83||Rakha Marah

10.9K 843 96
                                    



"BERANI LO SENTUH DIA, LO MATI!!" ancam seseorang dengan suara beratnya. Suara yang membuat Mala merasa tenang.

"LEPAS!" 

"Siapa Lo" ketiga preman itu terkejut dengan kehadiran Rakha dan teman-temannya. 

"kenapa mereka bisa masuk" 

"Mana gue tahu" ucap mereka saling berbisik

"Gue bilang LEPAS!" Rakha menerjang pria yang hendak memukul Mala menarik dan membantingnya ke lantai. Memukulnya bertubi-tubi. Kedua pria lainnya hendak berlari tapi dihadang oleh Nio.

"Mau kemana lo" Nio menumpahkan emosinya dengan menghajar kedua orang itu. Tak perlu banyak orang, cukup satu Zero saja untuk melumpuhkannya. Gibran dan Afan membantu melepaskan ikatan para gadis. Eby sudah menghubungi polisi . Farel dan Zayyan berjaga diluar untuk menjaga dua preman yang sudah terlebih dulu mereka lumpuhkan.

Naufal berlari melepaskan  ikatan Mala.

"terimakasih Val" Mala berjalan ke arah gadis yang disandera tadi. Dia tampak lemah dengan wajah tetunduk. Wajahnya tertutupi Rambut.

"Kamu ngga papa?" Mala mencoba melepaskan ikatannya. Gadis itu menggeleng.

"Terimakasih" ucapnya lirih. Mala melupakan sesuatu "Rakha" dia melihat Ares dan Sinyo yang sedang berusaha menghentikan Rakha. 
"Stop Rakh dia sudah pingsan!" 

"Brengsek,,!" Rakha masih saja mencoba memukulinya. Orang itu sudah tak berdaya, bajunya penuh dengan darahnya sendiri.

"uhuk uhuk" orang itu kembali memuntahkan darah. 

"RAkha berhenti" Mala berlari, memeluknya dari belakang. "udah Kha" ucapnya sambil membelai lembut dada Rakha untuk menenangkannya. Seketika Rakha menghentikan aktivitasnya, tanpa menoleh.

MAla tahu suaminya sedang marah. Dia bahkan tak mau menatapnya.

"Maaf" ucap Mala lirih. tanpa mengeluarkan sepatah katapun, Rakha melepas pelukan Mala berbalik lalu membopong tubuhnya pergi dari tempat itu. Tanpa menatapnya sama sekali. Sebelum pergi Mala menatap ketiga temannya , memberi isyarat dengan matanya untuk membantu gadis tadi. Adara mengangguk paham. Sedalam itulah persahabatan mereka sampai mereka dapat saling memahami tanpa berbicara.

"Bereskan semua!" perintah Rakha sambil berjalan membawa Mala ke motornya. Mala merasakan kemarahan dalam diri Rakha. Dia hanya menunduk tak berani menatap wajah suaminya. Dalam perjalanan pun hanya keheningan yang dia rasakan. Bibirnya seakan kelu bahkan untuk meminta maaf. 

"sial ! siapa mereka, bisa dengan mudah melumpuhkan gerombolan di Udin, gue harus lapor bos" seseorang mengawasi dari kejauhan. Bergerak secara perlahan menyamarkan keberadaannya.

---

Adara menghampiri gadis itu, masih ada zero di sana. Hanya Mala dan Rakha yang sudah pulang terlebih dahulu. Mereka menunggu polisi datang untuk memberi keterangan. Kelima preman itu berada di depan gubug dengan posisi saling terikat.

"Kamu ngga papa?'" tanya Adara. Cantika da Vio membantu gadis itu untuk bangun. 

"aku ngga papa" ucapnya lirih, hampir tak terdengar.

Adara nmelepaskan jaketnya dan memberikan pada gadis itu, yang hanya memakai pakaian berlengan pendek.

"Rumah kamu mana?kita antar!" tidak menjawab, gadis itu malah menangis. Mereka bingung.

"sepertinya dia masih syok, apa kita bawa ke Villa?" saran Cantika

"Tapi kita belum ijin Rakha" sahut Vio.

My Bad Boy Rakha   (END) TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang