Jangan lupa vote nya ya, jangan jadi pembaca gelap hehe.
×××
Rasa khawatir yang sempat melanda di jiwa Viara itu masih melekat walau secuil jagung. Sehabis mobil Sagara pergi menghilang dari pandangan Viara, tanpa melewati sedetik pun ia langsung membuka handphonenya lalu menghubungi Selatan.
Seolah tuli akan perkataan Sagara tadi, Viara tak berhenti berpikir bahwa Selatan tidak sejahat itu sampai mau tinggalkan dia di jalan yang sepi.
'Nomor yang anda tuju tidak tidak dapat dihubungi, cobalah lakukan beberapa saat lagi'
Viara berdecak kesal, lalu kembali menelfonnya lagi. Namun, sama saja, hanya suara moderator yang terdengar dibalik telfon.
Kemana Selatan?
"Gue yakin seratus persen kalau Selatan lagi nggak baik-baik aja, apalagi tadi tiba-tiba ada orang berbaju hitam kan," pikirnya.
"Apa mungkin Selatan di culik?"
"Semoga itu nggak bener," akhirnya.
Karena lelah berpikir, alhasil Viara pun masuk rumah guna bersih-bersih.
Setelah menaruh sepatunya di tempatnya, ia pergi ke dapur untuk mengambil air minum, hal ini merupakan rutinitas Viara ketika pulang sekolah.
"Non, ini surat buat non, bibik dapet di pot bunga tadi."
Viara membalikkan badannya menghadap bi inak, ia mengangkat alisnya saat melihat kertas yang terlipat bertulis namanya.
Bingung, namun tak kunjung ia mengambil kertas itu dari tangan bik inah.
Entah kenapa setelah membaca surat itu, perasaan Viara yang tadi mengkhawatirkan Selatan kini menghilang. Ia lega saat melihat isi surat itu. Viara yakin penulis surat itu adalah Selatan, karena didalamnya tertulis permintaan maaf Selatan yang tiba-tiba meninggalkan dirinya, dan juga alasannya.
Walaupun terdengar tak masuk akal namun Viara mencoba percaya pada laki-laki itu.
Tapi siapa yang menaruh surat itu di pot rumahnya?
"Bibi lihat nggak siapa orangnya?" tanya Viara pada bik inah.
Bik inah menggeleng, "Bibi juga nggak tau non, apa kita coba cek Cctv aja?" tawar bik inah.
"Oh iya, ayo."
•~•~
"Cctv lagi rusak non, ini lagi mau di perbaiki," ucap penjaga cctv, sebut saja Pak hilma.
"Loh, rusaknya dari kapan? Kenapa nggak di perbaiki pas udah tau rusak?" tanya Viara.
"Aduh non, saya lupa banget. Maaf non,"
"Lain kali kalau ada kerusakan di rumah, cepat perbaiki ya Pak." peringat Viara.
Pak hilma mengangguk mengerti lalu tunduk hormat kepada majikannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐓𝐀𝐋𝐊𝐄𝐑
Teen FictionBagaimana jika hidupmu yang awalnya tenang tentram menjadi kosong tak bernyawa? Rasa takut yang menghantui Viara tiap hari akhirnya terjawab. Namun, bukannya rasa aman yang ia rasakan, malah menjadi awal dari semuanya. ××× "Jangan ajari gue tentang...