#54

463 30 0
                                    

Tempramental

-Adelene Dé Cloups-

"Yang dapat memegang batu Lou itu seorang gadis yang mudah marah ..." gumam Adelene setelah menyebutkan nama batu Lou sebanyak tiga kali dan membaca kertas yang sekarang sudah berada di genggamannya. "Seperti apa-" suara benda terjatuh terdengar keras di telinga nya.

Adelene yang berada di taman yang berada di kediaman Arlene, dapat melihat langsung jalanan yang ramai dilalui oleh orang-orang yang beraktivitas.

Berdiri dan instingnya sebagai seorang wanita yang penasaran dengan segala hal yang terjadi muncul. Kakinya tanpa diperintah melangkah keluar dan melihat apa yang terjadi, kerumunan orang-orang yang sudah di depan mata, Adelene menerobos masuk di sela sela manusia berbadan lebih besar darinya.

Dengan susah payah, akhirnya ia dapat melihat seorang laki-laki cacat sedang terjatuh dan menangis. Kaki laki-laki itu hanya satu, Adelene melihat ke sekeliling. Berkerumun namun tidak membantu laki-laki itu.

Untuk apa?

"Tori, kenapa kau selalu saja menyusahkan ku?!" teriak seorang gadis yang mungkin seumuran dengan dirinya.

Kerumunan orang-orang itu bubar seketika. Menyisakan dirinya dan dua orang yang ia lihat dengan ekspresi yang berbeda.

Gadis yang mengenakan gaun yang sangat pendek. Adelene melihat gadis itu dari ujung rambut hingga ujung kaki, meringis sedikit saat melihat tubuh elok yang diperlihatkan gadis itu.

Walaupun tubuh gadis itu hampir sama dengan Eliza, Ravi dan Alesya. Perbedaannya hanya terletak pada gaun yang dikenakan. Teman-temannya selalu mengenakan gaun yang tertutup sedangkan gadis di depannya ini mengenakan pakaian yang kurang bahan.

"Kau tahu kan kalau Ayah mu itu pemabuk dan selalu saja berjudi tanpa memikirkan kita?" tanya gadis itu kesal. "Kurangi bebanku sedikit saja, Tori! aku sudah menghilangkan harga diriku sebagai wanita, kenapa kau semakin hari semakin menyusahkan ku?!" lanjutnya dengan amarah yang menggebu-gebu.

"Tapi dia juga Ayah mu," cicit laki-laki itu takut dengan kepala yang menunduk.

Hendak melayangkan tamparan kepada laki-laki itu, tangan Sang Gadis terlebih dahulu dicekal oleh Adelene. Mata tajamnya dengan wajah yang masih menampakkan kemarahan menatap Adelene galak.

"Siapa kau?!"

Adelene menaikkan satu alisnya. Melepaskan tangan gadis itu dengan cara menghentakkan. Gadis itu meringis sedikit.

"Jangan bermain kasar."

Menghela nafas sejenak dan berbalik arah hendak kembali ke kediaman Arlene.

"Jangan berani ikut campur urusanku gadis aneh."

Mendengarnya, Adelene hanya tersenyum tipis. Ia tak peduli dan melanjutkan langkahnya kembali ke kediaman Arlene yang tak jauh dari tempatnya berdiri.

Saat berada di pagar rumah Arlene. Adelene berbalik dan kembali melihat gadis itu dan juga laki-laki itu yang masih berada di tanah.

Adelene sedikit terkejut saat gadis itu menggendong laki-laki yang tadi terjatuh dan menaruhnya ke dalam gerobak yang mungkin tadi dibawa oleh laki-laki itu.

Senyum tipis terukir. Adelene masuk ke dalam rumah dan wajah gadis itu akan ia ingat dan mungkin akan ia temui besok.

Satu hal yang penting yang harus ia urus.

-Adelene Dé Cloups-

Besoknya.

Mereka sudah berada di depan rumah Arlene. Mereka diajak Arlene untuk berkeliling di sekitar tempat tinggalnya, suatu hal yang menggembirakan sebenarnya hanya saja matahari di Kerajaan Phalia beribu-ribu kali lipat lebih panas dari Kerajaan yang lain. Sedikit berlebihan memang, tapi panasnya Kerajaan Phalia membuat Joan dan lainnya mengeluh.

Adelene Dé Cloups Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang