Takdir 3

26 5 0
                                    

Setelah menguatkan diri sendiri Lara pun memutar hendel pintu, Lara terkejut dengan pemandangan yang sedang ia lihat....

"Astaghfirullah"Reflek Lara saat beberapa detik menahan nafas karena melihat vas bunga yang sudah berserakan dilantai, dan tangan Arka yang terhenti memukul karena Lara masuk ke dalam kamar

"Kak Arka ?"Panggil Lara saat melihat Arka yang baru saja menonjok lantai dengan tangannya, dan Arka terduduk bersandar di sisi ranjang sambil mendongak kek langit-langit ruangan tanpa memperdulikan panggilan dari Lara

"Kak, tangan kakak luka"Lara dengan nada khawatir berjalan mendekati Arka dan hendak memeriksa tangan si suami,  namun Arka menipis tangan Lara yang ingin memeriksa luka ditangannya

"Bukan urusan lo"Ketus Arka

"Tapi kak itu tangan kakak luka, kalau gak diobatin bisa infeksi"Paksa Lara ingin melihat tangan sang suami yang luka

"Kalau gw bilang bukan urusan lo ya bukan urusan lo, gak usah LO NYENTUH-NYENTUH GW!!"Bentak Arka ke Lara yang bersikeras ingin mengecek tangan Arka dan berkahir Lara tersungkur dilantai yang tepat mengenai pecahan vas bunga karena didorong oleh Arka yang darahnya sudah naik karena Lara brusaha untuk melihat lukanya

'awww'Ringis Lara karena tangannya terkena pecahan dan menggores luka di telapak tangannya yang lumayan mengeluarkan banyak darah karena tertancap lumayan dalam.

"Chh, nyusahin lo"Sarkas Arka langsung beranjak menuju kamar mandi dan meninggalkan Lara yang masih meringis kesakitan karena luka yang ia dapat dari pecahan kaca.

Akhirnya setelah di hari pernikahannya Lara kembali mengeluarkan air matanya, Lara kembali menangisi takdir yang dituliskan untuknya.

Saat ini Lara benar-benar merasakan sakit karena ulah Arka suaminya sendiri, padahal dia ingin mengobati tangan suaminya itu tapi sang suami menolaknya mentah-mentah dan berakhir ia terluka karena dorongan Arka baik secara fisik maupun mental.

"It's okay Raa, Kamu bisa jangan nyerah dong!!"Lagi dan lagi Lara menyangati dirinya sendiri ia berusaha kuat dengan semua sikap Arka kepadanya ia tersenyum sambil memgusap air mata yang sudah membasahi pipinya.

Lara berusaha sekuat mungkin untuk menahan tangisannya agar tidak dilihat  dan di dengar siapapun termasuk suaminya

Lara menarik napas dalam-dalam agar dadanya tidak sesak dan kembali terisi oksigen.

Ia pun beranjak dari duduknya ia sekuat mungkin menahan sakit yang ada di telapak tangannya dan mulai membereskan pecahan vas bunga tanpa mengobati tangannya terlebih dahulu

Arka keluar dari kamar mandi dengan berpakaian lengkap menggunakan baju kaos hitam yang mengekspose dada bidangnya, dan celana training yang begitu pas dibadannya perpaduan yang sangat bagus untuk orang ganteng seperti Arka

Ia berjalan menuju lemari dan melewati Lara yang sedang menyapu lantai bekas pecahan vas bunga takutnya masih ada sisa-sisa beling yang tersisa dan itu berbahaya jika tertusuk kaki

"Sini lo duduk"Panggil Arka dengan nada dingin

"Kakak panggil aku?"Tanya Lara polos

"Lo bego atau giamana? yang ada di kamar ini cuman lo sama gw gak ada oramg lain"Arka sangat geram dengan pertanyaan-pertanyaan polos istrinya ini

"I-iya kak maaf"Jawab Lara menunduk takut-takut kalau Arka suaminya itu akan marah lagi

"Ngapain masih diam disitu?"Jujur saja Arka sedang menahan emosinya agar tak meledak lagi, Lara yang mendengar itu segera menghampiri Arka dan meletakkan sapu di pojok kamar, ia pun duduk disamping Arka.

ARKALARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang