2

18 3 0
                                    

"Besok weekend, mau main game?" Tanya Hyewon.

"Bang Hee ada di rumah?" Tanya Jake balik.

"Emang gak bisa main sama gue?"

"Gak mau lu cupu." Ledek Jake.

"Sialan." Umpat Hyewon lalu memukul punggung Jake.

"Iya iya ayo main."

Sore itu Jake dan Hyewon baru saja kembali dari akademi dan hendak masuk ke rumah Hyewon.

"Bocil, lu ikut gue!" Perintah Heeseung sambil hendak merangk Hyewon.

Tetapi, Hyewon menunduk sehingga ia tidak dapat dirangkul oleh Heeseung.

"Mau kemana? Lu mau nyulik gue terus minta uang tebusan ke mama ya?" Tanya Hyewon curiga.

"Udah ikut aja ayok gue jajanin."

"Yok, Jake kita mau dijajanin." Ajak Hyewon.

"Jake nanti gue jajanin, tapi lu dipanggil dulu sama mama." Potong Heeseung.

"Oh, okey, tungguin yak." Balas Jake.

Jake pun segera masuk ke dapam rumah Hyewon untuk menemui mamanya.

"Yok kita jalan duluan." Ajak Heeseung.

"Om. Tante." Panggil Jake.

"Eo, Jake-ya, sini duduk." Kata Mama Lee sambil menepuk tempat di sebelahnya.

"Tante sama om mau ngomong serius sama kamu."

Raut mama Lee juga seketika berubah menjadi lebih serius namun juga sendu di saat yang bersamaan.

Entah apa yang baru saja mereka bicarakan bersama. Jake keluar dari rumah Hyewon dengan raut wajah yang berbeda juga.

Yang tadinya berseri-seri seperti bintang di langit. Sekarang menjadi suram bak langit malam tanpa adanya bintang.

"Ikeu-ya! Ini samgak kimbap sama cup ramyeon buat lu. Ayok sekarang main!" Ajak Hyewon yang berpapasan dengan Jake.

"Makasih ya... tapi kayaknya gak bisa main deh."

"Lu lupa kah ada tugas essay dari Mr. Kim?" Tanya Jake sambil mengelus kepala Hyewon.

"Ahiya. Aish..." Jawab Hyewon kecewa.

"Udah ya para bocil dilarang pacaran. Lu masuk dan lu pulang." Balas Heeseung.

"Bye bang! Bye Won!"

.

.

Tepat hari di mana peringatan 1 tahun kepergian kakek Park. Setelah pergi melayat, kedua keluarga itu pun berkumpul di ruang VVIP Peninsula Hotel.

"Di hari yang baik ini, saya Lee Hojin selaku kuasa hukum dari mendiang Park Sangsik. Akan membacakan surat wasiat yang telah dibuat oleh beliau satu tahun yang lalu secara sadar dan tanpa adanya tekanan dari pihak manapun."

Beberapa poin telah dibacakan oleh papa Lee. Dan Sekarang merupakan poin terakhir dari surat wasiat kakek Park.

"Terakhir melalui surat ini saya menyampaikan pesan saya kepada cucu laki-laki saya Park Sunghoon."

"Yes dapet bagian." Gumam Sunghoon dalam hati.

"Saya menjodohkan Park Sunghoon cucu laki-laki saya dengan Lee Hyewon cucu perempuan dari mendiang sahabat saya Lee Hyunsik." Lanjut papa Lee.

Hyewon dan Sunghoon yang mendengar hal itu pun terkejut bukan main. Sunghoon terutama, ia pikir ia akan mendapatkan bagian harta dari kakeknya.

"Ini akal-akalan lu kan?" Tanya Hyewon.

Gravity - Park Sunghoon AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang