"Bukankah dulu sudah aku katakan untuk tidak berani menampakkan muka didepan keluargaku?"
Sohyun membalikkan badannya menatap kedatangan Jisoo disana. "Siapa juga yang mau datang melihatmu kemari," desisnya.
Jisoo mencebikkan bibirnya, "Jangan kira dengan hamil anak Taehyung saat ini mampu membuatmu merasa menang. Karena nanti akan aku pastikan kamu tidak akan pernah mendapatkan sepeserpun darinya."
"Apa begini balas budimu pada mantan keluarga yang sudah lama kamu lupakan huh? Dimana rasa terimakasihmu itu," kecam Sohyun disana.
"Jangan sesekali mengungkit hubungan kita disini. Aku tidak sudi mendengarnya kembali," desis Jisoo.
"Kenapa? Apa karena kamu malu, sudah terlahir dari seorang wanita penghancur ditengah keharmonisan rumah tangga keluargaku?"
Jisoo lantas menampar pipi Sohyun dengan keras, sorot matanya mulai memanas menatap penuh amarah.
"Sekarang bagaimana rasanya saat terjadi pada dirimu?" tanya Sohyun tanpa memalingkan pandangannya sekalipun dari Jisoo.
"Sedang apa kalian disini?"
Baik Sohyun maupun Jisoo, kedua wanita itu sama-sama menolehkan kepalanya menatap sosok Taehyung yang kini sudah berdiri tidak jauh dari keberadaan mereka berdua.
"Ingat urusan kita masih belum selesai!"
Taehyung menatap kepergian Jisoo setelahnya beralih memandang wajah Sohyun. Wanita itu masih saja dalam suasana hati buruknya.
"Sedang membicarakan apa diluar malam-malam begini?" tanya Taehyung seraya menyelimuti punggungnya yang sejak tadi sudah menggigil dingin.
Sohyun termenung sejenak setelah mendapati perlakuan Taehyung yang tidak terduga ini. Dengan posisi seperti ini, mereka mampu menatap satu sama lain secara jelas. Tatapan tajam ini selalu saja menggetarkan hatinya, saat setelahnya tersadar dan sontak mendorong pelan dada Taehyung hingga kembali menjauh darinya.
"Sudah malam aku ingin beristirahat," tukas Sohyun berusaha menghindar disana.
Tanpa Sohyun sadari, saat ini Taehyung tengah mengulas senyumnya. Ada rasa yang tiba-tiba menggelitiki dirinya setelah melihat respon dari wanita didepannya itu.
"Sekarang kamu sudah tahu bukan?" tanya Taehyung kembali menghentikan pergerakan kaki Sohyun disana. "Pertahankan bayi ini atau--"
"Mengancam tunanganku lagi, begitu maksud kamu?" tanya Sohyun dengan tatapan malasnya.
"Lahirkan bayi laki-laki, aku tidak mau selainnya."
Bodoh, dia saja terpaksa lebih tepatnya dipaksa untuk menyetujui kontrak ini. Bayi laki-laki? Yang benar saja.
***
"Kamu tidak akan mengkhianatiku kan sayang," tutur Jisoo yang kini sudah berbaring lemas diatas kasur. Saat ini bersama dengan laki-laki berbadan kekar yang tengah menggagahi dirinya. tubuhnya terguncang mengikuti irama disana.
"Tidak akan pernah," jawabnya.
"Taehyung kamu mencintai aku kan sayang?" racau Jisoo tanpa henti disana.
Wanita ini terus meraung menikmati setiap sentuhan yang diterima oleh tubuhnya. Saat laki-laki itu berhenti, ia lekas mendorong badannya agar lekas menjauh dari tubuhnya.
"Maaf Nyonya Jisoo, tapi saya tidak bisa kembali meneruskannya," tutur laki-laki itu sembari menundukkan kepalanya.
Jisoo melempar vas bunga yang sejak tadi berada diatas meja kecil tepat di sampingnya. Netranya masih menatap tajam pada orang bawahannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Story Begin's
FanfictionMenjalani lika-liku hidup yang tidak biasa, Han Sohyun harus menghadapi begitu banyak rintangan dalam hidupnya. Punya masalah serius dalam sebuah insiden yang mengharuskannya untuk tetap tinggal di Castle Yum's. "Kalau begitu tak ada lagi yang bisa...