Chapter 30 : Kultivasi Terakhir

8 3 0
                                    

"Apa semuanya baik-baik saja?" tanya Bai Suzhen setelah melihat Xianlong akhirnya kembali. Pria itu nampak tersenyum miris.

"Sebaiknya kita percepat kultivasimu. Aku khawatir Taiyang tidak bisa dipercaya. Dedikasinya terhadap Dewa Shanqi memang baik. Tapi aku takut ia tidak sebijaksana itu," katanya sambil duduk di pinggir kolam bersama Bai Suzhen.

"Lalu kau pikir kau sudah cukup bijaksana?"

Xianlong menaikkan sebelah alisnya. "Bukankah begitu?"

Kali ini Bai Suzhen tersenyum. Entah kenapa, berada di samping Xianlong membuat hatinya merasakan kebenaran. Keyakinan untuk mempercayai dewa akhirnya membawa sesuatu yang damai dalam hiatnya. Seolah-olah Bai Suzhen tahu kalau selama ini ia gelisah, risau dan gulana terhadap masa depannya. Jika ia masih belum bisa mengendalikan kultivasi terakhir, maka ia akan mengecewakan semua orang—termasuk dirinya sendiri. Namun setelah apa yang terjadi terhadap pertemuannya dengan Xianlong, sesuatu dalam hatinya seolah berkata jujur. Seolah menyetujui sesuatu yang selama ini ia kubur dalam-dalam.

Gurumu hanya memanfaatkanmu.

Kau harus memilih jalanmu sendiri, karena ini adalah hidupmu.

Kata-kata Xianlong menyangkut dan membuat hati Bai Suzhen seolah ditanamkan seribu kali lebih banyak kepercayaan dan semangat baru yang menyengat perasaannya.

Jika ia memang diselamatkan oleh Mo Lushe, maka ia berhak untuk tetap hidup. Hidup dan mati dirinya, tidak pernah sepenuhnya milik Mo Lushe. Melainkan miliknya sendiri. Bai Suzhen kecewa, sangat kecewa terhadap kenyataan dan kebenaran itu. Namun, dia tidak selamanya memaksakan kenaifan dalam dirinya menetap di sana.

Ia akan mengakhiri kegundahannya selama hampir dua puluh lima tahun ini. Ia akan mencapai kultivasi terakhir dan akan menembus alam kekuatan yang baru bersama Xianlong. Dan hanya dewa ini—satu-satunya dewa yang pada akhirnya menyadarkan identitas dan dirinya sendiri.

Tanpa sadar, Bai Suzhen menatap Xianlong dalam.

"Kau siap?" tanya Xianlong duduk bersila di hadapan Bai Suzhen.

Bai Suzhen mengangguk, lalu duduk tegap untuk menunjukkan sikapnya. "Lakukanlah."

Tangan Xianlong bergerak, terayun membentuk lingkaran. Seberkas sinar kebiruan melayang, Bai Suzhen memejamkan mata. Ia memfokuskan dirinya ke titik di kepala dan jantung. Merasakan aliran darah dingin yang masuk ke dalam Pusaka Iblisnya dan berdetak seirama jalinan energi cahaya berkumpul.

Dalam denyutan tipis, Bai Suzhen lantas merasakan sesuatu menabrak Pusaka Iblisnya dan tiga fragment menyentuh tubuhnya. Ia bisa membayangkan, sekarang, Xianlong sedang menyalurkan energi cahaya dari tangannya untuk membantu mengaliri energi objek dari tiga fragmen ke dalam pikiran Bai Suzhen.

Dalam beberapa detik, gerbang menuju kultivasi terbuka. Bai Suzhen memasuki alam pikiran bawah sadar dan membentuk kekuatan Pusaka Iblis yang mengalir seperti biasa. Memenuhi seluruh sarafnya ke jantung lalu membuat kekuatan berpusat pada level kultivasi terakhir yang ia miliki.

Kau punya waktu beberapa menit untuk mempelajari masa lalumu dan menemukan sumber utama kekuatan yang seharusnya kau ketahui selama ini.

Sebuah suara terdengar samar-samar. Dalam pikiran Bai Suzhen, ia seolah bisa melihat sebuah gunung besar yang di atasnya menggantung sebuah bulan bercahaya yang megah. Ketika ia melihat di atas puncak gunung itu, ada seorang wanita berpakaian cantik dengan rambut tergerai dan terhempas udara. Wajahnya hanya berupa bayangan hitam karena terhalang sinar bulan di belakangnya. Namun siluet itu terasa akrab sekaligus dekat.

Selama ini, jika Bai Suzhen sedang berkultivasi, yang ia temukan dalam alam bawah sadarnya hanyalah rasa kosong, hening dan gelap. Ia harus dipaksa mencari titik dari sumber rasa sakit yang paling dekat di antara kegelapan. Setelah Bai Suzhen menemukannya, ia harus melawan sumber rasa sakit itu hingga sumbernya pecah dan membentuk struktur kekuatan spiritual baru dalam dirinya.

Romance Between the White Snake and the PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang