Chp 11 : Menyatakan Cinta

25 17 0
                                    

𝙃𝙞𝙞! 𝙆𝙚𝙩𝙚𝙢𝙪 𝙡𝙖𝙜𝙞 𝙙𝙞 𝙙𝙖𝙮 11 !!
𝙅𝙖𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙡𝙪𝙥𝙖 𝙩𝙞𝙣𝙜𝙜𝙖𝙡 𝙠𝙖𝙣 𝙟𝙚𝙟𝙖𝙠 𝙢𝙪 𝙠𝙖𝙬𝙖𝙣𝙯𝙯, 𝙗𝙚𝙧𝙝𝙖𝙧𝙜𝙖 𝙗𝙖𝙣𝙜𝙚𝙩 𝙗𝙖𝙣𝙜𝙚𝙩 𝙗𝙪𝙖𝙩 𝙖𝙠𝙪𝙪!

𝙃𝙖𝙥𝙥𝙮 𝙧𝙚𝙖𝙙𝙞𝙣𝙜 𝙖𝙣𝙙 𝙚𝙣𝙟𝙤𝙮𝙮!
𝙎𝙞𝙖𝙥-𝙨𝙞𝙖𝙥 𝙗𝙖𝙘𝙖... 😱😱😱
𝘽𝙖𝙘𝙖 𝙨𝙖𝙢𝙥𝙚 𝙗𝙖𝙬𝙖𝙝 𝙗𝙪𝙖𝙩 𝙩𝙖𝙪𝙪!



Siang berganti sore, langit biru berganti menjadi senja. Namun cinta Arlan tetap pada Aisya, tidak berganti atau pun berubah.

Arlan menekadkan diri untuk menyatakan cinta nya pada Aisya nanti malam. Entah ini pilihan terbaik atau buruk. Arlan hanya ingin Aisya tahu perasaan nya yang sebenar nya.

Ia tak mempedulikan Mama nya yang tak menyukai Aisya. Ia tak mempedulikan Queen, si gadis pick me. Ia juga tak mempedulikan jika Aisya tak menyukai nya balik.

Kemarin malam, Arlan bercerita pada Pandu dan Zayn saat mereka nongkrong bertiga di balkon kamar Arlan. Pandu dan Zayn setuju dengan keputusan Arlan yang akan menyatakan cinta nya.

Pandu dan Zayn mendukung, Ziwano juga. Arlan mengabari Papa nya itu, dan Ziwano mendukung.

Ziwano sangat berbeda dengan Lora. Lora selalu memaksakan kehendak nya tanpa memikirkan perasaan anak nya. Ziwano selalu mendukung apa yang anak-anak nya ingin kan. Tetapi, tidak semua Ziwano dukung. Ia hanya mendukung hal yang baik saja.

Untuk masalah menyatakan cinta, Ziwano tidak masalah. Arlan sudah beranjak remaja, atau disebut ABG. Sudah biasa jika anak lelaki seumuran nya jatuh cinta. Dulu, Ziwano juga begitu.

Sepulang sekolah, Arlan bersiap-siap. Ia menyiapkan buket bunga dan buket makanan. Ia menggunakan kaos putih polos dengan kemeja hitam polos. Dipadu celana jeans berwarna hitam.

Rambut di sisir rapih membelah dua. Dengan wajah yang tampan, garis wajah tegas, hidung mancung, mata tak terlalu sipit, alis tak terlalu tebal, dan bibir yang tidak terlalu tipis.

Arlan terlihat sangat tampan, lebih dadi tampan. Andai saja Aisya bisa melihat sosok Arlan. Mungkin Aisya benar-benar sudah jatuh cinta dengan Arlan.

Ia masih ragu-ragu. Apakah harus menyatakan nya sekarang? Arlan hanya takut jika Aisya tahu ia mencintai nya, Aisya akan menjauh. Itu yang Arlan takut kan.

Arlan keluar kamar, ia menuju kamar Pandu, sang Abang. "Bang," panggil nya sambil mengetuk pintu kamar Pandu.

Pandu yang baru saja pulang kuliah membukakan pintu kamar nya.

"Ada apa?" tanya Pandu to the point.

Pandu teringat ucapan Arlan semalam. "𝘉𝘢𝘯𝘨, 𝘡𝘢𝘺, 𝘣𝘦𝘴𝘰𝘬 𝘨𝘶𝘦 𝘮𝘢𝘶 𝘯𝘺𝘢𝘵𝘢𝘪𝘯 𝘤𝘪𝘯𝘵𝘢 𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘈𝘪𝘴𝘺𝘢. 𝘛𝘢𝘱𝘪, 𝘨𝘶𝘦 𝘳𝘢𝘨𝘶, 𝘨𝘶𝘦 𝘵𝘢𝘬𝘶𝘵." 𝘶𝘤𝘢𝘱 𝘈𝘴𝘭𝘢𝘯 𝘴𝘢𝘢𝘵 𝘬𝘦𝘮𝘢𝘳𝘪𝘯.

"Ngga jadi nanya, Abang tahu. Mau nyatain cinta ke Aisya, kan? Ngga usah ragu, ngga usah takut," ucap Pandu.

Arlan menggeleng, "Bukan itu, Bang," balas Arlan.

Pandu berkerut kening, "Terus apa?" tanya Pandu.

Arlan menjawab dengan nada suara kecil. "Gue takut kalau gue nyatain cinta sekarang, Aisya akan risih sama gue. Terus gue ngga bisa deket lagi sama dia."

Mata Untukmu, Aisya! [ Sudah Terbit√ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang