33. menyelidiki

2.7K 281 14
                                    

_____________________
_________
_______________
Sudah tiga hari semenjak Gus Farzan dan Nazira meninggalkan pondok pesantren Al-furqan. Kediaman Gus Syaqil kini terasa sunyi, yang tadinya setiap hari mereka mendengar pertengkaran antara sepasang saudara kembar itu kini sudah tidak pernah terdengar lagi. Bahkan sekarang Gus Farhan tidak lagi menjadi sosok yang jahil dan selalu mengganggu orang lain, sejak saudara kembarnya pergi lelaki itu lebih suka berdiam diri dan jarang sekali mengobrol dengan orang lain.

Saat ini Gus Farhan tengah berada di halaman belakang Ndalem sembari menikmati udara pagi yang menyegarkan.

"Pergi lo, nanti kalo ada yang liat gimana?" Sayup-sayup Gus Farhan mendengar pembicaraan seseorang, lelaki itu pun penasaran dan berjalan mencari sumber suara tersebut.

"Liana," panggil Gus Farhan ketika sudah menemukan sumber suara yang ternyata berada di gerbang belakang pesantren. Liana yang merasa namanya dipanggil langsung terperanjat kaget saat melihat sosok Gus Farhan.

"G-Gus Farhan? ngapain di sini?" Tanya Liana. Entah mengapa wajahnya terlihat panik saat melihat Gus Farhan.

"Harusnya saya yang nanya, ngapain kamu di sini?" Tanya Gus Farhan balik.

Gus Farhan menatap sosok laki-laki yang sepertinya adalah lawan bicara Liana tadi, "Dan dia siapa?"

"A-anu, d-dia cuma nanya alamat kok Gus," gugup Liana. Sepertinya ia sedang menyembunyikan sesuatu dari Gus Farhan.

Liana menatap laki-laki itu, "Alamatnya kayak yang saya kasih tau tadi ya Mas."

Lelaki itu mengangguk, "iya Mba, terima kasih. Saya pergi dulu." Kemudian melenggang pergi tanpa mengucapkan salam.

Dalam benaknya Gus Farhan merasa aneh dengan gelagat Liana. Sepertinya gadis itu memang sedang menyembunyikan sesuatu.

"K-kalo gitu saya masuk dulu ya Gus." Liana melangkah pergi meninggalkan Gus Farhan menuju ke Ndalem.

Semenjak kepergian Gus Farzan dan Nazira, Liana memang disuruh untuk tinggal di Ndalem oleh Gus Syaqil karena kata Gus Syaqil ia ingin bertanggung jawab atas perbuatan putranya itu walaupun sebenarnya Gus Farzan tidak melakukan itu. Semua anggota keluarga memang tidak setuju namun mereka tidak bisa berbuat apa-apa karena keputusan Gus Syaqil sudah bulat dan tidak bisa diganggu gugat.

"Lo pikir gue bego Liana?liat aja, gue bakal cari tau tentang lo dan cowok itu," gumam Gus Farhan. Ia sangat yakin jika laki-laki tadi itu tidak hanya bertanya soal alamat. Menurutnya laki-laki itu sudah saling mengenal dengan Liana.

****

Malam ini Gus Farhan masih sibuk dengan pekerjaannya sampai suara deringan telpon berhasil membuatnya mengalihkan perhatiannya dari laptop.

"Assalamualaikum Farhan. What's up kembaranku yang cantik," ucap seseorang dari sebrang sana. Suaranya terdengar bersemangat.

"Waalaikumsalam. Ralat ya, bukan cantik tapi ganteng," jawab Gus Farhan.

"Gimana kabar lo wahai anak Jokowi tapi cuma di mimpi,baek kan?" Tanya seseorang itu yang tak lain adalah Gus Farzan.

"Gue baik,lo gimana Zan?" Gus Farhan bertanya balik tapi nadanya terdengar tidak bersemangat.

"Gue juga baik. Lo kenapa? lagi sedih ya?" Tanya Gus Farzan ketika mendengar suara saudara kembarnya yang terdengar tidak berselera untuk bicara.

Tidak terdengar jawaban apapun dari Gus Farhan, hanya terdengar isakan Gus Farhan yang sepertinya kini sudah menangis.

"Kok nangis? kenapa sayangku?"

"Gue kangen sama lo Zan. Mau ketemu,gue mau peluk." Gus Farhan menangis seperti anak kecil. Ia memang sering bertingkah seperti itu ketika berbicara dengan saudara kembarnya.

Diantara Gus Kembar Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang