"Tuh kan. Apa kubilang juga."
Dino menoleh ke arah sumber suara dan tampak Seungkwan dan Hoshi sudah menunggunya. Seungkwan dengan tatapan khawatirnya dan Hoshi dengan helaan nafasnya. Bagaimana pun juga mereka tidak tega melihat maknae mereka terpuruk seperti itu.
"Dibilangin noona sukanya Jeonghan hyung. Susah Chan apalagi dia hyung kita," lanjut Seungkwan lagi.
"Iya. Harusnya aku dengerin kata kata hyung," lirih Dino sembari tersenyum paksa. "Biar ga sesakit ini."
"Aigo. Kamu ini," Seungkwan langsung memeluk Dino yang sedari tadi menahan genangan di matanya agar terlihat tegar. "Makannya ga usah sok kuat deh. Kalo sakit ya sakit. Bilang. Jangan dipendem. Punya 12 hyung buat apa. Normal kok kalo kamu ngerasa begitu. Hyung sayang kamu jadi tolong jangan nyakitin diri kamu sendiri."
"Chan-ah," panggil Hoshi sembari mendekat. "Gapapa kok. Hyung tau itu berat. Lepasin aja."
Perlahan senyuman Dino berangsur hilang dan diganti dengan butiran air mata yang menelusuri pipinya. Ia menenggelamkan mukanya pada pundak Seungkwan sembari kedua hyungnya menunggu dengan sabar. Hoshi menepuk kepala Dino pelan selagi ia menumpahkan semua emosinya dalam isakan.
"Maaf baju hyung jadi basah," ucap Dino seberes menangis lalu menghapus sisa air matanya.
"Iya nih. Belom juga olahraga udah basah aja gegara air mata kamu," Seungkwan menunjukkan bombastic side eye-nya. "Udah nangisnya? Mendingan kan?"
Dino mengganguk dan kembali tertawa seperti biasanya. Tawa yang mampu membuat sekitarnya ikut tertawa sekalipun hal itu tidak lucu. Hoshi tersenyum lega dan dengan raungan harimaunya kembali mengajak mereka berolahraga.
"Hyung satu ini memang sudah gila," Seungkwan memutar bola matanya malas dan menarik Dino pergi menjauh. "Ayo pergi Chan-ah. Jangan deket deket dia. Ketularan gila nanti."
"Maksud?? Hoiii mau kemana kalian kita tetep harus olahraga woi!" teriak Hoshi sekeras toa merah yang sering dipakai saat senam.
"Ini anak baru aja ngalamin patah hati dan hyung nyuruh dia olahraga. Gilakah?" balas Seungkwan tidak terima.
"Bilang aja kamunya yang ga mau olahraga," Hoshi memanyunkan bibir seolah mengolok ngolok Seungkwan.
"Ya jinjja kutendang pantatmu lama lama."
"Emang bisa? Seungkwan males olahraga. Seungkwan males olahraga. Ih si maless," Hoshi terus terusan mengejek Seungkwan dengan nada menyebalkan dan berakhir dikejar Seungkwan.
Dino tertawa senang melihat kelakuan hyung hyungnya. Tidak kuat menahan tawanya, ia bahkan terjungkal sambil bertepuk tangan.
"Ahh serius dehh. Ayo ih hyung kita ke gym. Aku juga mau melepas penat nih," ajak Dino menyudahi episode kejar mengejar Hoshi Seungkwan.
"Siapa kamu nyuruh nyuruh," keduanya secara bersamaan menyahut Dino sembari mencengkram kerah masing masing.
"Ahhh hyunggg ayooo," rengek Dino akhirnya dituruti. "Nah gitu dong ayo!"
"Baguslah senyum kamu udah balik," Seungkwan menaruh lengannya di pundak Dino.
"Iyaa. Gomawo hyung. Ternyata patah hati buat cinta pertamaku tidak terlalu buruk. Selagi aku bisa melihatnya bahagia bersama orang yang kupercaya, aku tidak masalah. Aku bahagia ketika dia bahagia."
"Dih klise," balas Seungkwan memasang muka julid namun sedikit terharu juga.
"Aww maknae kita akhirnya dewasa juga," tambah Hoshi mengacak rambut Dino kasar.
"Jeonghanie hyung, (y/n) noona, bahagia terus ya. Aku bakal berdoa yang terbaik untuk kalian," ucap Dino tersenyum sembari melontarkan doanya pada bintang jatuh yang baru saja lewat diatas mereka.
***
"Jeonghan-ah. Kau bikin aku khawatir banget tau gak?" S.Coups menarik kursi dari meja dekatnya dan duduk sebelah Jeonghan. "Kamu kenapa? Ada pikiran? Mau ngobrol ga siapa tau aku bisa bantu? Soalnya selama latihan belakangan ini kamu kena marah terus dan aku juga liat kamu ga fokus."
Jeonghan memutar sedotan kopinya pelan tanpa ada niatan menjawab S.Coups. Tatapannya kosong. Hanya terpaan angin dari ac kamar yang menggerakkan helaian rambut Jeonghan. S.Coups menghela nafas berat sembari memijat keningnya.
"Tolong jawab aku Han. Kamu ngediemin semua orang gimana aku bisa bantu kalau kamunya sendiri ga mau dibantu."
"Ini udah mau deket comeback dan konser udah didepan mata Han. Aku mohon kerja samanya," jelas S.Coups menepuk punggung Jeonghan pelan.
"Iya ya. Maaf buat kekacauan yang aku buat. Aku udah gila kayanya," Jeonghan tertawa pelan. "Aku terlalu memikirkan (y/n) sampai menelantarkan apa yang harusnya aku prioritaskan. Maaf aku akan lebih baik lagi. Makasi tergurannya ya Coupse."
"Nah gitu dong. Kan jelas masalahnya dimana daripada kamu diem dieman," puji S.Coups bangga.
"(Y/n)-ah ya? Wah kudengar dia malah dipuji Woozi karena lagu Imperfect Love nya sudah jadi dan hasilnya sangat mengesankan," lanjut S.Coups kembali mengingat percakapannya tempo hari dengan Woozi. "Dia baik baik saja Han."
"Apa? Lagunya sudah selesai?" Jeonghan sedikit membulatkan matanya kaget. "Bukannya dia mau menyelesaikannya sesaat sebelum comeback?"
"Ga tau ya. Tapi beneran udah beres loh. Uji udah approve. Bumzu juga. Kenapa gitu Han?"
Jeonghan terdiam sejenak sebelum ia kembali bertanya pada S.Coups.
"Coupse, menurutmu ada harapan ga antara aku dan (y/n)-ah?"
Sekarang giliran S.Coups yang terdiam. Ia melirik ke arah ambang pintu yang ternyata sudah ditunggu PD-nim untuk melakukan acara lain. S.Coups berdiri dari tempatnya sembari menepuk pundak Jeonghan.
"Yakin dulu aja Han. Ga ada salahnya kasih tau dia perasaan kamu. Tapi inget, dia berasal dari dunia yang berbeda dari kita dan kamu ga bisa nyangkal hal itu. Kamu sanggup ngelindungin dia dan diri kamu sendiri?"
Jeonghan menunduk. Jawaban untuk pertanyaan itu masih diantara iya dan tidak. Ia sendiri masih bingung apakah ini jalan yang tepat untuknya.
Melihatnya bimbang, S.Coups memberikan kepalan tangannya. Jeonghan memiringkan kepalanya bingung.
"Kenapa?" tanya Jeonghan.
"Kalau memang kamu suka, kejar. Jangan gantungin perasaan kamu maupun (y/n). Kalau kamu ragu, lepas. Jangan sakitin hati dia dengan ngasih harapan palsu. Apa pun yang kamu pilih, kita bakal selalu ngedukung penuh. Hwaiting Han. Datanglah padaku kalau kamu butuh tempat cerita."
Jeonghan memekarkan senyuman manis dan membalas kepalan tangan S.Coups pelan.
"Makasi Coupse."
Sesudah S.Coups pergi, Jeonghan mengambil ponselnya dan mulai mengetik. Ia sudah membulatkan tekadnya.
"Kali ini aku akan buat lebih jelas kalau aku menyukainya," ucap Jeonghan tersenyum jahil. "Aku ga akan dan ga mau kalah dalem permainan ini."
"HATCHII," bersinku keras membuat staff lain menoleh dan menertawakanku.
"Maaf..," ucapku menahan malu.
KENAPA KERAS BANGET SI?! JADI DILIATIN
Ting!
"Jangan bilang tagihan kartu kreditku sudah jatuh tempo," Aku membuka ponselku dengan hati hati dan betapa terkejutnya aku mendapati notif dari Jeonghan.
Masalahnya, ia sudah mendiamkanku selama beberapa hari ini dan aku paham kenapa ia begitu. Hanya saja, aku tidak menyangka ia akan menagih janjiku kemarin.
'Sabtu jadi kan?'
KAMU SEDANG MEMBACA
Unspoken Love || Yoon Jeonghan
Fanfiction"Sampai detik ini pun, aku tidak pernah menyesal telah menyayangimu sampai akhir." ~ Yoon Jeonghan "Maaf, ternyata hatiku seegois ini memintamu hadir dalam setiap doaku." ~ (y/n) Setiap pertemuan pasti ada perpisahan. Begitulah cara takdir menuli...