Chapter 26 : Negosiasi

9 2 0
                                    

"Apa yang kau lakukan, Xianlong?"

Setelah mereka sudah berada beberapa meter menjauh dari Bai Suzhen, Xianlong menatap serius ke arah Taiyang yang gusar.

"Apa saja yang sudah kalian laporkan pada Dewa Shanqi?"

"Kau jawab dulu pertanyaanku," tuntut Taiyang tegas.

Xianlong memejamkan mata sambil menghela napas lagi. Para peri melayang di belakangnya, bercahaya seperti kunang-kunang kecil mengelilingi kepalanya.

"Kalau aku jawab, ceritanya akan terpotong. Aku akan pelan-pelan menceritakan semuanya asal kau menjawab pertanyaanku lebih dulu. Ini penting."

Taiyang menyipitkan mata. Walau Xianlong secara fisik selalu kelihatan lebih muda daripada Taiyang, namun Taiyang selalu menghormati Xianlong hanya karena ia lebih kuat dan dia adalah Dewa Kunlun. Dengan pasrah, ia pun menjawab.

"Kami hanya melaporkan bahwa Bai Suzhen memiliki kemampuan aneh yang tidak terdeteksi oleh segel dan jiwanya bebas berkelana di Gunung Kunlun. Aku juga sudah memberitahu bahwa kau menghilang selama beberapa hari ini. Namun, Dewa Shanqi sama sekali tidak terlihat panik. Ia malah dengan tenangnya membiarkan Bai Suzhen datang padanya. Selain alasan bahwa ia ingin membunuh Dewa Shanqi, kami menduga hal lain karena kami juga mendapat laporan mendadak dari Kaisar Giok yang menyatakan kalau adiknya, Hei Suzhen ternyata turun dari Tanah Iblis juga."

Informasi itu cukup membuat Xianlong bergeming. Matanya menatap ke tanah seolah ia sedang berpikir.

"Jadi keduanya turun dari Tanah Iblis? Apa tujuan Hei Suzhen?" tanya Xianlong.

"Ia mengaku pada para dewa Wuxian kalau ia mencari Bai Suzhen. Katanya, Bai Suzhen membawa kabur sesuatu yang sangat penting dan harus dikembalikan segera. Namun sampai sekarang tidak ada yang tahu kenapa Bai Suzhen bisa jatuh dari Tanah Iblis. Kami semua sementara menduga kalau Hei Suzhen dan Bai Suzhen sebenarnya sedang mencari Cahaya Roh dan bersama-sama untuk menghancurkan Dewa Shanqi. Itu jauh lebih masuk akal." Taiyang menutup penjelasannya dengan tatapan dingin. Seolah mengunci pemikiran Xianlong yang melintang jauh dari rencananya.

"Itu benar," gumam Xianlong pelan.

"Benar apanya?"

"Bai Suzhen bukan siluman iblis. Melainkan seorang keturunan dewa. Dan yang dibawa kabur olehnya adalah Pusaka Iblis yang sudah menjadi satu dengan energi cahaya dan hendak direbut oleh Mo Lushe."

Taiyang sudah menduga ia akan mendengar hal ini. Terkait dengan apa yang dikatakan Xianlong di kolam tadi, akhirnya menjawab pertanyaan dalam benaknya sendiri.

"Bagaimana kau bisa bilang begitu? Apakah ini ada kaitannya dengan ia yang tidak terdeteksi segel Tanah Cahaya?"

Xianlong mengangguk singkat. "Ketika aku menemukan dirinya, ia tertidur pulas dan mungkin sedang ada di alam bawah sadar bentuk kultivasinya. Aku mencium aroma hangat yang terasa familier dan juga merasa aneh karena ia bisa masuk ke gunung tanpa terluka. Tanpa memanggil pertahanan para peri sendiri. Setelah berdebat dan meyakinkannya, akhirnya pelan-pelan ia mulai bercerita tentang apa yang terjadi di Tanah Iblis."

Xianlong pun menceritakan Pusaka Iblis serta Mo Lushe yang sengaja merawat roh kecil Bai Suzhen yang penuh oleh energi cahaya dan memasukkan Pusaka Iblis sebagai pusaka ekstensi untuk menyerap darah energi cahaya itu ke dalam tubuhnya. Membiarkan Pusaka Iblis juga hidup dalam jantungnya dan Bai Suzhen dibesarkan di Tanah Iblis tanpa tahu identitas asli dirinya.

"Dia percaya begitu saja?" tanya Taiyang ragu.

"Tidak. Sudah kubilang, dia sangat sulit untuk memiliki pemikiran ini. Dan sekarang, sudah saatnya aku membantu dia kembali menemukan dirinya sendiri. Pengaruh Mo Lushe memang cukup kuat, tapi usaha Ratu Iblis yang hendak mencabut kembali Pusaka Iblis dari jantungnya membuat Bai Suzhen tidak rela mati begitu saja. Maka itu ia kabur dan tidak sengaja terjatuh sampai ke sini. Kurasa, alasan dia tidak mati di Tanah Bening adalah berkat energi cahaya yang melindungi Pusaka Iblis dan menahan energi iblis itu sendiri.

