Fokusnya hanya tertuju pada boneka dino milik Saga yang letaknya entah ada dimana, meskipun siempunya kamar tidak ada, tapi tetap saja Lily merasa canggung measuki kamar seorang pria apalagi Jaegar adalah orang asing baginya.
Lily sampai menunduk mencari-cari keberadaan boneka berwarna hijau itu, mencari kecelah sofa hingga belakang laptop Jaegar. Ia mendesah sebal, tangannya berada di pinggang sambil terus merotasi keruangan bernuansa hitam ini.
"Dimana sih!?"
"Cari apa?"
Matanya sempurna membola, suara berat itu jelas milik Jaegar. Lantas saat ia mendengar suara langkah sepatu pria itu, Lily membalik tubuhnya dengan gugup, padanya Jaegar kini tengah menatapnya dengan tatapan datar, matanya sayu dengan lingkar hitam dibawahnya. Pria itu lelah.
"Bonekanya Saga, pak."
Entah bagaimana gadis berusia 19an bisa semenarik ini dimata Jaegar. Lily hanya bocah ingusan yang baru mengenal kehidupan, seingat Jaegar ia hanya tertarik pada wanita yang lebih dewasa darinya lalu ini? Lily? Pengasuh anaknya yang hanya iseng kerja ini membuatnya tertarik?
Astaga, Jaegar adalah pria dewasa, bohong jika kontolnya tidak berdiri saat melihat penampilan Lily saat ini. Baju tidur berbahan satin dengan tali spaghetti dan celananya yang super pendek berwarna merah muda. Lily benar-benar membangunkan kontol dibalik celananya yang sudah lama tidak dibelai.
"Saya capek," katanya sambil menaruh kepalanya dipundak Lily. Gadis itu membola, terkejut dengan kelakukan Jaegar yang setiba-tiba ini.
"Pak.."
"Bentar aja, Ly."
Lily tidak bergeming samasekali, ia mematung membiarkan Jaegar bersandar dipundaknya, meskipun terasa cukup berat ia tetap diam.
Fokusnya terbagi, saat ia membuka mata, pandangannya malah tertuju pada payudara sekal milik Lily yang belahannya terlihat dari posisi seperti ini. Lantas Jaegar memejam, mencoba meredam hasratnya sampai rahangnya mengeras, "Saga udah tidur?"
"Belum, dia nggak bisa tidur kalau boneka dinonya nggak ketemu, pak."
Kembali diluar dugaannya, Jaegar menarik pinggulnya sampai kini kepalanya yang menjadi sandaran bagi kepala pria itu. Dengan kata lain, Jaegar kini tengah memeluknya dengan sangat erat tanpa mengatakan apapun.
Jaegar memejamkan matanya, menghirup banyak-banyak wangi yang keluar dari tubuh Lily.
"Pak?"
"Ly, saya lagi pengen," ucapnya membuat Lily kembali membola, tubuhnya malah mematung kala bibir Jaegar mengecup tengkuknya singkat, menjalar keleher hingga pria itu mengecupi kening dan bibirnya beberapa kali.
Bahaya. Satu kata yang Lily pikirkan, namun anehnya gadis itu samasekali tidak memberontak, seolah menginginkan hal lain Lily hanya diam, terbuai dengan sentuhan yang Jaegar berikan.
Cengkraman kuat penuh hasrat Jaegar berikan pada lengan sang gadis, matanya sayu tertutup nafsu, nafasnya memberat sangat hangat. Pria itu sudah berada dipuncak nafsunya. Apa karena sudah lama tidak dibelai Jaegar jadi seperti ini? Tapi bukankah mudah bagi pria itu untuk menyewa jalang.
"Eunghhh.." gadis itu melenguh, kepalanya mendongak kala Jaegar mencumbui lehernya dengan intens, suara berisik hasil kecupan pria itu benar-benar menggema keseluruh penjuru kamar, seolah meminta Lily untuk ikutan menikmatinya, larut dalam setiap sentuhan yang Jaegar berikan.
"Ahhhhh pakhhh.."
Kelanjutannya ada di trakteer yaaa guys
KAMU SEDANG MEMBACA
Darkness Think Fangirl - NC-21++ (NCT ot-23)
FanficORIGINAL FICTION! cerita ini hanya fiksi belaka. Saya harap pembaca bisa lebih bijak dalam menanggapi cerita ini. Sekiranya ada yang merasa terganggu mohon untuk tidak membuka work ini. ⚠️Member NCT hanya visualisasi ⚠️Mature ⚠️21++ ⚠️No children