I

7 1 0
                                    

Menyebalkan.

Adalah kata pertama yang Seulgi ucapkan tatkala dirinya melewati pintu hitam dengan bingkai keemasan.

Mengedarkan pandangan ke sekeliling, ia mengernyit keras saat menyadari orang-orang di sekitarnya memakai pakaian asing yang tak pernah ia jumpai di perjalanan-perjalanan sebelumnya. Kesadaran itu sekejap membuat Seulgi memeriksa tampilannya sendiri, yang untungnya mengenakan pakaian biasa; sepasang kaos dan celana pendek hitam.

Menyimpan kelegaan dan tanya dalam hati, Seulgi mulai melangkah di antara orang-orang yang sibuk dengan kegiatan mereka sendiri, seakan tidak menyadari ada sosok asing yang tengah melintas dengan raut wajah datarnya.

Kembali memperhatikan sekeliling, Seulgi mulai menyadari bahwa ia sedang berada di sebuah pasar. Tidak mencirikan pasar sebenarnya, karena tidak ada kesan hiruk pikuk khas pasar selain beberapa keranjang dan meja yang dihiasi buah, ikan, serta sayur di setiap enam langkah kakinya memijak.

Tidak ada yang menarik bagi Seulgi. Membuatnya terus melangkah dengan pandangan lurus ke depan, sembari diam-diam mencari tahu apa cerita kali ini untuk segera diselesaikannya secepat mungkin.

Cukup jauh kakinya melangkah, kini Seulgi berdiri tidak jauh dari sebuah tembok megah berbahan batu yang entah apa sebutannya, namun ia pikir itu semacam pembatas? Benteng? Entah lah, Seulgi mendesah pasrah akan fakta bahwa ia benar-benar asing dengan hal-hal dari dunia ini.

Menebak-nebak bangunan apa di hadapannya sekarang, Seulgi teringat saat dirinya pernah membuka pintu hitam keemasan itu dengan semangat, namun terantuk keras oleh sebuah tembok tinggi yang rupanya adalah dinding Gyeongbokgung, istana utama milik Dinasti Joseon.  

Berusaha memelototkan mata sebagai tanda keterkejutan--meski percuma saja--Seulgi mulai menghubungkan beberapa petunjuk sejak setibanya ia di dunia ini. Orang-orang berbaju aneh; pasar yang suram; pohon lebat tanpa reboisasi; tembok batu besar seperti milik Istana Joseon-- apa artinya ia ada di dalam cerita sejarah lagi?

Namun menilik dari pakaian orang-orang yang dilaluinya tadi, serta sedikit percakapan lewat yang ia tidak ketahui artinya sama sekali, ia mulai menerka bahwa ini bukan lah di Korea Selatan. Ataupun di Eropa sana. Mungkin Asia? Karena meski bentuk mata mereka tidak monolid, namun beberapa ada yang memiliki warna kulit cerah dengan proporsi tubuh khas Asia.

Menarik.

Adalah kata kedua yang Seulgi ucapkan setelah ia yakin apa kiranya misi ia kali ini. Pasti tidak jauh dari persoalan milik penghuni istana. Memastikan keadaan sekitar yang tidak ramai, Seulgi pun kembali melangkah menuju celah besar--yang bisa dikatakan pintu masuk--di tengah tembok berwarna abu-abu gelap itu.

Penampakan apa yang ada di balik tembok besar tadi rupanya sangat di luar ekspektasi Seulgi. Berpikir akan melihat bangunan istana megah seperti milik Joseon, ternyata istana di hadapannya jauh lebih cocok disebut indah dibanding megah. Besarnya tidak sebanding milik Joseon, namun Seulgi tidak ragu menyebutnya indah melebihi beberapa istana Korea silam yang pernah ia jumpai.

Semakin masuk ke dalam wilayah istana, Seulgi menjumpai banyak pria dengan kostum--mungkin seragam prajurit kerajaan yang berwarna hitam. Beberapa wanita dengan rambut tergulung tinggi serta pakaian sedikit terbuka namun tampak sopan, berlalu lalang dengan pandangan menunduk. Mungkin mereka sejenis pelayan? Seulgi hanya menebak asal.

Menapaki tangga tinggi terbuat dari batu yang sama seperti tembok sebelumnya, Seulgi sedikit kewalahan dan berhenti sejenak sembari mengontrol napasnya yang mulai habis.

Sampai di tangga terakhir, Seulgi kembali terperangah dengan desain istana yang berbeda jauh dari istana-istana di Korea silam. Kesan sederhana namun penuh nilai artistik, semakin menarik minat Seulgi yang sebenarnya merupakan mahasiswa seni. Ornamen, ukiran, dan warna istana ini menyiratkan nilai yang Seulgi yakini akan menjadi khas tradisional dari negara kerajaan ini di masa depan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 30, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

émpnefsiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang