chapter 20

9 2 0
                                    

"Jadi? Aku harus masuk kembali?".- tanyaku.

"Tentu".- jawab brian.

Ayahnya brian pun datang, dia datang dengan segerombolan mobil mewah berbaris, kurang lebih ada 15- 20 mobil hitam kecuali mobil ayahnya brian.

Dan segerombolan pria tinggi besar yang keluar dari mobil, dan berdiri di mobil mereka masing- masing.

Sekolah heboh dengan kedatangan ayah brian.

Hanya aku dan brian yang berada di lapangan kala itu, supir ayah brian membukakan pintu untuk ayahnya.

Ayah brian pun keluar dengan setelan jas hitam, jam tangan mewah dan rambut yang rapi.

Semua anak buah ayahnya menunduk, dan memberi salam.

Ayah brian menghampiri kami.

"Hey nak".- ucap ayahnya

"Hey pah, oh iya pah ini temanku julian, anak yang imut dan sedikit bengis hehe".- ucap brian.

"Oh iya, ini yang mau di d.o kan?".- ucap ayahnya brian

"B-benar pak".- ucapku menunduk.

"Ayo kita beli sekolah ini, terima kasih kau telah membantu brian menyelesaikan pertarungan".- ucap ayahnya brian.

"Pintu REVANDRA akan selalu terbuka untukmu nak".- ucap ayahnya.

Ayahnya brian pun langsung naik ke ruangan pak kepala sekolah.

Andro dan daniel pun datang menghampiri kami.

"Kau di undang langsung sama ayahnya brian?".- tanya daniel.

"Yahhh, itu sama seperti andro beberapa tahun lalu".- ucap brian.

"Gilee.... Aku juga mau seperti itu".- ucap daniel.

Ayah brian pun selesai dengan urusannya dan menghampiri kami.

"Ayah, tak membeli sekolahnya, karna cara belinya ribet, tapi julian tidak jadi di drop out, karena ayah membayar sehingga dia bisa sekolah disini lagi" .- ucap ayahnya brian.

Setelah ayah brian mengatakan itu, ia pun pergi beserta rombongannya.

Geovanny memperhatikan kami dari kelasnya.

Aku dengan berani menghampirinya.

"Hey".- ucapku

"Hay, kamu gajadi di d.o?".-ucap geovanny

"Iyaa, aku tetep sekolah disini, kamu belajar?".- tanyaku

"Ngga, aku di hukum sama osis, karena pakai sepatu putih dan tidak mengikat rambut".- ucap geovanny.

Aku pun masuk ke kelas geovanny, dan memasukkannya ke kelas.

"Oi, kami ada razia disini dan dia melanggar".- ucap osis itu.

"Iya, suruh dia keluar setelah kau mau menertibkan kami".- ucapku.

Brian, andro dan daniel pun hanya melihatku di depan kelas.

Aku pun segera akan pergi dari sana.

"Kalian anak-anak berandal ga pantas di sekolah kami".- ucap osis itu.

Aku berbalik menyenderkan anak itu ke tembok.

"Apa kau pikir, kau pantas? Untuk menghukum, lihat laki-laki di ruangan ini, itu adalah sebagian kecil dari anggotaku, apa kau mau osismu kubakar, layaknya sosis?hah?".- ucapku

Keadaan dalam ruangan mencekam, satu per satu dari mereka meninggalkan anak itu.

" n-ngga, a-aku akan lapor kepala sekolah".- ucapnya.

"Oi, kau mau apa ke kepala sekolah? Hah?".- teriak brian dari pintu.

"Lapor saja jika kau bosan hidup".- ucap brian .

"Julian!".- teriak geovanny.

"Sudah cukup bukan?".- ucapnya lagi

Aku melepaskan anak itu untuk pergi.

Geovanny pun menyuruhku keluar.

"Siap ibu negara".- ucapku tersenyum

"Cih, dia akan rusak karena cinta".- ucap daniel.

Kami berempat pun pergi dari sana untuk berkumpul di atap.

Ada beberapa organisasi di sekolah kami yang beberapa kali mencoba menertibkan kami, namun tidak ada yang berhasil.

Di atap kita memikirkan nama baru dari "anak atap" itu.

Kurang keren menurutku, dan kami mencetuskan beberapa nama.

TO BE CONTINUE

cerita ianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang