Bantu support author biar lebih semangat kembangin tulisannya ya<3
-Vote, Coment, Follow, Share-
Makasih banyak anak-anak manisku^∆^
°°°
Puncak komedi terletak pada orang tua, dimana ingin didengarkan tetapi tidak ingin mendengarkan.
"AURA INI APA DI TAS KAMU?" bentak papah yang merazia tas Claura yang terdender di atas sofa.
Muka Aura pucat dadakan seperti habis melihat hantu, tangannya mulai sedikit gemetar suhu ruangan berasa sedingin kutub utara dan menakutkan.
"Emang ada apa pahh" sahut Aura lembut, mencoba menenangkan diri agar tidak gugup
Papa yang tadinya ingin melanjutkan pekerjaan rumahnya langsung darah tinggi melihat buku kedokteran milik Aura dari tas sekolah yang setengah terbuka.
"Jangan pura-pura ga tau kamu ya, kan papah udah berkali-kali bilang jangan pelajari hal bodoh lagi. Kalau kamu ga bisa diatur mending pergi dari sini sekarang juga, papah ga pengen punya anak pembangkan kayak kamu!"
Papa yang muncul tiba tiba seperti hantu dari balik pintu yang langsung dibukanya.
"Itu punya temen aku pa, dia nitip sama aku karena tasnya penuh hari ini ada pembagian produk sponsor Osis"
Ketegangan menghampiri gadis itu yang rasanya seperti kegrebek merokok di dalam kelas, bualan sontak terlontar secara otomatis dari mulut manisnya.
"Bener ini punya temen kamu?"
Papa yang sudah hilang kendali kini merobek buku itu dengan sengaja, yang setiap robekan lembarannya diikuti dengan hancurnya hati Aura secara perlahan.
"JANGAN PA!" Aura yang tak bisa berbohong lagi menjulurkan tangannya yang mengibaratkan TIDAK, bangkit di tempat tidurnya dengan kaki yang bergetar.
"Mau bohong apa lagi kamu?!"
"Emang kenapa sih pa, aku cuma mau dapetin hak bebas pilih apa yang aku suka pa cuman itu yang aku mau" bujuknya seperti anak kecil sedikit bisa meredakan amarah Papa
"Harusnya kamu ngerti nak, kalau kamu jadi Hakim dan menikah dengan anak sahabat papa perusahaan papa juga bakal maju karena dia orang berpengaruh kan ini untuk kamu juga"
"Aku ga mau dan ga akan pernah mau papa jodohin sama siapapun, aku berhak pilih apa yang aku mau dan apa yang aku suka"
"Gini aja deh papa pusing sama kamu, kalau masih mau papa urusin kamu nurut sama papa tapi kalau kamu mau bebas dan ga mau nurut mending kamu pergi aja dari sini dan jangan pernah anggap papa sebagai orang tua kamu lagi"
Papa yang egoisnya tak bisa dikendalikan lagi memojokan keputusan yang rumit, dengan gaya menuntutnya dia bicara sampai menunjuk-nunjuk anaknya secara penuh paksaan,
Papa membanting pintu kamar
"Bi nanti bilang ke yang lain kalau anak saya mau keluar jangan kasih akses ya, saya mau ke kantor ada urusan mendadak"
"Baik pak" sahut bibi
Wajar aja gaiss Andala (papanya aura) ini kan sultan, jadi pembantu sama satpamnya aja ada 50 orang lebih yaa walaupun otw bangkrut sih.. kayaknya hahaha
Sementara itu di balik tangisnya Aura yang sesegukan, mengluarkan cutter kecil yang ada di dalam lacinya
"Wati"
Miauww
"Tutup mata kamu atau ga aku kasih makan 1 minggu"
ADUHH AURA KAMU MAU NGEPAIN SIHH PEGANG-PEGANG CUTTER
Aura menggulung baju tidur yg ia kenakan hingga ke pundaknya terlihat ada bekas beberapa goresan yang tampaknya luka dari sebulan yang lalu. Di ikuti tetesan air matanya yang mengalir tanpa isakan suara tangis dan tersenyum ke arah Wati.
Kok.. jadi serem ya:)
°°°
Bantu support author biar lebih semangat kembangin tulisannya ya<3
-Vote, Coment, Follow, Share-
Makasih banyak anak-anak manisku^∆^
KAMU SEDANG MEMBACA
[TERBUANG DALAM WAKTU] By Samudera
Romance"Menghapus tinta yang pernah kau lukis di canvas hatiku" Tapi sungguh tinta yang kau lukiskan adalah permanen dan akan selamanya membekas di hati yang rapuh ini. ••••••0•••••• Warning: Cerita yang ditulis dengan otak cetek author, jadi maaf kalau ad...