Kuil Giok, Puncak Qianfeng, Gunung Qianshi.
Xuxian memasuki aula utama kuil yang lebar dan luas. Pilar-pilar terbuat dari kayu dilapisi kaca kebiruan memantulkan sinar samar dari luar. Di puncak gunung Qianshi, Qianfeng, semuanya tertutup salju. Karena merupakan tempat spiritual paling tinggi di Dunia Mortal, tidak banyak makhluk fana yang dapat menjangkau puncak ini. Hanya penghuni Klan Langit, yang secara turun-temurun bertempat tinggal di puncak Qianfeng.
Di dalam kuil, ada tangga lagi menuju mimbar. Tempat singgasana Lei Hexia, ketua Klan Langit duduk sambil memejamkan mata. Posisinya tegap, rambut hitam yang sudah mulai memutih itu jatuh lurus di belakang punggungnya. Ia mengenakan sutra yang menutup hingga ke lengan. Dilapisi kain tebal dan jubah mewah biru-hijau, Lei Hexia nampak tenang seperti tumbuhan yang hidup di tengah hutan tanpa terganggu apapun.
Xuxian berdiri di atas kedua lututnya lalu membungkuk, memberi hormat. "Guru, Xuxian sudah tiba. Apa Guru benar punya pesan penting dari Ayahanda?"
Sudah hampir dua puluh tahun Xuxian tidak pernah melihat ayahnya lagi. Sejak kematian ibunya, Xuxian yang seharusnya bisa tinggal di Istana Giok yang ada di Langit Giok—perbatasan antara dunia mortal dan dunia immortal—malah harus pindah ke dunia mortal. Kesedihan yang ditanggung Kaisar Yu Huang membuat dirinya tak dapat membesarkan Xuxian sendiri dengan akal sehat. Kematian Permaisuri Langit menyebar duka yang tak pernah padam dalam hati sang kaisar. Xuxian bukan anak yang pemberontak dan menginginkan kejayaan. Ia paham bagaimana ayahnya dulu berjuang menyelamatkan keduanya. Ia tidak pernah protes dan merelakan keinginannya untuk bertemu sang ayah dengan berlatih di kuil ini.
Perlahan, Lei Hexia membuka mata. Ia tersenyum samar. "Berdiri, Xiao Xian."
Xuxian bangkit dan mendongak ke arah mimbar. Gurunya itu berjalan mendekat dengan langkah tenang.
"Guru, sebenarnya ayahanda mengirim pesan apa sampai aku tidak boleh keluar Kuil Giok sementara waktu?"
Sambil menghela napas, Lei Hexia berujar, "Terjadi sesuatu di Tanah Cahaya."
Xuxian tersentak, "Apa? Apa ayah baik-baik saja?"
"Kaisar baik-baik saja. Namun mereka habis menangkap Hei Suzhen yang berusaha menembus Dunia Mortal."
Kening Xuxian mengerut. "Hei Suzhen berusaha masuk ke Dunia Mortal? Guru, bukankah katamu Hei Suzhen dan Bai Suzhen itu pelindung Ratu Iblis, Mo Lushe selama ini? Mereka kan tidak pernah turun dari Tanah Iblis."
"Benar. Para dewa sepertinya tidak menyangka juga kalau Hei Suzhen turun dari Tanah Iblis. Bukan hanya Hei Suzhen, tapi Bai Suzhen juga turun. Dewi Xiangshui bilang kalau kedua siluman itu berpencar untuk mencari Cahaya Roh. Bai Suzhen mencari ke Tanah Cahaya, sementara Hei Suzhen ke Langit Giok. Mereka ingin kembali memulai perang dengan Dewa Shanqi."
"Perang? Ma—maksudmu, Ratu Iblis memberi perintah pada kedua siluman itu untuk mencari Cahaya Roh supaya... supaya mereka bisa menggunakannya untuk mengalahkan Dewa Shanqi?" kerut cemas mulai menguasai wajah Xuxian.
"Sementara dugaannya begitu. Hei Suzhen sampai sekarang tidak pernah memberitahu alasan sebenarnya. Ia hanya bilang kalau ia mencari kakaknya yang katanya kabur. Tapi rasanya aneh kalau Bai Suzhen kabur dari Tanah Iblis sementara ia belum pernah sekalipun keluar dari sana. Dan kabur dari apa juga?"
Xuxian terdiam sejenak memikirkan kemungkinan lain. Selama tinggal di Kuil Giok, Xuxian belajar banyak sejarah mengenai 4 lapis langit dan dua dunia. Bagaimana Langit Suci, Tanah Iblis dan Tanah Cahaya, Langit Giok, serta Dunia Mortal mengisi dunia ini. Xuxian tahu sejarah lama kenapa Ratu Iblis selalu menginginkan kekuasaan lebih dari Tanah Cahaya serta dendam pribadinya dengan Dewa Shanqi. Kedua orang hebat itu sampai sekarang menghidupi Xuxian layaknya legenda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Romance Between the White Snake and the Prince
ФэнтезиCompleted. [Retelling Chinese Mythology] Bai Suzhen, siluman ular putih yang cantik harus mendapatkan kembali kepercayaan gurunya-Mo Lushe dan membuktikan bahwa dirinya tidak akan mengkhianati Tanah Iblis. Gara-gara energi cahaya yang tidak sengaja...