26. Apa ini keputusan yang terbaik?

464 48 4
                                    

Hyunjin berbaring seraya memutar pelan benda di Tangannya, itu dompet milik Felix.

Jujur saja, ini sudah Tiga Hari sejak sang Ibu memilih untuk tinggal sementara di Rumah sang Nenek. Dan tentu Hyunjin harus tinggal sendiri untuk beberapa Hari terakhir.

Kepalanya pening sekali, banyak hal yang telah ia lewati dan semakin memberat rasanya.

Apa beranjak Dewasa memang semenyebalkan ini?

Hyunjin pun terkadang Ragu akan dirinya sendiri, ia merasa semua keputusan yang telah ia ambil adalah hal yang sangat Buruk.

Beberapa Minggu terakhir, tepat setelah Malam dimana Felix berkata menyerah, dan tepat setelah Malam yang sama dengan dimana Kencan mewahnya bersama Karina berakhir, Hyunjin memilih untuk menghindari Wanita tersebut.

Entahlah Hwang Hyunjin memang Tolol.

Hyunjin hanya merasa jika semua yang telah terjadi adalah sebuah kesalahan.

Malam setelah Felix melaju pergi menggunakan Mobilnya itu, Hyunjin menangis. Entah untuk apa ia menangis, ia tidak pernah paham saat itu.

Hanya saja melihat betapa Hancurnya Lee Felix buat Hatinya remuk berkeping-keping. Dan sialnya, Hyunjin sendiri lah alasan mengapa Lee Felix terlihat Hancur.

"Ah! Kenapa aku terlahir menjadi Brengsek seperti Ayah?!"

Hyunjin bangkit dari tidurnya, sedikit mengacak rambut miliknya yang semakin memanjang tersebut, Hyunjin buang napasnya berat.

Merasa tidak paham pada dirinya sendiri, benar-benar tidak paham.

Hal apa yang sebenarnya Hyunjin cari dalam hidup? Mengapa eksistensinya seolah akan menyakiti semua orang? Hyunjin seperti terlahir untuk mengecewakan.

Apalagi beberapa fakta lama yang baru terungkap dan ia ketahui buat hidupnya semakin terasa Pahit.

Ayahnya ternyata memang sering berselingkuh di Masa lalu, dan itu Watak. Namun entah bagaimana sang Ibu yang bisa termanipulasi pikiran oleh sang Ayah memilih untuk terus bertahan, Hanya karena Anak seperti dirinya.

Namun, apa yang terjadi setelah belasan Tahun sang Ibu memilih untuk mengorbankan perasaan dan terus bertahan untuknya, malah lagi lagi dikecewakan. Hyunjin yang gagal.

Ia gagal menyelamatkan keutuhan Keluarganya, dan akan selalu gagal dalam semuanya.

Hyunjin yang payah, ia gagal dalam segala hal. Ia gagal menjadi Anak yang berbakti untuk sang Ibu, ia gagal menjadi Kekasih yang baik untuk Felix di Masa lalu, dan ia gagal untuk menjadi orang yang berjanji untuk terus melindungi Karina.

Karena nyatanya, berapa keras pun usaha Wanita itu untuk berkomunikasi dengan Hyunjin, semakin keras pula Hyunjin berusaha untuk menghindarinya.

Berbagai alasan yang telah ia lontarkan, Hyunjin merasa seperti Bajingan tidak tahu diri yang hobi memainkan perasaan orang lain. Atau memang itu lah ia.

Sebenarnya ada alasan di balik semua usaha Hyunjin untuk menjauhi Wanita Cantik tersebut, Hwang Hyunjin merasa tidak pantas.

Hyunjin sadar, ia hanya seorang Lelaki Miskin tidak tahu diri penuh kebohongan yang terlahir dari Keluarga yang sudah Hancur.

Dan kebohongan itu pula yang semakin Hancurkan hidupnya.

Lagi, Hyunjin merasa jika selama ini perasaannya pada Karina hanyalah sebatas rasa suka penuh Nafsu, bukan Cinta. Ia hanya terlalu keras memaksakan perasaan untuk menutupi Cinta yang selama ini ia rasakan untuk Felix.

Hyunjin Malu untuk Jujur, namun ia harus.

Bahkan terlalu lama larut dalam pikirannya, Hyunjin tidak sadar jika ponselnya bergetar sedari tadi. Dan saat sebuah Nada dering lagu yang mewakilkan sebuah notifikasi panggilan terdengar dari ponselnya, Hyunjin baru lah tersadar dari lamunan.

Gapai ponsel, dapat Hyunjin lihat notifikasi panggilan masuk dari Karina.. Jujur Hyunjin tidak bisa terus menghindar seperti ini.

"Hal-"

'Halo Hyunjin! Kenapa tidak pernah balas pesan dan teleponku. Kenapa kamu tidak pernah lagi melirikku saat di Kelas. Kenapa kamu menjauhiku, Hyunjin?!'

Terdengar napas yang sangat berantakan dari sebrang, mungkin karena Karina yang terus bertanya pada Hyunjin tanpa jeda.

Dengarnya, Hyunjin menghela napas pelan, berusaha keras mengumpulkan keberanian untuk membuat jawaban. Hyunjin memang payah, ia terlalu Takut dengan masalah dan cenderung selalu ingin menghindarinya.

"Rin, Breath well okay? Maaf.. Akhir-akhir ini aku terlalu sibuk untuk berlatih menyambut Olimpiade beberapa Bulan ke depan, maaf juga tidak mengabarimu.."

'Kenapa tidak mengabari?! Aku khawatir padam-'

"Tapi Rin, maaf, aku pikir sebaiknya kamu tidak perlu berharap banyak padaku."

'...'

"Rin?"

'Aku akan lanjut bekerja, maaf telah mengganggu Waktumu Hyunjin.'

PIIP !

Dan saat dering ponsel tanda sambungan telepon telah berakhir berbunyi, Hyunjin terdiam. Si Hwang itu tengah terbang pada pikirannya sendiri, berharap atas keputusan apa yang telah ia ambil adalah sesuatu yang terbaik.

Ia akan belajar dari pengalaman, dan mulai mengambil keputusan dengan Hati dan Otak. Bukan lagi bersumber dari Ego dan Harga diri.

Ah omong omong tentang Ego, Hyunjin jadi teringat Sean Seo, lelaki yang kemarin Hyunjin jumpai di Minimarket.

Bahkan mereka berkenalan sampai bertukar nomer ponsel. Dan kini mereka sudah terbilang cukup Akrab.

Sean adalah orang yang sangat Baik, cukup memberi figur seorang Kakak untuk Hyunjin. Selain Baik sebenarnya Sean juga sedikit Humoris, benar-benar menghibur Hyunjin di tengah kehidupannya yang sedang Kacau.

Hyunjin sangat bersyukur atas pertemuannya dengan Lelaki Tiga Tahun di atas nya tersebut. Lelaki Seo itu telah banyak mengajarinya hal-hal baru, terlebih terkait dengan sebuah rasa Ego.

Kemarin Sean cukup banyak menceritakan tentang diri dan Masa lalunya. Bahkan Lelaki itu membahas tentang Ego dan pendapatnya yang beranggapan bahwa Ego adalah Musuh utama sebuah Pribadi Manusia.

Menurut Sean, Ego hanya membuat apa yang kita punya saat ini hilang dan merumit, alih-alih memuaskan Hati seperti apa yang diharapkan.

Karena Sean Seo pernah kehilangan seseorang yang sangat berharga di Hidupnya hanya karena sebuah rasa Ego,

Yongbok Lee Namanya.

Dan Hwang Hyunjin yang saat itu mendengar cukup merasa Familiar.

Entah karena kisah Sean yang mirip dengan kisahnya dan Felix, atau karena Nama yang telah disebut Sean Seo tempo Hari?

[ 1 ] hyunlix : silly lee !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang