What She Want?

28 8 1
                                    

William tak dapat melepaskan pandangannya dari Karina sejak kemunculan gadis itu ke dapur. Dia cantik, sangat cantik, tapi juga sakit.

Tubuhnya yang terbilang tinggi untuk ukuran anak perempuan, terlihat sangat kurus. Wajahnya juga sangat tirus dan pucat, meski ia sempat melihat semburat merah di sana. William dapat melihat luka bekas infus di tangan kanannya.

Ia juga mendengar dari Maid Jo kalau chicken katsu yang ia buat adalah makanan pertama yang gadis itu habiskan setelah dua bulan. Ah, jadi itu alasan ia diterima menjadi koki di sini, pikirnya.

William tersenyum dan mengambil sayuran dari dalam kulkas, lalu meminta tolong pada Maid Jo untuk menyediakan bahan-bahan yang tidak ada di dapur. Rumah itu pasti memiliki tempat persediaan tersendiri untuk bahan makanan.

~~~

Karina kembali menengok dapur dan melihat William sudah menata meja makan. Itu tandanya makan malam sudah siap. Begitu William menoleh karena menyadari keberadaan Karina yang mengintip dari kejauhan, gadis itu segera pergi dari sana.

Tak lama, William mendengar teriakan, "Mama, Papa! Ayo kita makan!" yang ia yakini itu suara Karina.

William masih berdiri di dekat meja makan sambil tersenyum menyambut keluarga Kim. Karina berdiri di belakang punggung ibunya, seperti anak kecil yang malu.

"Woaah..." tanpa sadar Karina berwah ria melihat masakan buatan William.

Nyonya dan Tuan Kim tersenyum senang melihat putri mereka yang berbinar menatap makanan, tidak seperti sebelum-sebelumnya.

"Terimakasih banyak, Tuan Park," ujar Tuan Kim.

William membungkuk dan undur diri dari ruang makan. Dari kejauhan, ia dapat melihat Karina makan dengan lahap membuat hati William menghangat.

"Tuan Kim terlihat mirip dengan Keane," gumamnya.

"Tuan Kim terlihat mirip dengan Keane," gumamnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



~~~

Tuan Kim baru keluar dari kamar mandi saat Nyonya Kim tengah memakai perawatan kulit malamnya. Mereka sudah siap untuk tidur. Tuan Kim tersenyum seraya memijat pundak istrinya lembut.

"Kau pasti sangat lelah hari ini," ujarnya.

Nyonya Kim membalas senyuman sang suami dan menatapnya dari pantulan kaca meja rias.

"Tidak, aku senang akhirnya dapat melihat Karina makan dengan lahap."

"Ya, dia bahkan mengajak kita makan sambil berlari-lari."

"Itu karena koki baru itu. Entah sihir apa yang ia masukkan pada masakannya, dia berhasil membuat Karina makan."

"Kau sudah memeriksa semua latar belakang Tuan Park, kan?"

Nyonya Kim mengangguk, "Sudah. Semua kandidat sudah aku periksa. Semuanya bersih. William Park juga. Keluarganya mengalami kebangkrutan tiga tahun lalu, dan ayahnya, Loey Park, meninggal satu tahun lalu."

It's Very Familiar TasteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang