Secret
—08. Runyam Nya Emosi—------
Kamu itu manusia normal, selama tidak berotak binatang.
------
Pagi hari, dan Deyno sudah dibuat kewalahan menghadapi ketiga adiknya. Karena Jayu yang belum membaik, Jeon yang malah ikut jatuh sakit, dan Reyto yang ikut kebingungan.
Setelah selesai mengganti kompres untuk Jeon, Deyno tidak langsung beranjak dan memilih untuk duduk disisi kasur Jeon. Melihat kondisi Jeon saat ini membuat Deyno sedih, pemuda periang itu menjadi lesu dan terus menggigil.
"Bang?"
Deyno melirik, menemukan Reyto yang sudah membawa mangkok berisi bubur ayam yang ia beli untuk sarapan Jeon.
"Jayu mau makan?"
Reyto menggeleng, mengambil langkah maju dan meletakan mangkoknya di atas meja.
"Jayu nolak, mungkin kalo Abang yang bujuk dia mau."
Dengan begitu Deyno menyempatkan diri untuk mengusap kening panas Jeon sebelum akhirnya beranjak menuju kamar Jayu. Sementara Jeon di temani Reyto, Deyno harus segera menemui si bungsu karena tau Jayu hanya mau dengannya saja.
Jayu duduk bersandar sembari memperhatikan matahari terbit dari jendela nya, namun tetap menyadari kedatangan Deyno.
Memang mereka terbangun pukul empat dini hari karena Reyto yang menyadari duluan jika Jeon sakit, hingga akhirnya Jayu yang memang tidak tidur semalaman pun ikut kebingungan ingin mengecek keadaan Jeon namun dilarang oleh Deyno.
"Abang, gue nggak mau bubur ayam."
Deyno yang mendengar itupun tersenyum, semakin mendekat guna duduk disamping Jayu. "Oke, apa yang lo mau hm?"
Jayu menoleh, menatap Deyno dengan lekat. Dan hal itu membuat Deyno tercekat sekaligus ngeri melihat tatapan intens Jayu yang terasa berbeda dari sebelumnya.
Deyno meneguk ludahnya dengan susah payah, mendorong pundak Jayu yang terasa mendekat padanya.
"Bikinin gue sup bakso."
Deyno mengerjab, ia mengangguk kaku sebelum akhirnya berjalan cepat keluar dari kamar Jayu. Meninggalkan si bungsu yang kini menyunggingkan senyum tipis.
Deyno bersandar pada dinding dapur dengan memegangi dadanya sendiri, manik matanya bergerak acak seperti orang linglung. Dengan berat ia menghela nafas, menghalau segala pemikiran buruknya.
"Tapi dia makin menjadi, gue bakal bikin perhitungan sama dia!"
Deyno mengerutkan kening kala suara berat Reyto terdengar dari balik tembok, nampaknya Reyto tengah berbicara lewat sambungan telfon.
"Lo yakin nggak ada yang tau soal ini? Tapi kenapa Jayu sama Jeon keseret??"
Hah??
Deyno semakin bingung, ia memberanikan diri untuk mengintip dan menemukan Reyto yang menggenggam erat ponsel disamping telinganya. Pemuda tinggi itu membelakangi nya, membuat Deyno tidak bisa melihat ekspresi marah Reyto.
"Ya udah kita urus nanti, gue bakal—"
Ucapan Reyto terpotong kala membalikan tubuhnya dan menemukan keberadaan Deyno yang nampaknya sudah disana sedari tadi.
Sedangkan Deyno yang ketahuan itupun langsung gelagapan. "E-eh lanjut aja, gue nggak nguping kok!"
Reyto mematikan ponselnya begitu saja, ia menghampiri Deyno yang nampak gugup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret
Fanfic"Akan ada akhir untuk kita semua." ------ Deyno hanya memiliki trauma dengan tragedi di masa lalunya, ia hanya sering ketakutan. Itu saja. Hidup dengan tiga orang baru sekaligus menjadi sulung dirumah membuatnya harus bisa bersikap dewasa di setiap...