1

5.7K 476 35
                                    

Kamar disebelah pemilik rumah








Naruto mendengar suara berisik kicauan burung diluar sana, hawa dingin membuat sipirang kemudian mengeratkan selimutnya agar merasa hangat. rasa nyaman yang dia rasakan, empuknya kasur dibalik punggungnya kemudian menyadarkan Naruto seketika, meraba-raba permukaan kasur yang dia tempati, mengelus selimut tebal yang sekarang menutupi sebagian besar tubuhnya. sungguh semua rangsangan yang dia dapat sekarang sama sekali berbeda dengan yang terakhir dia bisa ingat.

Lantai gudang belakang kediaman besar Namikaze tidak seempuk dan senyaman ini, lantai itu dingin dan lembab dengan banyak kotoran tikus dan serangga menjijikkan juga kain bekas gorden yang Naruto manfaatkan sebagai selimut tidaklah selembut ini.

Terlalu takut menerima kenyataan membuat Naruto tak kunjung juga berani membuka kedua matanya, meringkuk bagai janin dan mengingat bagaimana rasa kelaparan yang dia rasakan, tidak diberi makan sedikitpun selama berhari-hari sampai membuatnya sekarat.

bagaimana tenggorokannya menjadi sangat kering juga sakit diperutnya yang sudah tidak bisa dibayangkan, kelaparan yang membuat naruto bahkan merindukan makanan terakhir yang diantarkan pelayan rumahnya yang nyatanya sudah dalam keadaan basi.

Naruto memeluk lututnya, menyangka dirinya masih berdelusi sampai tidak merasakan lagi bagaimana sakitnya kaki kanannya yang terluka dan sudah membusuk penuh belatung karena sengaja dipukul dengan tongkat besi oleh ayahnya sendiri.

Untuk entah yang kesekian kalinya sipirang menangis sampai sesenggukan, mengira mungkin inilah yang orang-orang akan rasakan menjelang ajalnya, merasa lebih baik dan kehilangan rasa sakit untuk sesaat. tangisan pilunya memenuhi kamar kelewat mewah itu yang sama sekali tidak disadari oleh Naruto sendiri.

Namun kemudian ketukan pelan dari arah pintu keluar yang tidak berhenti dari tadi kemudian membuat Naruto terdiam sesaat, masih tidak berani untuk membuka kedua matanya sipirang terlalu takut orang diluar sana akan masuk keruangan ini dan mulai memukulinya lagi tanpa ampun.

tok!tok!tok!

"tuan muda, apakah anda sudah bangun? Tuan Uchiha menunggu anda dimeja makan, sarapan sudah siap...."

Ternyata Naruto memang masih berhalusinasi, malah membayangkan dan mulai mendengar adengan-adengan dari kehidupannya yang dulu, kehidupan yang selalu dia anggap penderitaan.

"saya mohon tuan, jangan terus membantah tuan uchiha.... jangan buat dia marah lagi tuan, yang kena imbasnya nanti bukan hanya anda, tapi semua pelayan dirumah ini yang akan dia pukuli, bukan anda, jadi saya mohon jangan egois"

Kehidupan damainya lima tahun yang lalu, saat dia masih tinggal dengan orang yang kini naruto sadari adalah satu-satunya yang tulus dengannya, Naruto merindukan Sasuke.

Sipirang masih menangis, bahkan makin menangis merasakan rasa bersalah atas semua perlakuannya terhadap sasuke hingga diakhir hubungan mereka dia sama sekali tidak pernah menganggap sasuke, mengacuhkan lelaki itu dan menentangnya.

Nyatanya hanya setelah Naruto benar-benar kehilangan sosok sasukelah dia menyadari kalau hanya lelaki itulah satu-satunya orang yang tulus mencintainya, tulus menyayanginya dan juga satu-satunya orang yang peduli padanya.

Tidak seperti kedua orang tuanya dan semua anggota keluarganya yang malah bukan hanya tidak menganggap naruto ada namun juga menganiaya naruto, menyiksanya hingga hampir mati tanpa belas kasihan, setelah menghasut naruto sampai membuat sipirang melakukan sesuatu yang kemudian dia sesali disisa hidupnya, Naruto dikurung digudang belakang dan hanya diberi makan satu kali sehari, dipukuli dan bahkan dilecehkan oleh beberapa pamannya, pamannya yang merupakan saudara kandung dari ayahnya sendiri, Naruto dipukul dengan tongkat kayu pada bagian kaki oleh ayahnya sendiri yang tidak sama sekali mau mendengar menjelasan naruto saat dirinya difitnah oleh paman yang melecehkannya.

putar balik || sasunaruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang