Happy Reading
──────⊹⊱✫⊰⊹──────
Siang telah menyambut ketika Zeyron terbangun dari tidurnya. Tubuhnya terasa remuk, seolah-olah setiap otot dan sendinya menjerit kesakitan. Ia mengerang pelan sebelum mencoba bangkit dan duduk di tepi ranjang.
"Sakit... unghh..." rintihnya lirih.
Perlahan, ia menarik selimut yang menyelimuti tubuhnya. Mata hazelnya membulat saat melihat dirinya yang telanjang, tubuhnya sudah bersih tanpa jejak dari kejadian semalam. Bahkan ranjang yang ia tiduri pun telah dirapikan, seolah tidak pernah terjadi apa-apa. Di sisi tempat tidur, terlipat rapi pakaian bersih yang disediakan entah oleh siapa.
Namun, lebih dari sekadar misteri tentang siapa yang telah merawatnya, pikirannya kini dipenuhi oleh kenyataan pahit yang menghantamnya dengan brutal. Ia telah disodomi oleh pria asing, lalu ditinggalkan begitu saja saat ia terbangun. Hatinya berdenyut perih, bukan hanya karena luka fisik, tetapi juga karena perasaan hancur dan ketidakberdayaan yang melingkupinya.
Air mata yang sejak tadi ia tahan akhirnya jatuh, membasahi wajahnya yang telah sembab. Tangisannya terdengar serak saat ia mencoba menahan isakan yang terus-menerus keluar. Ia melirik jam di nakas dengan pandangan yang kabur.
10.36!
"Aku harus pulang... Ibu pasti khawatir..." gumamnya di tengah sesenggukan.
.....
Kini, ia berdiri di depan pintu rumahnya. Tangannya ragu untuk mengetuk, pikirannya dipenuhi dengan ketakutan akan reaksi ibunya. Apakah ibunya akan marah? Atau malah kecewa padanya?
Tiba-tiba, suara ceklek terdengar, pintu terbuka. Kayrani berdiri di ambang pintu, ekspresi terkejut tergambar jelas di wajahnya saat melihat putranya berdiri di depan rumah. Namun, alih-alih menginterogasi, wanita itu justru menyambutnya dengan senyum hangat.
"Ah, udah pulang toh? Masuk yuk, Ibu udah bikin sarapan tadi," ucapnya lembut.
Zeyron balas tersenyum, menyembunyikan kepedihan yang menghantui dirinya. Ia melangkah masuk, mengikuti ibunya ke ruang makan. Di sana, mereka makan dalam diam, hingga Kayrani akhirnya membuka suara.
"Kemarin kamu nginap di rumah temanmu?" tanyanya santai.
Zeyron meneguk airnya sebelum menjawab. "A-ah, iya, Bu... Zey nginap di rumah Verrel."
Ibunya hanya mengangguk, menerima jawaban itu tanpa curiga. Namun, matanya sempat melirik leher putranya yang tertutup oleh turtleneck. Padahal, kemarin ia tidak mengenakan pakaian itu. Mungkin pinjam dari temannya, pikir Kayrani mencoba berpikir positif.
"Yaudah, istirahat sana di kamar. Ibu mau ke kebun," katanya sambil membereskan meja makan.
Begitu Kayrani masuk ke dapur, Zeyron buru-buru menuju kamarnya dan mengunci pintu. Ia kembali merebahkan diri ke kasur, meringkuk sambil menatap langit-langit. Meski punggungnya terasa remuk, ia memaksakan diri untuk bangkit dan menuju meja belajar.
"Lupakan saja... Itu cuma one night stand, kan? Aku harus fokus buat masuk UH! Semangat!" ujarnya mencoba menyemangati diri sendiri.
Universitas Houvella, atau UH, adalah kampus impian semua orang, termasuk dirinya. Sebuah universitas elit yang dihuni oleh para mahasiswa dari kalangan atas dan mereka yang berprestasi. Sebagai seseorang dari keluarga kelas menengah, Zeyron tahu bahwa satu-satunya cara baginya untuk masuk adalah dengan mengandalkan otaknya. Beruntung, ia memiliki banyak sertifikat akademik sejak SD hingga SMA.
Namun, ada satu hal yang masih mengganjal dalam hatinya. Semua prestasi itu bukan miliknya—melainkan milik jiwa asli dari tubuh ini. Ia hanya seorang penyusup yang mengambil alih segalanya. Tapi, sekarang... ia tidak bisa mundur lagi. Ia harus menggantikan semuanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Posionous Boyfriend's (Sedang Revisi)
RomanceWARNING ADA BEBERAPA ADEGAN RAPE, JADI MOHON BIJAK DALAM MEMBACA BACAAN! Gilza, anak yang sangat menyedihkan. Ia terlahir sebagai anak haram dari keluarga Alteropeda. Keluarga besar di Indonesia yang sangat terkenal hingga ke penjuru dunia. Gilza te...