• 10 •

5.3K 429 137
                                    

HAPPY READING!
TYPO BERTEBARAN!
JANGAN LUPA SPAM KOMEN!

100 KOMENTAR BISA LAGI YUKK!!!

100 KOMENTAR BISA LAGI YUKK!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hatchi!"

Ahra berulang kali bersin dan mengusap hidungnya yang gatal, mungkin sebentar lagi dia akan terserang flu. Seunghan yang bersama gadis itu di ruang istirahat menatap Ahra dengan kesal.

"Kau persis seperti anak-anak, mana ada Dokter yang bermain hujan!" omel Seunghan sembari memberikan hairdryer miliknya yang dia simpan di dalam lokernya pada Ahra.

"Dokter juga manusia! Memangnya bermain hujan hanya untuk anak-anak!" bantah Ahra. "Jika kau disini hanya mengomel lebih baik keluar!" usirnya.

"Ya! Aku itu sebagai temanmu khawatir! Bagaimana jika kau sakit lagi!"

"Sekarang kau menganggapku teman?" sindir Ahra.

"Aish! Cepat keringkan rambutmu!" kesal Seunghan.

"Akun akan mengeringkannya, kau cepat pergi!" usir Ahra.

Pintu ruangan tersebut pun terbuka, dan akhirnya menghentikan perdebatan dua sahabat itu. Haechan masuk ke dalam dengan membawa kantong plastik.

"Ahra suamimu!" ucap Seunghan lalu dengan cepat di menutup mulutnya karena keceplosan, untung saja di ruangan tersebut hanya ada mereka berdua.

Haechan menghampiri dua sahabat itu membuat Ahra segera berbalik tidak ingin melihat wajah pria yang lima belas menit lalu dia tinggalkan di atap rumah sakit. Haechan

"Minumlah," ucap Haechan tentu ditujukan untuk Ahra.

Seunghan tersenyum melihat sepasang suami istri itu, dia lalu mengeryit saat melihat rambut Haechan yang juga basah "Dokter, kau juga bermain hujan bersamanya?" tanyanya menunjuk Ahra.

Haechan mengangguk sebagai jawaban.

"Woah, apa tidak ada permainan lain sampai kalian bermain hujan?" tanya Seunghan merasa tidak percaya dengan kelakuan sepasang suami istri itu.

"Kalian itu seharusnya saling menghangatkan bukan malah mencari penyakit. Ahra bahkan sudah ratusan kali atau mungkin ratusan ribu kali bersin," adu Seunghan melebih-lebihkan.

Ahra menoleh pada pria bermarga Hong itu dan menghunuskan tatapan tajamnya namun Seunghan ikut membalasnya dengan mata melotot.

Pria itu kemudian tersenyum pada Haechan, "Kalau begitu aku pergi," pamitnya melangkah ke arah pintu namun pria itu kembali menghentikan langkahnya.

"Ohiya, masih ada waktu untuk menghangatkan diri kalian. Misalnya, dengan pelukan-" Seunghan menjeda kalimatnya lalu tersenyum.

"Atau bisa juga melakukan hal lain yang membuat tubuh semakin panas dan berkeringat, mumpung tidak ada orang di sini tapi harus tetap hati-hati agar tidak ketahuan," goda pria itu segera keluar dari ruangan tersebut.

My Perfect dr. Husband  》Haechan ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang