juga sudah mengerti. Bahwa masyarakat sekarang itu menilai produk dari modelnya. Okelah, katakan saja kalau anda itu seperti ini. Nilai plusnya apa? Anda influencer? Selebgram? Tiktoker terkenal? Enggak kan? Anda sama sekali nggak ada andil dalam semua yang saya sebutkan tadi. Lalu bagaimana kelanjutan produk tersebut, jika modelnya saja tidak kompeten?" Deff mengatakan lagi dengan tegas. Karena dia merasa apa yang dilakukan Yogi itu benar-benar sia-sia. Menurutnya paling tidak seorang model itu harus sudah memiliki nama, yang akan membawa produk menjadi lebih terkenal.

"Dari awal, anda sudah mengatakan kalau sebuah produk itu harus memiliki brand ambassador yang sesuai dengan kriteria masyarakat. Bagaimana pola pikir masyarakat sekarang, yang kebanyakan  menilai kalau orang seperti saya itu, yang bertubuh gemuk tidak cantik dan tidak berhak untuk menjadi seorang brand ambassador? Jujur, Saya enggak menyangka kalau seorang fotografer terkenal seperti anda, memiliki stereotipe seperti itu. Pemikiran kuno, batasan-batasan yang dinilai oleh masyarakat. Rasanya selama ini pemikiran Anda masih sangat sempit, dan tertutup oleh stigma yang dibuat oleh masyarakat itu sendiri. Bodoh dan kurang berwawasan sih, untuk seorang fotografer terkenal seperti anda."

Rei sangat mengerti betul bahwa batasan-batasan mengenai fisik, wajah, warna kulit, dan juga adalah sudut pandang dari masyarakat dulu sampai saat ini yang masih terus saja terbawa. Hal itu yang membuat orang yang hanya menilai kecantikan dari warna kulit dan tubuh mereka yang sempurna. Padahal bukankah seharusnya, kita  bisa menghargai orang lain apapun bentuk tubuh mereka, wajah, warna kulit dan juga ras?

"Kalau secara umum oke, itu nggak sama sekali nggak masalah. Tapi dalam hal ini kita membanggakan sebuah brand, kita akan menjual sebuah produk kecantikan—"

"Lalu apakah semua pengguna produk kecantikan adalah orang yang kurus dan langsing?" tanya Rei.

"Tidak. Tapi dalam hal ini berbeda seharusnya—"

"Jadi apakah menurut anda produk kecantikan itu tidak boleh digunakan oleh orang gemuk seperti saya?" Rei lagi-lagi mencecar mantan suaminya itu.

"Bukan begitu, coba dengarkan dulu."

"Jadi, apakah menurut anda tidak pantas menggunakan produk kecantikan? Sementara produk kecantikan itu, adalah barang yang digunakan untuk membuat wanita semakin terlihat cantik. Betul atau tidak?"

Suasana di ruangan itu semakin panas. tidak ada yang berani bicara atau mengeluarkan satu patah kata pun. Bahkan Yogi sekalipun, dia membiarkan Rei untuk terus bertanya, dan mematahkan perkataan yang tadi diucapkan oleh Deff.

"Iya betul. Make up, dan perlu kecantikan memang digunakan untuk wanita mempercantik dirinya. Hanya saja—"

"Jadi? Seorang ambassador, lebih baik mereka juga mereka yang juga telah menggunakan produk kecantikan tersebut kan? Di sini Saya mengerti, kenapa Pak Yogi memilih saya. Karena beliau ingin melihat produk kecantikan ini bisa digunakan oleh semua perempuan tanpa terkecuali. Sebenarnya saya juga sempat menolak, tapi beliau mencoba meyakinkan kalau saya layak dan pantas. Jadi, anda mau bicara apa lagi Pak Bumi?"  Rei marah sekali.

Rei merasa sepertinya itu juga adalah alasan bumi meninggalkannya dulu. Karena ia tak cantik, karena dia gemuk setelah keguguran. Lalu pada akhirnya lebih memilih seorang wanita yang jauh lebih cantik.

Deff untuk mengacuhkan mantan istrinya. Dia kemudian menatap ke arah Yogi. "Saya masih menunggu pendapat Pak Yogi. Dan meminta bapak untuk memikirkan lagi, apakah benar akan memakai Reisya sebagai brand ambassador?"

Jujur saja mendengar Deff menyebut nama Rei, membuat Yogi heran. Bagaimana bisa dia mengetahui nama Rei? Apakah keduanya sudah saling mengenal? Bagaimana bisa keduanya saling mengenal? Namun, tentu saja dia tidak bisa menanyakan itu langsung saat ini.

"Akan tetap pada keputusan saya, kalau saya akan memakai Rei untuk produk terbaru kita kali ini."

Rapat hari itu memang tidak berlangsung dengan lancar. tetapi Yogi memiliki gambaran baru tentang wanita yang ia cintai itu. Jelas, Yogi bangga dan senang sekali bisa melihat Rei menepis semua perkataan dari Deff tadi.  Yang membuat akhirnya, pria itu mati kutu dan tak bisa mengatakan apapun.

Keduanya kini berada di ruangan Yogi setelah rapat. Rei masih kesal sehingga ia memilih duduk di sofa dan sibuk menatap layar ponsel. Sementara Yogi duduk di sampingnya, ia tak berani berbicara apa-apa. Karena tadi Rei mengatakan kalau ia butuh untuk meredakan emosinya dulu.

Rei melirik Yogi. "Kamu bisa ketemu sama fotografer itu di mana sih Mas?" tanya Rei.

"Dulu, Emang ada pergantian dan dia keterima karena foto-fotonya cukup bagus dan juga terkenal. Aku minta maaf kalau memang dia bikin kamu jadi bad mood kayak gini." Yogi jadi merasa tak enak karena sudah merusak mood dari Rei siang ini.

Dengar apa yang dikatakan Yogi, membuat Rei jadi merasa tak enak hati di. Seharusnya, dia tak meluapkan kekesalannya kepada Yogi seperti ini. Dan kini jadi bingung juga, apakah dia harus memberitahu mengenai hubungan masa lalunya dengan bumi atau tidak?

"Jadi gimana apa aku masih jadi brand ambassador kamu atau enggak?"

Yogi menganggukkan kepalanya dengan yakin karena, dia jelas mengerti betul Kalau tidak ada yang bisa menggantikan Rei saat ini. "Tentu aja saya akan tetap pertahanin kamu. Jadi, kamu nggak usah khawatir ataupun ragu. Semua akan berjalan meskipun Deff enggak setuju. Lagian, kita masih ada Rio yang bisa gantiin dia untuk proyek kita kali ini."

Rei mengerti tentu saja ia akan memberikan yang terbaik. Untuk membuktikan kepada mantan suaminya kalau dia juga bisa menjadi seorang brand ambassador.

Yogi menatap ke arah Rei,  dia benar-benar ingin bertanya apakah ada hubungan di antara Rei dan Deff. "Aku senang melihat kamu tadi bisa ngelawan kayak gitu. Aku senang  kamu sama sekali nggak gentar dengan semua kata-kata yang diucapkan sama Deff. Di sisi lain aku juga merasa, kalau kalian saling mengenal satu sama lain. Kayak sudah sering berdebat, kamu sama dia saling kenal?"

Rei menganggukkan kepalanya. dalam hal ini ia tahu dengan pasti kalau tak bisa membohongi Yogi.

"Aku dan Dia memang saling kenal mas. Dia itu mantan suami aku."

one night stand with janda Gendut Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang