03- Nomer asing

1.6K 102 2
                                    

Viara pov:

Aku itu orangnya pecinta novel, suka membaca dan menulis, biasanya di jam kosong, aku membaca novel yang aku bawa dari rumah.

Tapi itu kadang-kadang, aku biasanya menghabiskan bacaan novel ku di rumah, mungkin karena sepi dan tidak ada orang.

Namun, hari ini karena para guru sedang mengadakan rapat jadi kelas pagi di kosongkan. Aku mengambil buku novel yang tak sengaja ikut termasuk di dalam tas, lalu membacanya.

Suara ramai-ramai dengan dipenuhi candaan teman kelas ku membuat aku mendengus.

“Bisa kecilin dikit suara kalian nggak?”

“Elah, makanya membaca tuh di perpus, Vi, disini mah kelas udah pasti ribut.” kata diva.

“Vi, mau ke perpus? Sini gue temenin,” tawar Dasha. Aku menggeleng,

“Gue disini aja, lagian jamkosnya bentar doang kan, entar gue ditinggal kantin,”

Mendengar ucapan ku, mereka semua tertawa, aku menyerngit heran, apa ada yang lucu?

“Udah guys udah, biarin aja Via disini, gak usah di perpus, banyak orang,” ucap Zila.

“Banyak orang emang banyak, tapi kan sepi,” ucap Aldo.

“Diem Lo!” Zila melotot galak pada Aldo, lalu kembali menoleh pada ku.

“Gapapa Vi, lo disini aja,”

“Gue kan emang gada niatan ke perpus.” ucapku pelan yang hanya bisa di dengar sama Dasha, kebetulan disitu dia di sampingku.

Aku kembali melanjutkan bacaan ku yang sempat tertunda tadi, mencoba tak mendengar teriak teriaksn mereka dan kelakuan absurd mereka.

Suara notif handphone ku berbunyi menandakan ada chat yang masuk, aku menghentikan bacaan ku lagi lalu mengeluarkan handphone ku dari dalam tas, melihat siapa pengirim pesannya.

Aku tersentak kaget melihat ada nomor asing menge-chat lewat aplikasi Messenger.













Aku menoleh ke kanan kiri memastikan siapa pengirimnya, orang itu pasti ada di sekitar sini.

Mataku menyipit melihat Selatan yang sedang bermain hp, bolehkah aku curiga dia yang mengirim chat ini padaku?

Mataku menyipit melihat Selatan yang sedang bermain hp, bolehkah aku curiga dia yang mengirim chat ini padaku?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku membalas pesannya dengan perasaan tak karuan, siapa yang berani mengambil fotoku?

“Bugh!”

Suara pukulan meja membuat ku langsung menoleh ke depan, melihat siapa yang memukulnya

Lain dengan teman-teman ku yang tersentak kaget setelah mendengar suara pukulan itu.

𝐒𝐓𝐀𝐋𝐊𝐄𝐑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang