29

130 3 0
                                    

Baru saja memikirkannya, Chu Nian tiba-tiba merasa ada yang tidak beres.

Begitu dia mengangkat kepalanya, dia bertemu dengan sepasang mata gelap, dan senyuman di bibirnya membeku di wajahnya.

Jika orang ini bukan Wei Huai, yang sudah sepuluh hari tidak saya temui, siapakah dia?

Tidak yakin apakah itu ilusi, tapi Chu Nian menganggap ekspresinya sedikit aneh.

Setiap kali saya mendengar seseorang mengatakan hal-hal buruk, saya ditabrak oleh orang yang sebenarnya.Meski bukan dia yang mengatakannya, Chu Nian masih merasa sedikit tidak nyaman.

Hanya saja memalukan, tapi Anda tetap harus menyapanya.

Chu Nian mengangguk ke arahnya.

Melihat wajah kecil yang lembut di antara kerumunan, darah di tubuh Wei Huai sepertinya melonjak tak terkendali.

Rasanya seperti kegembiraan karena tidak bertemu dengannya selama berhari-hari, dan kecemasan karena takut dia akan mempercayai rumor tersebut.

Tapi pada akhirnya, apa yang terpancar di wajahnya adalah ketenangan seperti sebelumnya, dan dia dengan tenang mengangguk ke arahnya.

“Apa yang dilakukan anak ini di sini?”

Bibi yang awalnya memarahi Wei Huai karena berbicara dengan riang tidak bisa menahan diri untuk tidak bergumam.

Mendengar hal tersebut, Chu Nian pun merasa aneh.

Pekerjaan mereka hari ini adalah menanam ubi, dan dia diberi tugas memotong daun kentang.

Ada juga beberapa bibi tua dan gadis muda yang ikut bersama mereka.

Hampir semua orang berbadan sehat lainnya pergi menggali tanah dan membuka punggung bukit.

Masuk akal jika Wei Huai tidak boleh pergi ke arah ini, lagipula, ini tidak sedang dalam perjalanan.

Wu Shengli, yang berjalan di samping Wei Huai, bahkan lebih bingung dibandingkan Chu Nian.

Apa yang terjadi dengan Saudara Huai hari ini? Kenapa harus jauh-jauh ke sini?

Namun dia tidak berani bertanya atau menceritakan.

Bagaimanapun, mereka terlambat bekerja setiap hari, dan ketua tim terlalu malas untuk mengurus mereka.

Setelah menyapanya, Wei Huai melewatinya.

Dari pertemuan hingga lewat, hanya butuh sekitar sepuluh detik, Miao Honghong tidak menyadari apa yang terjadi sama sekali.

Dia baru saja mengobrol dengan Hu Wenli di sebelahnya.

Miao Honghong merasa senang karena dia tidak lagi harus pergi ke ladang tebu, dan dia lebih banyak berbicara.

Selama sepuluh hari terakhir, ia menghabiskan setiap hari di ladang tebu.

Lukanya datang silih berganti, dan terdapat goresan bersilang di wajah, leher, dan tangannya.

Yang lama tidak bagus, dan yang baru datang lagi.

kelahiran kembali ke tahun 70 -an Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang