12. Gadis Pemeran Novel

2.3K 174 0
                                    

Dua bulan telah berlalu dengan begitu cepat.
Selama itu keseharian Aletta cukup damai.
Meskipun ada sedikit konflik dengan Larisa, itu tidak terlalu mempengaruhi kehidupan damai Aletta.
Karena berkat bantuan Nini, rencana Larisa akan selalu gagal.

Hubungan Aletta dengan orangtuanya berjalan dengan sangat baik.
Aletta tidak tau persis apa yang menyebabkan hubungan antara orang tuanya dan pemilik asli terpecah belah, tapi yang pasti Aletta tidak akan membiarkan itu terjadi padanya.

"Letta besok adalah hari ulang tahun kakekmu, apa kamu tidak ingin pergi keluar untuk membeli gaun?!" tanya ibunya.

Selama ini Aletta cukup sibuk dengan pekerjaannya, hingga ia melupakan kakek neneknya.

"Tidak terlalu bu, tapi jika ibu menemaniku aku mau"

"Tentu saja ibu mau menemanimu, lagipula sudah lama kita tidak berbelanja bersama"

"Kalau begitu ayo kita segera pergi"

"Ganti pakaianmu dulu, masak kamu mau pergi dengan pakaian rumahan seperti ini"

"Baik, ibuku yang cantik.."

Setelah berganti pakaian dan berdandan sedikit, Aletta segera pergi dengan ibunya.

Dihalaman Aletta dan ibunya berpapasan dengan Larisa yang baru pulang.

Ibu Aletta menawarkan untuk membeli gaun bersama, tapi Larisa segera menolaknya dengan alasan gaunnya sudah terlalu banyak dan tak ingin terlalu boros.

Ibu Aletta merasa sedih mendengar jawaban Larisa tapi tidak memaksa Larisa untuk ikut.

"Bu, sepertinya ucapan kakak ada benarnya" seru Aletta.

"Gaunku juga sudah banyak dan tidak pernah terpakai"

Ibu Aletta menjadi semakin sedih saat Aletta menyetujui ucapan Larisa.
Tapi mendengar kata-kata Aletta selanjutnya ia kembali bahagia.

"Bu mari pergi jalan-jalan saja, kita sudah lama tidak pergi bersama, apa kakak ingin ikut?!"

"Tidak, aku sangat lelah" jawab Larisa dengan sedikit ketus.

"Kakak habis ngapain, kerja lembur bareng Raymond?!"

"Tadi aku sempat lihat kakak diantar pulang olehnya"

Refleks ibunya yang mendengar ucapan Aletta menatap kearah Larisa.

"Di kantor sedang banyak proyek yang harus secepatnya dikerjakan, hampir seluruh karyawan diminta untuk lembur" jelas Larisa sedikit panik.

"Dan Raymond adalah pacar kakak, apa salahnya memintanya untuk mengantarkan kakak pulang"

"Memang tidak ada salahnya, tapi Raymond sedikit keterlaluan, ia sama sekali tidak memperhatikan kakak"

"Lihat wajah kakak benar-benar kuyu sekarang, bahkan ada lingkaran hitam dimata kakak"

Aletta terus berceloteh menyatakan ketidakpuasannya pada Raymond.
Larisa yang mendengarnya merasa emosinya sudah tak terbendung lagi.

Ibunya yang melihat ekspresi wajah Larisa yang jelek segera menghentikan Aletta dan menyuruh Larisa untuk bergegas pergi.

Tanpa membantah, Larisa segera bergegas pergi meninggalkan ibu dan adiknya itu dengan penuh kebencian.

* * *
Siang hari Aletta dan ibunya mengakhiri jalan-jalan mereka.

Saat di tengah perjalanan pulang, Aletta menelepon neneknya.
Setelah menunggu cukup lama akhirnya telepon Aletta dijawab oleh neneknya.

"Jadi kamu masih ingat dengan nenekmu?!"

Aletta sedikit terkejut dengan nada bicara neneknya yang tidak ramah.

"Tentu saja, asal tidak mendadak amnesia aku pasti akan selalu mengingat nenek"

"Bagus, jadi dua bulan ini kamu amnesia sampai-sampai tidak ingat untuk menghubungi kakek nenekmu?!"

"Sepertinya begitu"

"Dasar kau ini, kemari lah bantu nenek mengatur acara ulang tahun kakekmu"

Meskipun sedikit capek Aletta dengan segera menyetujui permintaan neneknya.
Setelah menutup teleponnya, kemudian ia meminta ijin pada ibunya.

"Bu, aku ingin pergi ke rumah nenek, bolehkan aku kesana?!"

"Boleh, tapi ibu akan ikut denganmu, ibu juga sudah lama tidak kesana"

Dengan gembira Aletta segera mengucapkan terimakasih.

"Kamu terlihat sangat akrab dengan nenekmu?!"

"Hanya sedikit akrab, kakek dan nenek sering meneleponku"

"Sejak kapan, kenapa ibu tidak tahu?!"

"Saat aku masih kuliah kemarin"

"Ibu tidak ingin membeli apa-apa untuk dibawa kerumah nenek?!"

Seolah tersadar, ibunya segera menyuruh sopir untuk pergi ke pusat perbelanjaan.
.
.
.
Terimakasih sudah membaca...☺️☺️

Si Batu Loncatan Dan SistemnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang