21).

7.8K 495 11
                                    


"Haechan-ah, lihat ikat pinggang ku" Mark datang dengan celana yang ia tenteng. "Mana aku tau, kan bukan punyaku" Mark langsung beralih ke kamar lagi, belum lama Mark pergi, Jungwoo langsung memeluk Haechan. "Ayo kita jalan-jalan". Haechan menggeleng, dia sedang tidak mood kemanapun. "Kenapa??"

"Ya ngk mau, ngk usah alasan kan" Jungwoo merasa kalau Haechan sekarang dalam mode senggol bacok. "Kau pms ya" tatapan tajam di dapat Jungwoo yang langsung ngacir ke dapur, Haechan membuang nafas nya kasar. "Kau tidak ikut Hyung" datang lagi satu pengganggu, Haechan sudah jengah sedari tadi mereka selalu mengganggu nya. "Tidak" singkat, padat dan sudah pasti jelas.

"Kau ini kenapa??" Tanya Doyoung yang tadi mengajak nya keluar juga. "Mwolla" Doyoung elus dada, menghadapi Haechan yang seperti ini lebih sulit ketimbang tingkah nakal nya. "Kita makan diluar saja ayo" Haechan menggeleng lagi. "Aku tidak mau" Doyoung sedikit memaksa nya.

"Pergi sendiri sana" usir Haechan jutek, anak itu bahkan langsung melenggang ke kamar. "Astaga, kenapa lagi itu bocah" celetuk Doyoung heran.

"Dia aneh kan" timpal Johnny sembari mendudukkan pantat nya. "Memang nya kenapa??" Johnny mengedikan bahu, dia juga tidak tau kenapa dengan Haechan. "Hyung, aku pergi dulu" Jungwoo dengan tas selempang kecil miliknya keluar dari dorm setelah pamit pada Doyoung dan Johnny yang ada di ruang tengah. "Jangan pulang malam" Doyoung mengingat kan, yang langsung di angguki si Jungwoo.

"Aaa,,, aku bosan" rengek Haechan ntah pada siapa?? Lah, salah sendiri, tadi di ajak keluar tidak mau, sekarang pas di kamar malah mengeluh bosan. "Minta jemput Jeno saja lahh" ya dengan mendial nomor Jeno bocah satu itu meminta di jemput sahabat nya, dan ntah mereka akan kemana semau Haechan saja.

"Oh, Jeno!! Kenapa kesini" Jeno tersenyum menyambut pelukan Doyoung. "Haechan minta jemput Hyung" jawab ny sembari melangkah masuk. "Anak itu, tadi katanya tidak mau keluar kemana mana, tapi malah kau yang di ganggu" Jeno terkekeh, sudah biasa menghadapi mood Haechan yang suka naik turun. "Kau mencari Haechan" tanya Johnny saat tau tamu yang tadi memencet bel dorm nya. "Eoh Hyung,"

"Ayo" belum juga Jeno mendudukan bokong nya, bocah itu sudah siap dengan setelan yang eerr,,, sedikit membuat orang khilaf kalau melihat nya, mungkin. "Apa apaan itu, ganti baju mu" cela Doyoung, sedang kan Jeno mengerjapkan matanya beberapa kali, Johnny meneguk susah payah ludahnya sendiri. "Kenapa?? Ada yang aneh??" Doyoung langsung menutup paha haechan, bayangkan saja paha mulus anak itu terekspos bebas yanh bisa saja mengundang tatapan,,, kalian bisa asumsi kan sendiri, ya anak itu keluar dengan celana di atas lutut, hanya menutupi setengah bagian paha nya, kaos polos oversize yang ntah mencomot milik siapa. "Ganti celana saja" Doyoung mendorong Haechan masuk kembali ke kamar nya, menyadarkan Jeno dan Johnny yang sempat terdiam. "Ini kalau Haechan cewek, udah beneran aku pacarin" ungkap Jeno blak blakan, Doyoung melotot. "Tidak, otakmu sama saja seperti Yuta dan orang yang ada di sisimu itu, aku tidak akan membiarkan Haechan punya teman kencan seperti mu" Jeno merutuk dalam hati, bisa bisa nya dia keceplosan di depan Doyoung, ini baru Doyoung belum Taeyong yang lebih proteck pada maknae mereka.

"Sudah, sekarang apalagi" Haechan keluar lagi dengan celana panjang sewarna dengan kaos milik nya, lebih baik dari pada tadi. "Oke, perfeck, ingat jangan jajan aneh-aneh"  Haechan memberikan sign oke. "Hati-hati menyetir nya Jen" peringat Doyoung, Jeno sih tersenyum saja, lagipula dia tidak akan mempertaruhkan nyawanya dan sang sahabat, jadi dia juga akan menyetir dengan hati-hati.

_______

Duduk di sebuah rumah pohon, Jeno dan Haechan menikmati waktu bersama sebagai teman curhat. "Kenapa tiba-tiba ajak kemari" Haechan menoleh lalu meminta untuk Jeno mendekat, setelah nya kepala anak itu bersandar. "Aku tidak tau, tapi akhir-akhir ini aku ngerasa lebih sensitif saja" keluh nya, Jeno diam!! Jujur ini bukan kali pertama mereka kesini, karena setiap Haechan banyak pikiran atau ada yang ingin ia ceritakan mereka akan kesini, Jeno yang menghampiri di tempat janjian atau menjemput teman nya ini.

"Kau ada yang mengganjal"

"Ntahlah"

Keheningan mengisi beberapa menit, lalu Jeno seperti ingin menanyakan sesuatu, tapi dia juga tidak tau, ini waktu yang pas atau tidak. "Haechan, boleh aku bertanya" Jeno merasakan Haechan mengangguk di bahu nya. "Apapun boleh" tanya Jeno lagi. "Iya" Jeno mengambil nafas dalam sebelum menghembuskan nya. "Sejak kapan kau kenal akrab dengan Jimin Sunbae??" Akhirnya, Jeno bisa menanyakan apa yang membuat nya penasaran.

"Tiga bulan, atau empat bulan lalu mungkin" jawab Haechan se ada nya, jika di ingat, memang seperti dalam tenggang waktu itu Haechan mengenal Jimin. "Kau nyaman dekat dengan nya" Haechan tidak tau, konteks nyaman seperti apa yang di maksud Jeno. "Dia orang nya baik, dia juga penyayang, nyaman jika seperti Sunbae dan  Hobae, itu mungkin!! Karena perlakuan nya juga baik pada ku selama ini." Jeno seperti menimbang sesuatu lagi.

"Apa jika dia menyukai mu, kau akan memikirkan nya" Haechan tau, mereka masih normal untuk hubungan yang seperti di bayangkan Jeno, tapi melihat kedekatan nya dengan orang lain yang bahkan tidak terpikirkan, mungkin saja membuat spekulasi seperti itu. "Aku masih suka yeoja,  tapi kalau perhatian Jimin Hyung, jelas aku menerima nya, dia sudah menganggap ku seperti adik, itu yang dikatakan nya" Jeno tidak tau, tapi kalau boleh berkata jujur, dia sedikit merasa iri, karena dulu sewaktu dia dan Haechan masuk menjadi trainee, anak yang sekarang menjadi sahabat nya ini begitu sulit di dekati, bahkan Haechan cenderung tertutup, tidak seperti saat ini. "Kenapa kau menanyakan ini" Jeno menggeleng pelan.

"Mungkin, karena aku merasa cemburu, karena kau sering bertemu dengan nya, bukan aku ingin membatasi pertemanan mu, hanya saja kau sedikit berbeda sekarang" Haechan sudah akan menjawab sebelum kembali bungkam. "Kau menjadi sering lebih diam, aku tidak mengerti, bahkan tadi kau bilang, akhir-akhir ini kau sensitif terhadap apapun" Haechan terdiam, tapi itu semua tidak ada sangkut pautnya dengan Jimin. "Hah,,, aku memang tidak terlalu paham, tapi aku tau mana yang baik untuk ku dan mana yang buruk, jangan khawatir" akhirnya hanya kata itu yang terucap, Haechan sendiri bingung, setelah mendapat surat misterius yang berisi sebuah pernyataan tentang perasaan seseorang itu pada nya, Haechan mendadak takut, ntah apa yang ia takutkan Haechan sendiri tidak tau. "Mau pulang sekarang" Haechan melihat pergelangan tangan nya. "Sebentar lagi" Jeno membiarkan, dia bahkan mengusap kepala Haechan yang bersandar, mungkin Haechan sedang banyak pikiran, jadi Jeno hanya berusaha menjadi pendengar yang baik saja.

Setelah memakan waktu empat jam bersama Jeno, Haechan merengek minta makan di restoran mama Jeno, yang langsung di sanggupi, hampir sebulan Jeno tidak bertemu ibunya, dia hanya menelfon orang yang melahirkan nya itupun jarang, apalagi Haechan, sudah berbulan-bulan malah, ah- Haechan jadi merindukan eomma Lee juga kan. "Kau tidak mengabari Mark Hyung" Haechan menatap Jeno sebentar. "Bahkan jadwal nya belum selesai" begini enaknya punya sahabat pengertian, meskipun terkadang terlihat cuek nyata nya Jeno lebih mengerti dan mengetahui dirinya. "Baiklah" berakhir nya percakapan mereka, mobil Jeno berhenti di area parkir restoran sang ibu, terlihat ramai, tenang mereka punya ruang VVIP rahasia jika kemari, tidak usah takut membuat gaduh karena kedatangan mereka.
















Sama Jeno Hyung dulu anaknya ya.

Byeeeeee

Terbukti, Haechan selalu bayi di mata Taeyong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terbukti, Haechan selalu bayi di mata Taeyong.

Gue ngk punya kuota guys,,, hiks...

Sedih,,,,

But it's okay, bisa up karena aku di rumah ibu, heheh ada wifi 😅

Ayi (Baby) Haechan Maknae 👶✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang