Rapat diruangan itu berakhir runyam. Jennie memijit pangkal hidung nya saat laporan yang masuk tidak ada yang baik sama sekali.
"Keluar" Jennie akhirnya membuka mulut setelah keheningan yang lama. "Aku bilang KELUAR KALIAN SEMUA!! AKHIRI AJA RAPAT GAK BERGUNA INI!!" Jennie membentak dengan keras.
Para bawahan dengan cepat membungkuk padanya dan terburu-buru untuk melangkah keluar . Tidak ada yang berani membantah karena semua orang tau, Boss mereka sedang dalam masa krisis. Dimana perusahaan sedang diambang ke bangkrutan.
Tidak hanya takut pada Si boss, mereka semua juga takut kehilangan pekerjaan. Tapi, apa yang bisa dilakukan? Perusahaan ini sudah tidak tertolong lagi saat boss mereka mengalami kerugian dalam kegagalan proyek akibat ditipu oleh Partner kerja nya sendiri.
Jennie mendengus kesal. Suasana hatinya sangat buruk. Namun, itu bertambah buruk saat asisten yang berdiri di belakangnya kembali bicara.
"Tuan Kang menarik invertasi nya, Bos. Email dari Bank Central juga masuk beberapa menit yang lalu. Jatuh tempo pinjaman modal kita sudah lebih dari seminggu. Tuan Lee mengancam melaporkan kita ke pengadilan kalau anda tidak membayar uang ganti rugi padanya. Lalu---"
"Stop Rose!" Jennie berseru kesal. "Jangan membuatku jadi makin gila! Simpan saja laporan itu untuk dirimu sendiri brengsek!" Jennie menggeram.
Rose, sang asisten, hanya bisa menghela napas. Dia menarik kursi di sebelah Jennie, menaruh tablet kerja nya dan menaruh kepalanya dimeja, melihat kearah Jennie.
"Aku juga pusing Jen. Aku juga gak mau kehilang pekerjaan ku dan teman ku berakhir dipenjara karena gak bisa bayar hutang"
Jennie membanting punggung nya dengan kasar pada sandaran kursi. Dia kacau. Perusahaan yang sudah dia besarkan, mulai dari investasi kecil-kecilan saat SMA dulu sampai sudah menjadi perusahaan menengah yang sukses, yang bergerak dibidang IT. Namun, sekarang hampir bangkrut karena Jennie ditipu oleh teman nya sendiri yang mencuri desain rancangan proyek untuk klein mereka.
Bagai jatuh tertimpa tangga. Jennie dituduh plagiat tentang desain itu. Jennie tidak bisa membantah karena semua bukti bahwa rancangan yang sudah dia pikirkan selama berberapa bulan adalah miliknya, tidak ada.
Ya. Tidak ada, karena Jennie terlalu percaya pada teman nya sampai tidak memberikan tanda atau hak cipta pada desain nya itu.
"Brengsek banget tau gak manusia modelan kayak Jiyeon itu" Desis marah Jennie saat matanya tidak sengaja menangkap notifikasi berita dunia bisnis di tablet yang diletakan Rose dimeja dengan tajuk, Lee Jiyeon dengan desain perangkat lunak terbaru berhasil menandatangani kontrak dengan Kim Korp!
Rose juga melihat berita itu. Dia terdiam beberapa saat, tampak berpikir sebelum kembali bicara. "Aku ada cara agar perusahaanmu gak jadi bangkrut Jen. Kamu juga bisa membalas Jiyeon karena mendorongmu ke posisi ini"
Jennie langsung melihat kearah Rose dengan penasaran. "Apa?"
"Tapi masalahnya, apa kamu mau ngelakuin ini?" Tanya Rose lagi dengan wajah bermasalah.
"Ngelakuin apa?" Alis Jennie mengerut. "Asalkan gak aneh-aneh---"
"Ini aneh" Rose memotong cepat. "Kasaran nya, kamu jual tubuhmu---"
"Apa?!" Jennie berseru marah. "Kamu gila?! Sebodohnya aku, aku gak bakal jual tubuh ku ke om-om mesum cuma buat dikasih kontrak kerja sama yang gak sampe 5juta dollar!"
Rose memutar matanya malas. "Kalau kamu ngelakuin itu, aku juga bakal larang kamu!" Rose mencibir Jennie secara terang-terangan. "Aku kan cuma bilang, kasaran nya! Bukan bener-bener nyuruh kamu ngelonte"
KAMU SEDANG MEMBACA
Innocent Hubby?
FanfictionRATE MATURE! ********* Demi Perusahaan nya, Jennie terpaksa setuju untuk menikah dengan Putri dari Tuan Kim Jinho, Seorang multimiliarder. Jennie Kira, Dia akan menikah dengan Kim Lalisa. Seorang Pengusaha muda yang Jenius, yang namanya tertera di...