Intan merenggangkan tubuhnya ketika sinar matahari menyeruak masuk dari sela-sela pintu tenda yang telah menganggu tidurnya.
Gadis itu pun terduduk, lalu mengucek kedua matanya yang terasa berat untuk dibuka. Namun saat ia menoleh, ia dikejutkan dengan sosok Lily yang sedang duduk sambil memeluk kedua kakinya, kedua matanya menatap kosong ke depan dengan mata yang merah serta kantung mata hitam yang tercetak jelas.
"Ly, lo gak tidur semaleman?" Tanya Intan dengan wajah panik, takut-takut Lily kesurupan.
Namun Lily tidak menjawab, cewek itu masih diam seperti sedang melamun.
"Sel... Selin, bangun!" Intan memukul-mukul tubuh Selin agar gadis itu segera terbangun.
"Nghh...Apaan sih ntan, ngantuk nih gue!!" Jawab Selin dengan suara serak khas bangun tidur, tapi kedua mata gadis itu masih tertutup.
Puk!
"Bangun gak lo!" Intan memukul Selin dengan cukup keras, hingga membuat gadis itu langsung terduduk.
"Aww!!! Sakit ntan." Kesal Selin sambil menggosok-gosok lengannya yang dipukul oleh Intan.
"Itu Lily kenapa sih? Gak kesurupan kan?" Bisik Intan sambil menunjuk ke arah Lily yang masih diam.
Selin menoleh kearah Lily yang seperti mayat hidup, "Ly, lo kenapa?"
Lily masih terdiam.
"WOY LY!" Teriakan Selin yang cukup kencang ternyata ampuh membuat Lily terperanjat, "Lo gak papa?"
Lily menatap kedua temannya, lalu fokus kepada Intan. Kedua tangannya mencengkram bahu Intan dan kedua matanya menatap lurus kearah mata Intan.
Intan yang mendapatkan gerakan tiba-tiba hanya terdiam, ia juga membalas tatapan Lily meskipun sedikit takut.
"Ly, lo gak kesurupan kan?" Tanya Intan.
"Intan lo..." Lily menggantungkan kalimatnya, "Gak jadi."
Lily pun melepas cengkaramannya. Ia lalu menggosok wajahnya dengan kedua tangannya, berharap ia segera sadar.
"Lo kesambet apa sih? Disini ada wewe gombel kah?"
"Mulut lo ya." Intan memperingati, Selin pun mengatup bibirnya rapat-rapat.
"Sorry, gue cuma gak bisa tidur aja semalaman."
"Kenapa?" Tanya Selin.
"Gak papa, gak terbiasa aja."
"Yaudah lo tidur di dalem gih, nanti disini gue sama Selin yang beresin." Ucap Intan.
Lily menurut saja, ia pun bangkit dan berjalan menuju kamar. Setelah sampai di kamar, ia membaringkan tubuhnya di atas kasur.
"Hahhhh..." Lily menghela napas panjang. Pikirannya menerawang percakapannya semalam dengan Asher.
Kemarin malam...
"Intan itu adek kandung gue."
"Hah?" Lily menatap wajah Asher tak percaya. Ia menggosok telinganya, takut salah dengar.
"Gue beda dua tahun sama dia. Lo tahu kan dia akselerasi?"
Lily mengangguk, "Kok dua tahun? Harusnya setahun kan?"
"Gue lebih tua setahun dari lo."
"Ka--Lo bercanda kan?"
Asher menatap Lily yang terlihat shock, "Emang gue tipe yang suka bercanda?"
KAMU SEDANG MEMBACA
MEMORIA (END)
FantasyIni semua adalah tentang memoria (ingatan) dari kehidupan sebelumnya. Tapi bukan cerita pengulangan waktu, biasa. Tak pernah terpikirkan oleh Lily bahwa dirinya akan diberi kesempatan kedua untuk kembali hidup. Seumur hidupnya, hanya ia habiskan un...