Kabar kehamilan kedua Haechan sudah didengar oleh seluruh keluarga besar Lee. Mereka menyambut bahagia akan kabar itu. Lee Junho, sang calon kakak juga begitu antusias ketika kedua orang tuanya memberi kabar tentang keberadaan sang adik.
Hari itu pulang sekolah, Junho tidak hanya dijemput oleh ayahnya. Ada Haechan juga yang ikut. Biasanya Jeno akan menjemput Junho lalu mereka pulang dan makan siang bersama dengan Haechan yang akan sellalu menyambut kedatangan mereka dengan suka cita.
"Ibu ikut ? Kita mau mam di luar ya ?" Tanya Junho mendapati Haechan di kursi samping kemudi.
"Hari ini kita mau jalan-jalan." Jawab Haechan.
"Yeyyy !" Pekik senang Junho. Jeno lalu mengemudikan mobilnya menuju rumah sakit. Ya, hari ini jadwal periksa kandungan Haechan dan mereka berdua sepakat memberitahu Junho dengan cara mengajak Junho melihat adiknya secara langsung melalui USG yang nantinya akan dilakukan.
Kini mereka bertiga sudah berada di ruangan tempat Haechan akan diperiksa. Junho yang tertidur selama perjalanan berada dalam gendongan Jeno. Merasa terusik ia pun terbangun.
"Ibu, kenapa tidur di situ ? Ayah, Ibu kenapa ? Ibu, ayo pulang !" Junho yang baru tersadar sekeyika panik melihat ibunya terbaring di ranjang orang sakit.
"Nono, Ibu baik-baik saja. Ibu dan Ayah punya hadiah buat Nono.." tenang Haechan pada putranya. Dokter lalu mulai mengoleskan gel pada perut Haechan dan melakukan USG.
"Nah, perkembangan adiknya baik ya Ayah, Bunda.." Ucap dokter.
Junho yang tidak mengertipun bertanya, menunjuk pada layar yang menampilkan hasil rekam rahim Haechan. "Itu apa ? Mana hadiah Nono ?"
"Itu hadiah Nono." Jawab Jeno sambil menunjuk pada layar yang sama.
"Ihh jelek, Nono tidak suka !"
"Nono, jangan gitu, nanti adik sedih. Itu adik Nono tau.." Balas Haechan. Junho lalu secara bergantian memandang ibunya dan layar tersebut. Ia pun mulai mengerti.
"Itu adik Nono ?" Tanya Junho memastikan pada kedua orang tuanya. Jeno dan Haechan pun dengan kompak mengangguk.
"Yeyy, Nono punya adik, makasih Ayah, makasih Ibu."
Haechan dan Jeno tersenyum. Junho lalu dengan malu-malu memandang kembali layar yang masih menampilkan USG calon adiknya. "Hehehe, kalau begitu Nono suka hadiahnya..Hadiahnya tidak jelek hehehe.."
~~~
Hari minggu ini dihabiskan Junho dengan bermanja pada ibunya. Sudah pukul sebelas, tapi sang kepala keluarga belum juga terlihat batang hidungnya. Haechan memang sengaja tidak akan membangunkan Jeno kali ini karena tadi malam suaminya itu menyelesaikan pekerjaan hingga pukul tiga dini hari. Ia juga sudah memberitahu putranya agar tidak mengganggu tidur sang ayah. Kebiasaan Junho di hari minggu, membangunkan Jeno dan mengajaknya pergi memancing ikan.
"Ibu, adik sudah besar ya ? Lihat, perut Ibu seperti ada balonnya." Tanya Junho. Posisinya tengah duduk di sofa sambil dipeluk sang Ibu dari samping.
"Iya, adik sehat makanya perut Ibu seperti balon." Jawab Haechan sembari mengelus lembut rambut putranya. Mendengarkan musik untuk adek bayi.
"Adik, sehat-sehat di perut Ibu ya.. Nanti kalau sudah keluar main sama kakak." Junho mendekatkan wajahnya pada perut sang Ibu. Mengajak calon adiknya bicara. Tanpa sadar menyebut dirinya sendiri sebagai kakak. Haechan terkekeh mendengarnya.
Tanpa sadar, Jeno sudah berdiri di ambang ruangan lalu menerjang keduanya. "Uhh, gemes banget sih bayinya Ayah.." Jeno mengambil tempat di samping Haechan dan menempatkan Junho di pangkuannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DUNIA NONO [NOHYUCK] ✔️
RomanceUntuk Haechan yang dunianya sudah runtuh-Nono Cast : Nohyuck (GS)