Nala pernah merasakan jatuh cinta, tetapi cintanya semu. Ternyata pria yang ia pacari menyukai sepupunya sendiri
"Jadi kamu deketin aku biar bisa dekat dengan Wina?" Tanya Nala saat ia mencuri dengar pembicaraan Athaya dengan Wisnu. Kedua pria itu sontak terkaget, karena mereka sudah mencari tempat yang aman untuk membicarakan hal ini.
"Nggak gitu La." Tolak Athaya lugas.
"Memang telingaku sudah rusak? Aku dengar semuanya ya." Meskipun sakit Nala harus tetap tegar.
"Kalau kamu suka sama Wina ya deketin Wina. Jangan buat aku batu loncatan." Nala menatap wajah kedua pria itu yang sudah sepucat mayat itu, "Mulai detik ini hubungan kita putus." Nala dengan sisa tenaganya memutuskan hubungan yang baru menginjak bulan ketiga dengan Athaya. Nala sudah terlanjur sakit hati.
Selesai mengatakan itu Nala pergi, ia berjalan tak tentu arah hingga langkah kakinya sampai di sebuah warung. Nampak dari jauh ada dua orang pria yang tengah mabuk mencoba untuk mendekati Nala.
Nala mencoba untuk berjalan lebih cepat meninggalkan tempat itu, namun sayang langkahnya harus kalah dengan dua manusia itu.
"Mau kemana cantik? Sini sama abang."
"Ayo sama abang, ini sudah malem."
"Sama abang aja nanti kamu akan menjerit-jerit. Ayolah manis jangan jual mahal."
Nala mencoba untuk menangkis tangan nakal kedua pria itu hingga tubuhnya lemah. "Jangan pegang-pegang!"
Kedua tangan Nala dipegang erat oleh pria satunya dan yang satu mulai menyentuh wajah Nala. Tak sedikit bibir yang sudah bercampur minuman itu mengecup pipi Nala. Sungguh sangat menjijikkan.
"Jangan pegang-pegang!" Hanya itu yang bisa Nala lakukan, mencoba untuk membebaskan tubuhnya rasanya tidak mungkin. Nala hanya bisa berdoa semoga jika ada kesempatan dirinya hidup Nala akan menjalani hidupnya dengan baik. Apalagi di kepala Nala teringat berita-berita yang santer akan seorang perempuan yang dibunuh setelah di perk*sa.
Bug... Bug
Pria yang mencium wajah Nala jatuh tersungkur, sedangkan pria yang memegang Nala melepaskan pegangan dan menantang pria itu. "Mau apa kamu?"
"Lepaskan perempuan itu."
"Memang dia siapa kamu?"
"Lepas nggak?" Tak butuh waktu lama kedua pria mabuk itu jatuh di atas tanah. Nala hanya bisa menangis dan menyaksikan semua ini. Hari ini adalah hari sialnya, gagal cinta, ditambah dengan menjadi korban peleceh*n.
"Ayo pulang."
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Love is not Perfect ✔ (Tamat di Karyakarsa)
General FictionButuh bukti untuk cinta