Chapter 17 (Flashback)

103 11 0
                                    

Love waits for all of us quietly in that place where no one is looking.

Atticus, 32.

.

Flashback, tahun ketujuh.

"Kau benar-benar cantik malam ini,"

"Kau benar-benar cantik malam ini,"

"Kau benar-benar cantik malam ini,"

Hermione pikir Draco Malfoy sudah gila. Ucapan Draco saat berdansa berputar di otak Hermione seperti kaset rusak. Hermione hanya membeku saat itu, tidak tahu apa yang harus dilakukan ketika ucapan itu keluar dari mulut seorang Draco Malfoy.

Setelah pesta dansa yang berakhir dengan kecanggungan itu, Draco menghindari Hermione seperti racun. Ia akan berbicara jika memang penting, tidak menyapa, tidak juga memulai pertengkaran. Hermione mulai berpikir bila saat itu, Draco hanya salah bicara.

"Malfoy, kau ingin berpisah untuk ke menara astronomi sementara aku ke menara Ravenclaw atau kita berjalan bersama?" Ucap Hermione ketika mereka menemukan persimpangan jalan ketika berpratroli.

"Sebaiknya berpisah agar ini cepat selesai," Ucap Draco acuh.

Hermione menghembuskan napasnya menahan kesal "Begitu? Apa darah lumpurku ini mulai meracuni oksigenmu jadi kau begitu takut untuk berdekatan denganku?"

Draco menggeram rendah "Apa yang kau katakan Granger? Bukankah kau yang bertanya mana yang lebih baik?"

"Ya. Tapi aku sudah muak kau menghindariku. Aku tidak akan memperotesmu ketika itu tidak mengganggu pekerjaan kita. Tapi kita adalah partner tahun ini!" Seru Hermione kesal.

"Kenapa? Kau lebih suka aku dekat-dekat denganmu?"

Hermione mengibaskan tangannya dan mulai menguncir rambutnya dengan asal. Ia merasa kepanasan. Draco mengalihkan pandangannya, sepertinya tembok batu jauh lebih menarik daripada menghadapi Hermione.

"Tidak akan terjadi. Apa masalahmu sebenarnya?"

"Aku tidak memiliki masalah apapun," Desis Draco

"Lalu kenapa kau menghindariku setelah kau mengatakan aku cantik? Apa kau mabuk ketika mengatakannya dan kau menyesal sekarang?" Hermione berteriak, emosinya tengah memuncak.

Draco sedikit terkejut, namun ia menyembunyikannya dengan baik. Ia mendekati Hermione yang masih memelototinya. Semakin mendekati gadis itu hingga Hermione hanya merasakan tembok di belakangnya.

Draco menunduk dan mendekati leher Hermione.

"A—apa yang kau lakukan Malfoy!"

Hermione mengutuki dirinya sendiri karena gugup dan suaranya seperti mencicit. Merlin! Ini hanya Draco Malfoy. Tapi tak urung jantung Hermione tengah berdegup kencang.

"Kenapa Granger? Bukankah kau ingin aku mendekatimu?" bisik Draco di telinga Hermione.

Tangan Draco kini memegang rambutnya, Hermione membeku.

Apakah Draco akan menciumnya?

Hermione memejamkan matanya ketika hembusan napas Draco membelai pipinya. Namun dengan cepat Draco memegang karet rambutnya dan melepasnya. Membuat rambutnya kembali tergerai.

"Tidak, aku tidak pernah menyesalinya. Dan jangan pernah ikat rambutmu seperti itu,"

Hermione menghirup oksigen dengan rakus, tidak menyadari jika sejak tadi ia menahan napasnya. Draco berjalan menjauhinya dan menuju menara Ravenclaw, meninggalkan Hermione sendiri.

Destiny (Dramione & Scorose Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang