Sekolah.

429 38 5
                                    

Beberapa bulan berlalu sekarang Yonsok yang sudah berperan sebagai Abang sungguhan ini tengah sibuk di urus oleh sang Bunda di pagi hari.

Dengan sang Ayah yang masih berada di atas kasur bersama Vya yang tengah berusaha untuk bangun dari tengkurapnya.

"Eh, ayo bangun ngerangkak coba jangan diseret terus kaya ulet." cerocos Seokjin yang sedang memperhatikan putrinya yang sudah bangun sedari tadi.

Bayi kecil itu bergumam dengan memasukan gumpalan tangannya kedalam mulutnya, dia tidak menuruti akan ucapan sang Ayah.

"Ey disuruh ngerangkak malah makan tangan sih cantik." Seokjin menjauhkan tangan mungil putrinya dan menaruh mainan di depan nya untuk mengganti perhatiannya.

Benar saja sekarang bayi kecil yang seperti boneka hidup itu terfokuskan pada mainan yang berada di depannya.

"Yang Yang! Liat!" pekikan heboh dari suaminya membuat Jisoo meliriknya dengan masih memakaikan rompi pada putranya.

"Tadi dia bisa bangun sendiri!" adunya dengan antusias membuat Jisoo tersenyum kecil.

"Iya udah bisa sedikit-sedikit dari kemaren." ujar Jisoo menanggapi.

"Ihh makin pinter anak Ayah, bentar lagi bisa duduk ini mah." ujar Seokjin terkekeh kecil mendekatkan wajahnya pada Vya dan menciumnya setelah itu.

"Huuuh gemes."dia beranjak bangun dan langsung mengangkat tubuh mungil putrinya untuk di bawa duduk di pinggir ranjang.

Yonsok yang sudah selesai bersiap segera menghampiri sang Ayah, dia berdiri didepan sang adik yang tengah berada di pangkuan Seokjin.

Vya yang melihat sang Kakak didepannya bergerak dengan antusias dalam gendongan Seokjin.

Yonsok mendekatkan wajahnya untuk bisa mencium adiknya, "Ah dede bau belum mandi." ujarnya tapi masih tetap di posisinya yang wajahnya dekat dengan wajah sang adik.

Bayi bungil tersebut terus bergerak dan tangan kecilnya yang menggumpal sudah berada di wajah Yonsok, seperti halnya orang dewasa bayi juga merasakan hal gemas dengan membuka mulutnya di pipi sang Kakak.

"Duh gereget dia Bang." ujar Seokjin terkekeh kecil.

"Aaaa Bunda Adek mau makan pipi Abang." adunya dengan memegang pipinya yang basah akibat kena liur sang Adik.

"Itu Adek sayang Abang." ujar Jisoo terkekeh kecil sambil merapihkan kebutuhan Yonsok tadi.

"Coba gantian Abang yang sayang Adek." ujar Seokjin.

Yonsok segera melakukannya dengan menciumnya, dan langsung mendapatkan reaksi Vya yang bergerak dengan antusias dalam gendongan Seokjin.

"Tuh kan seneng banget kayanya di cium sama Abang ya Dek." Seokjin tersenyum lebar ketika Vya begitu aktif dalam gendongannya membuatnya sedikit kualahan.

"Udah sekarang gantian Ayah yang mandi, biar Adek sama Bunda." ujar Jisoo mendekati mereka, mengambil alih gendongan Vya pada suaminya.

"Kita tunggu di bawah ya Mas." ujar Jisoo, Seokjin yang beranjak dari duduknya menganggukan kepalanya.

"Dadah Ayah mandi dulu." Seokjin mengecup pipi tembam sang putri dan berlalu ke kamar mandi.

Jisoo beserta dua buntut nya keluar dari kamar menuju ruang makan untuk sarapan.

Dia sebelum memasak menaruh ke dua anaknya di ruang tengah dengan Yonsok yang menjaga Vya sambil menonton kartun.

"Bang jaga Adek bentar ya, Bunda masak dulu." ujar Jisoo menaruh Vya pada kasur lantai yang luas didepan tv.

Kim Yeon Seok✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang