Bai Suzhen tersentak dalam duduknya lalu ia membuka mata. Tak ada apapun yang bisa ia rasakan selain kelegaan yang luar biasa dalam hatinya. Ia merasa pikirannya masih menyangkut dalam bayang-bayang wanita yang bernama Yue Shuiying itu lalu ikatan yang begitu jelas terasa lekat dalam hatinya. Di depannya, Xianlong menatap penuh tanya.
"Siapa Yue Shuiying?" tanya Bai Suzhen langsung.
"Kau bertemu Dewi Bulan?"
"Yue Shuiying adalah Dewi Bulan?"
Xianlong mengangguk lalu tersenyum. "Sekarang aku tahu siapa dirimu dan asal-usulmu. Setidaknya, ini bisa membantuku untuk menjelaskan pada Dewa Shanqi."
Bai Suzhen melihat kedua tangannya yang tadi membeku. Tangan itu sudah berubah wujud seperti biasa lagi. Ia memandang Xianlong heran.
"Kultivasi apa... barusan itu?" tanyanya.
Tiga fragmen yang ada di atas tanah kini sudah hilang. Seluruh energinya menyerap ke dalam gerbang kultivasi alam bawah sadar. Bai Suzhen tidak pernah memiliki kultivasi seperti itu. Dan pengalaman barusan cukup membuat dirinya tertegun, terdiam.
"Kurasa kultivasi tahap terakhir yang kau miliki adalah jati diri. Selama ini kau sudah menempuh banyak sekali kultivasi, beragam jurus serta teknik bela diri. Mereka semua memang butuh pondasi energi murni yang kuat. Mo Lushe mengajarkanmu beragam teknik dan bela diri sesuai keturunan iblis. Kau menyerap energi hitam, menguatkan teknik dan jurus untuk membuat kekosongan, kegelapan dan kehampaan. Namun sebenarnya, kau hanya semakin jauh dan meninggalkan jati dirimu sendiri. Sekarang, apa yang kau rasakan setelah bertemu Dewi Bulan?"
Sekali lagi, Bai Suzhen merasakan darah yang mengalir di sekitar tubuhnya terasa hangat sekaligus dingin. Ia tidak bisa membagi perasaan itu. Di Tanah Iblis, jika dirinya merasa hangat, ia akan segera buru-buru menetralisir diri dengan bermeditasi dan memfokuskan pikiran pada kekosongan dan kegelapan. Untuk menguasai teknik mengendalikan pikiran, membuat ketersesatan dan beragam jurus kekuatan iblis lainnya. Ia tidak pernah benar-benar menikmati suhu tubuhnya yang berubah hangat tiba-tiba selain keanehan.
Ia pernah bertanya sekali pada Hei Suzhen, "Apa kau pernah merasa hangat?"
Lalu Hei Suzhen bertanya, "Rasa hangat? Rasanya seperti apa?"
"Aku tidak tahu. Tapi aku bisa merasakan aliran darahku seperti menyelimuti sekujur badan dan membuat rasa hangat yang tertutup."
Kemudian Bai Suzhen baru sadar, kalau saat itu, hanya dirinyalah yang pernah merasa hangat. Hei Suzhen bilang, "Kita para iblis tidak mungkin bisa merasakan hal-hal semacam itu. Jika kau masih bisa merasakan hangat, artinya basis kultivasimu masih lemah. Kau masih berupa jiwa kosong yang tidak bisa mengendalikan apapun."
"Rasanya hangat... tapi dingin sesekali," jawab Bai Suzhen pelan pada Xianlong setelah tersadar beberapa saat. Ia membayangkan dua energi—energi cahaya dan energi hitam, kini saling menopang tubuhnya.
"Tidak masalah. Cepat atau lambat, kau bisa menguasai itu," kata Xianlong tenang. "Sekarang, kau hanya perlu berkultivasi sendiri lagi untuk menentukan apa yang akan kau lakukan terhadap keduanya."
"Apa maksudmu?" tanya Bai Suzhen sambil menaikkan alis.
Xianlong menghela napas. "Taiyang merasa kalau mempercayaimu adalah sebuah kesalahan. Walaupun aku percaya kau karena kita sama-sama keturunan Sekte Bulan, maka aku tidak pernah ragu. Hanya saja, aku hanya ingin mengingatkan, kalau kau pasti akan mengalami kegalauan besar terhadap kekuatan ini."
Dalam hati, Bai Suzhen menyetujui itu. Walaupun Xianlong sudah membantu banyak hal terhadap masa lalu dan identitas dirinya, sebagian hatinya juga merasa enggan menerima kenyataan kalau Mo Lushe—guru yang selama ini ia percayakan, ternyata hanya memanfaatkan dan menyembunyikan ini semua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Romance Between the White Snake and the Prince
FantasyCompleted. [Retelling Chinese Mythology] Bai Suzhen, siluman ular putih yang cantik harus mendapatkan kembali kepercayaan gurunya-Mo Lushe dan membuktikan bahwa dirinya tidak akan mengkhianati Tanah Iblis. Gara-gara energi cahaya yang tidak sengaja...