"Energi cahaya yang mengalir dalam tubuh Bai Suzhen sangat besar. Trigger-nya kembali muncul ketika ia tidak sengaja membuka Ruang Terlarang milik Mo Lushe. Ruangan itu dipenuhi oleh sihir hitam, dan energi cahaya tanpa sengaja menjinakkan sihir hitam itu karena bentuk sihir hitamnya sedikit lemah dari energi cahaya Bai Suzhen sendiri."

Taiyang mengerutkan alis, berusaha menginterupsi. "Kenapa harus ruang terlarang itu? Maksudku, jika selama ini Bai Suzhen tidak tahu energi cahaya itu sendiri, tidak mungkin juga tidak ada energi hitam yang lemah untuk bisa memicu energi cahaya itu sendiri. Seharusnya tanpa ruangan itu, ia sudah menyadari energi cahaya itu sendiri, bukan? Xianlong, kau benar-benar yakin soal ini?"

"Aku tidak tahu. Tapi kurasa, selama ini ia tidak benar-benar melawan energi hitam yang sifatnya semurni milik Mo Lushe. Kurasa, ruang terlarang itu memang disegel khusus hingga energi cahaya dalam tubuh Bai Suzhen terpaksa terpicu."

Tidak lelah meyakinkannya, Taiyang kembali menyahut, "Tapi, kalau kau membantunya berkultivasi, itu artinya kau membantunya bebas dan dia bisa saja langsung membunuh Dewa Shanqi. Aku yakin ini hanya sebagian rencana liciknya, Xianlong."

Xianlong menatap Taiyang dengan senyum samar. "Kau bilang Dewa Shanqi akan membiarkannya datang sendiri, bukan? Kurasa itu bukan sesuatu yang perlu kita khawatirkan. Aku yakin, Dewa Shanqi juga tidak mungkin dikalahkan begitu saja. Kecuali kita berperang lagi."

"Lalu bagaimana dengan perlakuanmu ini, hah? Benar, kita tidak perlu khawatir jika Bai Suzhen merencanakan itu. Aku percaya Dewa Shanqi seribu kali lebih kuat dari siluman ini. Namun, bagaimana denganmu? Apa yang akan Dewa Shanqi lakukan jika dia tahu salah satu Dewa Suci kepercayaannya ternyata membantu seorang iblis?"

Xianlong menatap tajam ke arah Taiyang. "Dia bukan iblis, Taiyang. Dia adalah keturunan dewa."

"Siluman setengah dewa," ralat Taiyang, "dia masih memiliki Pusaka Iblis itu. Di dalamnya pasti mengalir beragam jenis teknik dan pola pikir yang tinggal bersamanya ketika di Tanah Iblis. Kau tidak bisa menyela itu. Sekalipun ia memang keturunan dewa, pasti akal sehatnya lebih sering menuntunnya untuk melawan. Dan akhirnya, dia hanya akan mengkhianatimu," kata Taiyang bengis. Dia terlihat tidak peduli dengan ketulusan Xianlong. Walaupun sebagai dewa suci yang terpandang dan bijak, tetap saja Xianlong melanggar aturan utama para dewa suci—membantu iblis.

Melihat Xianlong terdiam, Taiyang kembali berujar, "Apa yang harus kukatakan pada Dewa Shanqi tentang ini, Xianlong?"

Dengan gerak pelan, Xianlong melirik ke arah tempat Bai Suzhen masih duduk tenang di samping kolam. Dari kejauhan, hanya kepala gadis itu yang nampak di antara ujung-ujung semak belukar. Para peri mulai berdesas-desus, tapi Taiyang hanya mendengar serapah-serapah kecil dalam bentuk protes.

Taiyang tidak memedulikan mereka.

"Rahasiakan ini untukku. Jika Bai Suzhen bisa menempuh kultivasi terakhirnya, aku akan menjamin nyawaku sebagai taruhannya. Aku akan melindungi Dewa Shanqi hingga mati. Namun, jika Bai Suzhen bisa berubah, percayalah, dia hanya seorang dewa dari Sekte Salju yang bisa membantu kita."

Taiyang menggeleng-geleng. Ia merasa perkataan Xianlong semakin di luar nalar. Entah apa yang merasuki dewa tampan ini.

"Membantu apa? Membantu memenangi rencana Mo Lushe?"

"Segel Anti-Iblis."

Seketika Taiyang bungkam. Ia memandang Xianlong.

"Kau ingat soal sosok penetral dari Sekte Bulan yang pernah Dewi Bulan ceritakan sepuluh ribu tahun yang lalu? Kurasa, kali ini, Bai Suzhen adalah orangnya. Selain bisa menopang dua energi di satu jiwa, ia sebenarnya tidak tahu kalau hanya dirinya yang bisa menghentikan ini semua."

***

Romance Between the White Snake and the PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang