11 - Bright Horn (2)

1.2K 196 10
                                    

Dunia sihir tidak selamanya putih seperti yang terlihat. Ada satu sisi dari dunia sihir yang berbahaya dan menakutkan bagi sebagian orang. Keluarga Rochephata memperoleh reputasi mereka dengan membereskan penjahat dari tempat itu.

Pasar gelap merupakan pusat dari berbagai kejahatan seperti perdagangan ilegal, penculikan, perbudakan, dan semacamnya. Ayah Niki selalu bilang kalau orang-orang yang tinggal di dunia seperti itu sangatlah kuat. Mereka bisa saja menyergapmu dari belakang tanpa suara atau meniup lehermu dengan jarum beracun hingga kau tewas seketika. Orang-orang semacam itu kebanyakan tinggal di wilayah kumuh ibukota.

Ketika Niki melihat anak yang membeli bright horn dari Jungwon tadi berbelok ke wilayah kumuh, dia segera membuat griffin untuk mereka naiki. Griffin bisa terbang, jadi dia tidak perlu khawatir akan ada jarum yang akan menusuk lehernya sampai mati.

"Ku rasa itu dia!" tunjuk Jungwon pada sosok anak yang berlari di jalanan kumuh.

"Kau benar."

Niki membelokkan griffinnya untuk mengikuti anak itu. Saat target mereka masuk ke dalam sebuah rumah, mereka menurunkan ketinggian sedikit. Mereka berputar ke sisi rumah sehingga mereka bisa melihat seorang anak perempuan terbaring sakit di atas ranjang.

"Benar-benar ada yang sakit di sana."

Waktu itu, Niki merasakan sesuatu yang aneh di dadanya. Dia diam-diam mengeluarkan ponsel dan menelepon seseorang.

"Halo, Sunoo?"

"Niki! Bagaimana? Sudah dapat bright horn-nya?"

Suara ceria Sunoo di balik telepon tiba-tiba membuat Jungwon semakin merasa bersalah.

"Hampir."

"Hampir? Apa maksudmu hampir?"

"Jungwon melakukan hal bodoh dengan memberikan bright horn kita kepada orang lain."

Sunoo di seberang sana mulai mengomel panjang. Tidak jelas apa yang dia katakan, Jungwon juga tidak ingin tahu.

"Sunoo, aku tidak menelponmu untuk ini. Bicarakan itu dengan Jungwon nanti. Sekarang aku ingin tahu bright horn itu obat apa?"

"Huh? Sebentar."

Panggilan itu terjeda beberapa saat.

"Halo? Dari apa yang ku baca, bright horn adalah obat untuk penyakit bernama phantasm. Itu adalah sebuah kelainan dimana sirkulasi energi sihir di dalam tubuh terganggu, entah tersumbat atau mengalir terlalu deras."

"Lalu, apa kau tahu bagaimana memrosesnya sampai jadi obat?"

"Hmm, dicuci dulu."

Mereka melihat anak itu pergi ke dekat sumur dan mencuci bright horn.

"Lalu, ditumbuk sampai halus. Kalau serbuknya sudah berkilau seperti bintang, itu sudah bisa digunakan. Bisa diminum langsung atau mencampurkannya dengan makanan."

"Begitu ya, terima kasih."

"Nik–"

Panggilan itu diputus sepihak oleh Niki. Mereka kembali memfokuskan atensi mereka pada anak itu.

Setelah dicuci, dia menghaluskan bright horn dalam sebuah wadah, lalu menambahkan air ke dalamnya. Dia masuk ke dalam rumah dan memberikan ramuan bright horn itu pada adiknya.

"Jelas sekali, dia tahu bagaimana mengolah obat itu," kata Niki.

Tidak ada keraguan dalam setiap langkahnya. Seakan-akan dia telah mengerjakan ini untuk waktu yang lama.

Tiba-tiba, ponsel Jungwon bergetar di sakunya. Itu adalah pesan dari Sunoo.

Jungwon, aku tahu kau pasti punya alasan untuk tindakanmu, jadi aku akan membiarkannya kali ini. Bright horn tidak menyembuhkan, itu hanyalah obat yang berefek sementara. Kalau kau mengenal seseorang yang mengidap phantasm, bawalah ke healer. Dia bisa saja mati kalau tidak segera ditangani.

POLARIS: The Academy of Magic | ENHYPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang