•|| TYS - 04

1.1K 92 31
                                    

"Yang jauh akan mendekat dan yang dekat terkadang justru akan menjauh. Bukankah alur kehidupan memang seperti itu?"

Az-Zahra Eka Mumtaza •
.
.
.

• Az-Zahra Eka Mumtaza •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"M-Mbak Ira?!"

Saat itu juga Zahra langsung berlari kencang ke arah seorang perempuan muda yang memiliki paras serupa dengannya. Dia adalah Zahira Haifa El Mumtaz, kakak kandung sekaligus saudara kembar Zahra.

BRUGH!

"Hiks.... Mbak Ira ke mana aja..? Ara kangen sama Mbak...," adu Zahra seraya memeluk erat tubuh ramping Zahira.

Zahira yang dipeluk dengan sebegitu eratnya oleh Zahra hanya bisa pasrah dan membalas pelukan sang adik. Rasa rindu yang ada di dalam hati Zahra sekarang ini seakan meledak dengan begitu besarnya, begitu pula dengan Zahira.

Karena faktanya kedua saudara kembar itu memang telah terpisah sejak bertahun-tahun yang lalu. Semua itu terjadi sebab perceraian kedua orang tua mereka dan berawal dari Kyai Munif yang diberikan amanah oleh almarhum sang kakak untuk menikahi istrinya, hingga muncullah pertikaian di dalam keluarga mereka dan berakhir dengan sebuah perceraian.

"Zahira sayang? Yuk kita pulang, Nduk...!"

Mendengar suara yang lumayan tak asing masuk di telinganya, membuat Zahra segera mengurai pelukan mereka dan memfokuskan penglihatannya ke sumber suara. Di depannya sana telah berdiri pasangan paruh baya dan 2 orang anak laki-laki remaja kembar yang Zahra prediksi seusia dengan Akmal, adiknya.

"U-Umi?" panggil Zahra lirih.

Zahira yang berdiri tepat di samping Zahra pun segera menepuk pelan bahu sang adik, "Kamu ndak kangen sama Umi, Dek? Gih sana kangen-kangenan dulu...!"

Zahra tentu tidak menyia-nyiakan kesempatan emas itu dan langsung menghampiri sang ibu tanpa memperdulikan apapun. Dipeluknya begitu erat tubuh hangat Umi Shafira.

"U-Umiii.... Ara kangeeeen bangeeeeeeet sama Umi! Umi ke mana aja sih? Kok gak pernah jenguk Ara?" adu Zahra di sela-sela tangisan pilunya.

Umi Shafira hanya terdiam dan hanyut dalam tangisan lirih beliau. Semua orang pun ikut terdiam dan membiarkan pasangan ibu dan anak yang telah lama terpisah itu saling meluapkan rasa rindu mereka.

"Maafin Umi ya Nduk.... U-Umi gak ada maksud kayak gitu dan ada banyak hal yang gak kamu ketahui. Pesan Umi cuman satu buat Nduk Ara yaitu untuk tidak membenci siapapun jika nanti kamu sudah mengetahui fakta yang sesungguhnya ya??" Zahra tentu langsung melepaskan pelukannya dari sang ibu dan beralih menatap Umi Shafira dengan tatapan tak mengerti.

"M-maksud U-Umi apa? Zahra gak ngerti!"

Umi Shafira hanya menunjukkan senyuman hangat beliau seraya mengelus lembut pipi sang putri, "Belum saatnya kamu mengetahuinya, Nduk."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 25 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Takdir Yang Salah (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang