Keesokan paginya, sebelum fajar membentang, Izumi menyempatkan diri untuk memasak beberapa menu untuk adiknya. Beberapa menu yang sekiranya dapat tahan lama dan mudah diolah ulang.
Gadis itu memasak dan mengolah menu dengan cekatan. Namun, mengusahakan diri untuk tetap menjaga suara yang ditimbulkan agar tidak membangunkan adiknya. Sebisa mungkin, ia meminimalkan suara yang ditimbulkannya.
Dengan memakan waktu yang cukup lama, akhirnya beberapa masakan telah masak. Gadis itu segera memasukkannya ke dalam beberapa wadah yang berbeda seusai masakan tersebut memiliki suhu yang dingin. Lalu, memasukkannya ke dalam lemari pendingin. Hal ini ditujukan untuk mengawetkan masakan tersebut.
Setelahnya, masakan yang memang ditujukan untuk sarapan kali ini ia sajikan di meja makan. Gadis itu menyajikannya dengan nasi dan beberapa alat makan di sana.
Izumi membersihkan dirinya seusai memasak yang cukup menghabiskan tenaga dan mengharumkan bau yang tidak sedap di tubuhnya.
Selepas membersihkan diri, gadis itu merapikan beberapa alat yang ia siapkan pada malam hari untuk dibawanya. Lalu, segera mengetuk pintu kamar adiknya. Gadis itu berujar, "Sasuke-kun, mau makan bersama? Aku akan berangkat setelah fajar ini."
✧-'-✧
"Sasuke-kun, aku akan berangkat sekarang. Jangan sampai terlambat di akademi. Nanti senseimu marah atau lebih parahnya menghukummu."
Nasehat Izumi terlontar begitu saja kala Izumi selesai makan dan mulai mensejajarkan dirinya dengan tinggi tubuh adiknya.
Tangan Izumi terulur begitu saja. Gadis itu membelai rambut lebat Sasuke. Melanjutkan nasehat yang sempat ia jeda.
"Sewaktu aku tidak berada di rumah, tidak mengapa, kau tutup dan kunci saja jendelanya. Jendela kita adalah jendela kaca. Cukup kau buka tirainya, maka sinar matahari dapat masuk. Jangan lupa untuk tetap mengunci pintu rumah ketika kau ada ataupun keluar rumah, Sasuke-kun."
Izumi mengambil nafasnya dalam. Lalu menghembuskannya perlahan. Gadis itu melanjutkan kalimatnya.
"Beberapa masakan sudah ada di lemari pendingin, Sasuke-kun. Kalau kau ingin makan, kau bisa menghangatkan makanannya dan membuat nasinya. Prosedur pembuatan nasi aku tempel di dinding dapur. Kau bisa mengikuti prosesnya. Atau kalau kau ingin makanan yang lain, kau dapat membeli atau membuatnya sesuka hatimu, Sasuke-kun."
Izumi mengambil tangan kanan Sasuke. Membuka tangan tersebut. Menaruh dompet yang memuat beberapa lembar uang dan koin. "Kau bisa mengambil uangnya dari sini, Sasuke-kun. Kalau uangnya tidak cukup, kau bisa mengambil uangku di meja rias kamarku."
Sasuke yang menatap manik mata Izumi dan menyimak setiap kalimat yang keluar dari bibirnya memutus pandangannya. Anak lelaki itu menganggukkan kepalanya.
"Terima kasih, nee-san. Aku akan mengingat dan melakukannya." Ujarnya.
Izumi tersenyum simpul. Gadis itu menelengkan kepalanya ke sisi kiri dan menggambarkan senyum di matanya. Ia berujar, "sama-sama, Sasuke-kun. Jaga dirimu baik-baik selama aku tidak ada di desa. Ingat pesanku kapan lalu, jangan membiarkan orang sembarangan masuk ke dalam rumah."
Sasuke menganggukkan kepalanya. Anak lelaki itu menjawab, "baik, nee-san."
Izumi menegakkan tubuhnya. Gadis itu mulai berdiri. Namun dengan posisi tangan yang tetap membelai surai lembut adiknya.
"Aku pamit dahulu, Sasuke-kun. Hati-hati dan jaga dirimu."
Begitulah pamit yang dilakukan Izumi kepada Sasuke. Gadis itu segera melangkahkan kakinya ke tempat yang dijanjikan setelah mengunci pintu apartemennya. Menjauh dari tempat tinggalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[COMPLETED] The New Izumi
Fiksi Penggemar[Anime Fanfiction | Story Series] Cover cr: pinterest Tidak pernah terpikirkan bagi [Name] Canary untuk masuk ke dalam dunia 2d dan bertemu dengan sosok karakter yang [Name] sebut mendekati sempurna. [Name] yang hanya hobi menonton anime, membaca ma...