"Bye, my little twins. Jangan lupa kirimi kami surat seminggu tiga kali, ok? dan jangan bertengkar lagi." Narcissa melambaikan tangan pada anak kembarnya yang sudah berada didalam kereta bersama suaminya sampai kereta berjalan menjauh.
"Aku harap mereka menganggap serius hukumanmu, Lucy." ucap Narcissa sambil tertawa kecil dan dibalas kekehan oleh suaminya.
Dikereta kedua kembar pirang yang tadinya berdekatan, kini langsung menjauh, setelah dirasa orang tua mereka sudah tidak terlihat lagi.
"Apa? matamu itu!" Draco mendelik marah pada El karena gadis itu memberinya side eye. Lalu El pergi mencari kompartemen tidak berniat membalas Draco.
Dia berjalan dari gerbong ke gerbong namun tidak juga mendapatkan kompartemen kosong atau kompartemen teman-temannya, semua terisi penuh.
"Dimana mereka, ya?" gumamnya sambil memperhatikan setiap kompartemen yang ia lewati.
Hingga ia bertemu troli penjual makanan, ia yang belum sempat sarapan saat dirumah menghampirinya dan membeli Pumpkin pasties, coklat kodok, dan permen strawberry.
"El, kau kah itu?" ia yang merasa terpanggil menoleh kearah kompartemen dekat troli penjual makanan, dia melihat Harry. Pemuda itu berdiri dan berjalan keluar.
"Sudah mendapat kompartemen?" tanyanya yang dibalas gelengan oleh gadis itu.
"Kalau begitu, bergabunglah bersama kami-"
"Oh tidak, tidak. Jangan Malfoy." seorang anak berambut merah memotong ucapan Harry, El mendelikkan mata menatapnya.
"Oho, tidak perlu Harry. Aku akan mencari kompartemen lain saja, aku tidak mau terbakar oleh rambut apinya." balas El.
"Apa katamu?!" dia sudah ancang-ancang ingin menyerang.
"Ronald!" salah satu gadis menahannya, dia melirik sinis kearah El.
"Kendalikan emosimu, kau tidak akan bisa menang melawan ular licik menjijikan sepertinya." ucap gadis itu masih menatapnya sinis.
"Hermione!"
"Huh?! setidaknya aku bisa menjaga kesehatan rambutku agar tidak rusak dan mengembang seperti semak, seperti milikmu itu." balas El tidak mau kalah.
"Dan satu lagi, aku itu musang, bukannya ular."
"Kau!!" Hermione maju untuk menyerang gadis itu, Harry mencoba menahannya.
"Sini, biar ku buat rambutmu yang ubanan itu menjadi semak seperti milikku!" tangannya ingin meraih rambut El, sedangkan El yang mendengar itu malah semakin senang mengejeknya.
"Oh ya, cobalah kalau bisa. Rambut yang kau bilang ubanan ini pernah menjadi tren di Hogwarts, tahu tidak?" ejeknya sambil memamer rambut platinanya yang cantik membuat Hermione semakin panas.
"Lebih baik diam atau aku akan mengutukmu!" ia mengeluarkan tongkatnya, namun lagi-lagi dicegah oleh Harry yang masih menahannya agar tidak terjadi perkelahian.
"Kenapa? iri? hahaha.. tak peduli, bye" El pergi dengan wajah puasnya tidak mempedulikan Hermione yang sudah berteriak kesetanan mengajaknya untuk berkelahi membuatnya jadi pusat perhatian karena penghuni kompartemen lain keluar untuk melihat apa yang terjadi.
Kalau kalian ingin tahu kenapa El dan Hermione tidak akur, itu dikarenakan saat kelas satu, tepatnya saat jam pelajaran berlangsung mereka selalu berebut ingin menjawab semua pertanyaan dari guru yang selalu diambil oleh El, itu sebabnya Hermione kesal padanya, dan ia menjadi semakin kesal lagi saat Professor Snape mempermalukannya didepan kelas karena ramuannya yang gagal dan El dipuji karena ramuannya berhasil, El lebih banyak dapat pujian dari guru daripada dirinya membuatnya merasa iri dan benci pada gadis itu, sebenarnya tidak ada yang salah, hanya saja Hermione tidak suka saat ada yang bisa menandinginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PROFESSOR RIDDLE (18+)
Hombres Lobo'I like the taste of your lips more than wine.' 'Detention Ms. Malfoy.' 'Your mine Malfoy.' __________________________________________________ Note : -Tidak ada Voldemort, tapi Tom Riddle yang masih glowing -Tidak ada death ethers, Harry Potter menj...