Semenjak ingatan mengenai masa lalunya muncul, Lily jadi banyak berfikir. Beberapa hal dalam hidupnya banyak yang berubah. Mungkin salah satu faktornya perubahan sikap Lily yang sangat berbeda di bandingkan masa lalu.
Tapi Lily sadar, ada beberapa hal yang tidak bisa Lily ubah. Misalnya saja kejadian kecelakaan beberapa bulan lalu, meskipun Lily sudah menahan Faldo yang menjadi penyebab kecelakaan itu tetapi kejadian itu tetap terjadi meskipun kali ini Selin tidak sampai meninggal, malah Lily yang masuk rumah sakit. Bahkan Faldo menghilang, tidak bersekolah di SMA Alexandria lagi. Ini persis seperti dulu, Asher yang membuat cowok itu sampai pindah sekolah. Tapi kali ini, Lily tidak tahu siapa yang membuat Faldo menghilang. Mungkinkah Asher juga?
Hal ini lah yang membuat Lily menjadi resah, bagaimana jika kebangkrutan kedua orang tuanya tetap terjadi? Bagaimana jika beberapa tahun kedepan Lily tetap dibunuh oleh orang yang sampai saat ini Lily tidak tahu siapa. Tidak ada clue.
Pikiran Lily jadi tercampur aduk. Entah harus mulai dari mana Lily memperbaiki semuanya. Meskipun ia sudah mengambil langkah dengan mengumpulkan uang dari hasil endorsment, tapi hal itu tidak semerta-merta menjadi solusi permasalahan keluarganya nanti ketika sudah bangkrut.
Arrghhhhh Lily paling malas berpikir.
"Aaa... Ayo dong ntan, ikut yaa. Please..." Rengek Selin sambil menggoyang-goyangkan lengan kanan Intan, "Bantuin gue dong Ly."
Lily yang dari tadi melamun, tersentak mendengar seruan Selin, "Hah? Apaan?"
"Bantuin gue bujuk Intan biar ikut sama kita!"
Ah. Lily menangguk paham, ia pun langsung meraih lengan kiri Intan dan ikut menggoyang-goyangkan nya seperti yang dilakukan oleh Selin, "Ayok dong ntan."
Intan menghela napas, kenapa mereka berdua kompak sekali membuat Intan jadi galau.
Saat ini mereka sudah masuk masa libur semester kenaikan kelas. Selin mengide untuk berlibur bersama, rencananya Selin ingin mengajak mereka camping. Lily dengan senang hati menyetujui bahkan menawarkan villa milik keluarganya yang berada di tengah hutan, namun Intan masih bimbang hingga berakhirlah dua bestie membujuk Intan untuk ikut.
"Gue harus bantuin ibu jagain anak-anak panti." Jawab Intan dan memberikan tatapan memohon agar kedua temannya ini paham.
Selin mengerucutkan bibirnya, ia paham betul bagaimana posisi Intan di panti asuhan itu. Tapi masa untuk berlibur beberapa hari Intan tidak bisa?
"Di panti kan ada Adel sama Yuyun juga. Gantian lah, masa liburan sebentar gak bisa ntan?"
"Gimana kalau gue kirim orang buat gantiin lo di panti, ntan?" Ucapan Lily menimbulkan senyuman lebar di wajah Selin, tidak dengan Intan.
"Gak Ly. Itu tanggung jawab gue. Maafin ya guys." Ucap Intan sambil tersenyum tidak enak.
Selin dan Lily saling bertatapan lalu menghela napas, lalu mereka pun mengangguk paham.
"Yaudah deh, kalau gak bisa gak papa kok. Gue berdua aja sama Lily. Ya kan Ly?"
Lily hanya mengangguk. Intan yang merasa tidak enak dengan kedua sahabatnya hanya bisa tersenyum.
****
Lily sudah siap dengan barang-barang yang akan dibawanya camping, di bantu oleh asisten rumah tangganya Bi Ratna. Ia pun mengamati penampilannya di depan cermin, senyuman yang terpasang di wajah cantik gadis itu tak pernah luntur sejak kemarin. Lily sangat senang, karena pertama kali berlibur bersama seorang teman yang berharga.
"Seneng banget keliatannya, non." Ucap Bi Ratna yang juga tersenyum melihat anak majikannya itu terlihat bahagia.
"Iya Bi, aku mau liburan bareng temen aku." Jawab Lily antusias.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEMORIA (END)
FantasyIni semua adalah tentang memoria (ingatan) dari kehidupan sebelumnya. Tapi bukan cerita pengulangan waktu, biasa. Tak pernah terpikirkan oleh Lily bahwa dirinya akan diberi kesempatan kedua untuk kembali hidup. Seumur hidupnya, hanya ia habiskan un...