enjoy!
***
Tepat pada pukul 5 pagi, ketika matahari masih belum sepenuhnya terbit, Karina telah bangun dari tidurnya. Tanpa perlu bantuan dari alarm. Sebuah keajaiban—jika ia masih single. Nyatanya, setelah dirinya menjadi seorang istri dan seorang ibu, tubuhnya seperti tahu kapan harus bangun di jam tertentu. Hal tersebut telah mempengaruhi sistem biologisnya.
Karina dengan perlahan melepaskan tangan suaminya yang memeluknya semalaman. Ia bangkit dari kasur. Ia harus bersiap untuk menyiapkan segala keperluan keluarganya di pagi hari.
Namun, tangan yang tadi sudah terlepas, kini bergerak menariknya untuk kembali merebahkan diri ke kasur. Alhasil tubuh Karina kembali terlempar ke atas kasur.
Karina menatap wajah suaminya yang masih betah memejamkan mata. Wajah tersebut tidak banyak berubah, hanya semakin tegas, tatapan matanya pun semakin tajam tapi juga terlihat semakin lembut. Satu-satunya perubahan yang sangat terlihat adalah dark circle di sekitar matanya. Bukti perjuangannya sebagai seorang suami yang terlalu sering begadang, membantu merawat anak-anak mereka ketika masih dalam masa-masa butuh perhatian ekstra.
Namun, tenang saja. Karina selalu menyeret Wisnu untuk ikut melakukan perawatan di klinik bersama dirinya, dan Wisnu terpaksa ikut meski dengan menahan malu yang luar biasa.
Karina sendiri pun tidak dipungkiri, fisiknya juga berubah. Tubuhnya yang dulu kurus dan ideal, kini lebih berisi. Pipi tirusnya menghilang, tetapi Wisnu malah lebih menyukainya.Ketika hamil, berat badannya naik sekitar 22 kg karena harus membawa dua anak kembar di perutnya.
Setelah anaknya beranjak besar, Karina mulai bisa memperbaiki badannya. Menjalani diet karena sudah tidak berkewajiban menyusui dan kembali mengikuti pilates secara rutin. Ia harus tetap merawat diri demi dirinya sendiri. Tubuhnya pun mulai terasa ringan sehingga ia lebih nyaman.
"Mas, aku harus bangun nyiapin sarapan. Kamu katanya hari ini ada meeting pagi, kan?" tangan Karina mengusap-usap rambut lebat Wisnu. Pria itu malah keenakan menikmati kepalanya diusap oleh sang istri.
"Rin, kok aku kangen kamu, ya." gumam Wisnu melantur dengan mata masih terpejam.
Karina tertawa pelan. "Apaan coba! Orang tiap hari ketemu, nggak pernah pisah. Udah hampir 5 tahun, lho!" Karina menyeringai.
Tentu saja, tidak pernah terpisah—mungkin sekali jika peristiwa itu dihitung.
Saat itu, ketika usia kehamilan Karina 5 bulan, wanita itu pernah pulang ke rumah orangtuanya tanpa sepengetahuan Wisnu. Ia sakit hati karena Wisnu yang tiga hari berturut-turut pulang hampir tengah malam. Meninggalkan ia sendirian di rumah, menunggunya hingga setiap hari ketiduran di sofa. Ditambah lagi, suatu hari ia mencium parfum wanita di baju Wisnu—tetapi kemudian ia tahu jika pria itu mencoba parfum wanita sebagai hadiah untuk Karina.
Wajar, saat itu sedang ramai-ramainya berita perselingkuhan, baik di sosial media maupun di televisi. Hal tersebut membuat hati Karina yang 1000x lebih sensitif dari biasanya pun terpicu. Wisnu yang tiba-tiba ditelfon oleh Joshua dan Gio pun panik. Bahkan hampir saja ia digebukin oleh kedua abangnya itu. Untungnya kesalahpahaman tersebut akhirnya terselesaikan, tetapi Karina tetap ingin menginap di rumah orangtuanya karena masih ngambek ditinggal lembur.
"Kamu fokus ke anak-anak terus! Aku iri!" protes Wisnu.
Karina terbahak. "Ya Tuhan, Mas... cemburu kok sama anak. Kapan coba aku nggak fokus ke kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ready to Love? [COMPLETED]
FanfictionWisnu adalah laki-laki yang tinggal di seberang rumahnya yang ia tidak tahu akan menjadi sosok abangnya yang ketiga, seperti tidak cukup dengan dua abangnya di rumah. Karina adalah gadis cantik di seberang rumah barunya yang ketika kecil sudah sena...