__________________
_____________________
___________
"Dengarkan ini baik-baik ya Farzan, Abi sudah benar-benar kecewa sama kamu. Mulai sekarang kamu bukan putraku lagi, saya memutuskan hubungan keluarga dengan kamu Farzan!!"Deg!
Seketika itu tubuh Gus Farzan hampir ambruk, lututnya terasa lemas. Ia benar-benar sudah tidak kuat lagi mendengar ucapan ayahnya itu.
"Pergi Kamu dari sini!" Usir Gus Syaqil. Ia begitu tega mengusir putranya sendiri dari rumah itu.
"Abi... maaf, mungkin anda sudah tidak mau lagi saya sebut dengan panggilan itu. Saya akan pergi dari sini tapi, apa boleh saya meminta satu hal?" Gus Farzan berucap demikian dengan bibir yang kelu.
"Apa itu?" Tanya Gus Syaqil.
Gus Farzan terdiam beberapa saat kemudian menjawab, "saya hanya ingin dipeluk serta dicium oleh anda untuk terakhir kalinya. Terserahlah anda mau menganggap pelikan itu sebagai pelukan dari seorang ayah untuk anaknya..." Gus Farzan menjeda ucapannya.
"Atau hanya menganggap pelukan itu sebagai sebuah keterpaksaan karena saya yang memintanya." Mata Gus Farzan berkaca-kaca saat mengatakan hal itu.
Gus Syaqil mengangguk pelan,ia tidak menolak permintaan Gus Farzan dan bersedia untuk memeluk serta mencium lelaki itu.
Gus Farzan mendekat ke arah Gus Syaqil dan Gus Syaqil pun langsung memeluknya. Pelukan yang begitu hangat yang sering dirasakan olehnya. Ia tidak menyangka jika ayahnya akan memeluknya dengan pelukan hangat dan penuh cinta.
"Rasanya masih sama seperti saat memelukmu waktu itu. Saya tidak menyangka ini adalah pelukan terakhir yang saya berikan untukmu. Saya memang kecewa tapi hati saya masih menyayangi kamu. Mungkin ini hanya masalah waktu, perlahan saya akan melupakan kalau kamu itu anak saya," batin Gus Syaqil. Walaupun ia sudah memutuskan hubungan dengan Gus Farzan namun hatinya tak bisa dibohongi, dari lubuk hatinya ia masih menyayangi Gus Farzan sebagai anaknya.
Setelah memeluk Gus Farzan, Gus Syaqil beralih mencium pipi Gus Farzan. Saat merasakan ciuman dari ayahnya, tak terasa Gus Farzan kembali meneteskan air mata. Tidak bisa dipungkiri bahwa hati Gus Farzan begitu sakit saat mendengar ayahnya sendiri memutuskan hubungan keluarga dengannya.
"Sekarang pergi dari sini!" Ucap Gus Syaqil. Suaranya terdengar biasa saja tapi hatinya terasa berat saat mengucapkan hal itu.
"Lalu bagaimana dengan Umi?" Tanya Gus Farzan saat teringat bahwa dirinya belum berpamitan dengan uminya.
"Saya yang akan sampaikan," jawab Gus Syaqil. Queen memang sedang tidak ada di sana karena Gus dyaqil melarangnya keluar dari kamar saat melihat Gus Farzan datang tadi. Queen sempat berontak tapi Gus Syaqil mengurungnya di dalam kamar dan mengunci pintu kamar tersebut.
"Kalau begitu saya pamit, oh ya,perlu anda ingat. Walaupun anda sudah tidak menganggap saya sebagai anak, tapi ikatan tetap ikatan dan sampai kapanpun anda adalah Abi saya. Saya akan tetap menganggap anda seperti itu hingga akhir hayat saya dan saya pun akan terus berbakti kepada anda sampai kapanpun itu," ucap Gus Farzan tersenyum pilu.
Lelaki itu beralih menatap saudara kembarnya, "gue pergi dulu ya Han dan mungkin gue gak akan lagi menginjakkan kaki di sini. Kalo lo mau nemuin gue lo bisa dateng ke rumah." Gus Farhan hanya terdiam menahan tangisnya saat mendengar ucapan saudara kembarnya.
"Selamat tinggal semua, assalamualaikum warahmatullahi Wabarakatu." Dengan langkah yang berat, Gus Farzan melangkahkan kakinya keluar dari rumah itu.
"Maafin Farzan karena gak sempat pamit sama Umi," batin Gus Farzan.
****
Kini Gus Farzan sudah sampai di rumahnya. Wajahnya terlihat masih sangat sedih.
"Assalamualaikum," salam Gus Farzan sembari membuka pintu rumahnya. Suaranya terdengar parau karena tadi habis menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diantara Gus Kembar
Spiritualitéini tentang cinta segitiga antara seorang gadis dan sepasang Gus kembar. Nazira Shafira Aulia, seorang gadis berparas cantik, memiliki mata yang indah dan tubuh yang tidak terlalu tinggi, Nazira mencintai seorang laki-laki bernama Farhan Habibie Alf...