#9

1.2K 113 15
                                    

besoknya. hari ini bachira tidak ada kelas begitu juga dengan rin. seperti kebanyakan orang, bachira baru bangun pukul 09.00 pagi. yu sudah berusaha membangunkan anaknya itu dari subuh tadi, namun tak ada tanda-tanda bachira akan bangun. akhirnya ia menyerah, daripada ia terkena darah tinggi.

bachira melangkah keluar dari kamarnya, ia masih  dalam keadaan setengah sadar. berniat ke dapur untuk mengambil minum.

"tuan muda baru bangun? mau makan dulu atau berkuda dulu tuan?" celetuk yu

"hamba mau berenang terlebih dahulu baginda ratu" balas bachira

"berenang di selokan?"

"mama jangan ngomel dulu"

"loh? siapa yang ngomel? hamba kan hanya bertanya kepada tuan muda"

"tcukup! tuan muda mau menghampiri pacar"

"minimal mandi dek"

"nanti aja hehe"

"mandi atau ga boleh keluar?"

"ish! yaudah" bachira pergi ke kamarnya dengan langkah yang dihentakkan.

"bukan anak gue" yu kembali menonton tv.

bachira menyemprotkan parfum pada bajunya sambil berkaca dan bersenandung kecil.

"buset ganteng banget kamu megu"

ia memakai kaos berwarna kuning dengan gambar lebah kecil dan celana jeans pendek.

selesai dengan kegiatan 'mengangumi diri sendiri' ia keluar kamarnya, mengambil 'sesuatu' untuk dipamerkan pada rin.

"tuan muda berangkat~~" bachira menutup pintu, yu hanya menggelengkan kepalanya. ia sudah biasa dengan kelakuan anaknya yang luar biasa.

"RIN-CHAN!! RIN-CHAN!! BUKA PINTUNYA!! BUKA!!" bachira menggedor pintu milik keluarga itoshi.

tak lama pintu terbuka, menampakkan sae dengan wajah malasnya. "itu ada bel ga keliatan?"

"hehe, rin ada bang?" bachira menggeser tubuh sae, dia nyelonong masuk ke rumah.

"siapa yang bolehin masuk?"

"jahat banget" bachira menatap sae dengan mata yang berkaca-kaca

sae menghela nafasnya, jujur saja ia sangat lelah, ditambah bachira yang kelebihan energi membuatnya tambah pusing "rin di kamarnya, jangan berisik"

"okkay! RIN-CHAN MEGU DATANG!!" baru juga dibilangin. sae menutup pintunya, ia berniat tidur lagi.

"RINRIN!!" bachira masuk kamar rin tanpa permisi, disana ia melihat rin yang baru keluar dari kamar mandi hanya menggunakan handuk untuk menutupi area privasi nya.

bachira terdiam menatap perut rin, ia baru pertama kali melihat perut pacarnya itu. ternyata sangat menggoda dengan sixpack nya, ia menutup hidung dengan wajah yang mulai memerah.

"udah puas liatnya?" tanya rin menyadarkan bachira.

"e-eh.. emm.. anu.. itu- AKU TUNGGU DILUAR!" dengan cepat bachira keluar dari kamar rin. sementara rin hanya terkekeh geli.

bachira bersandar pada pintu kamar rin, memegang dadanya yang kini berdetak kencang. ia menggelengkan kepalanya sambil menutupi wajahnya dengan kedua tangan.

kemudian ia memegang perut miliknya yang rata, "aku juga mau punya yang kaya gitu.."

tak berselang lama pintu kamar rin terbuka. bachira hampir saja terjatuh jika rin tak menahannya. "bilang dong kalo mau buka"

"sorry.. masuk sini"

tanpa banyak bicara bachira masuk ke kamar rin dan duduk di kasurnya, kemudian rin menyusul. "aku juga mau punya perut kotak-kotak gituuu, tutor dong"

"aku lebih suka perut kamu yang ini, enak dipeluk" jawab rin membawa bachira kepangkuannya, lalu memeluknya.

"bilang aja takut kesaingin kan?" bachira memukul pundak rin pelan, dibalas kekehan dari empunya.

"waktu itu aku ajak ke gym gamau"

"yakan dulu~~"

"kamu bawa apa?" rin mengalihkan pembicaraan, bisa gawat kalau bachira terus merengek.

"oh iya! aku lupa! sebentar" bachira turun dari pangkuan rin mengambil kardus kecil yang tadi ia bawa dan membukanya.

"aku kesini kan mau pamerin ini" bachira memperlihatkan isi kardus itu pada rin.

"kaktus?" rin mengerutkan keningnya, kardus itu berisi kaktus kecil dengan bunga berwarna pink kecil diatasnya

"bukan kaktus! ini cireng, anak kita"

"hah?" jujur saja rin tidak mengerti

"ish! ini cireng anak kamu!"

"oke?"

"kok gitu responnya? males banget" bachira memanyunkan bibirnya.

"wah, cireng cantik banget ya kaya mamanya" rin tiba-tiba.

"siapa mamanya?" balas bachira dengan nada yang masih kesal.

"ya kamu, katanya tadi ini anak kita berarti kamu mamanya dong"

"aku papa!"

"aku papa, kamu mama. kak megu kan cantik, cocok jadi mama"

wajah bachira memerah, "y-yaudah"

rin tersenyum, "cireng diem dulu disini ya" rin mengambil kaktus dari tangan bachira lalu menyimpannya dimeja belajar miliknya. "mama sama papa mau mesra-mesraan dulu" lanjutnya

kembali pada bachira, rin menarik bachira agar naik ke kasur lalu memeluknya dari belakang. "kamu masih sakit?" tanya bachira sambil memainkan jari tangan rin yang melingkar diperutnya.

"huum"

bachira menyentuh kening rin, "tapi udah ga panas tuh"

"masih sakit~~ katanya bakal sembuh kalau dicium kak megu"

bachira membalikan badannya, mencium rin dikening. "udah?"

rin tersenyum senang, "katanya bakal sembuh kalo diciumnya di bibir"

"kata siapa?"

"dokter"

"dokter itoshi rin?"

"itoshi meguru"

wajah bachira memerah, "??? namaku bachira meguru?" protesnya

"nanti juga jadi itoshi, pas udah menikah sama aku"

"emang aku mau nikah sama kamu?" goda bachira

"emangnya enggak?"

"enggak tuh?"

"aku mau"

"aku gamau"

"harus mau"

"gamau wleee" bachira menjulurkan lidahnya, ia sangat senang menggoda pacarnya itu.

"hah? apa?" rin mulai menggelitiki pinggang bachira.

"geli!! haha!! rin!! udah geli!! ahahaha"

"apa? ga denger?"

"i-iya iya!!" rin berhenti menggelitiki nya.  bachira mengelap air matanya.

"iya apa?"

"iya itu!"

"hm?" rin bersiap menggelitiki bachira lagi.

bachira menahan tangan rin yang ada di pinggangnya, "iya, megu mau nikah sama rinrin" jawab bachira dengan senyumannya.

wajah rin memerah, ia memeluk bachira erat. "tunggu aku lulus ya kak"

"hm.." bachira balas memeluk tak kalah erat.

"rin sayang kak megu"

"megu juga sayang rin"

[Rinbachi] Sweet.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang