🖤 PRISON: 35. JEALOUSLY-JEALOUSLY 🖤

6.7K 357 32
                                    

Happy reading 🖤

     “Bosen cuma ngobrol gini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

     “Bosen cuma ngobrol gini.”

     Celetukan salah satu dari teman-teman Geo mengheningkan keadaan. Beberapa dari mereka mengangguk setuju begitu juga Nanda. Kedatangan teman-teman Geo siang tadi disambut bahagia oleh Nanda. Bagaimana tidak, mereka adalah orang-orang yang sangat peduli terhadapnya. Bahkan saat datang tadi mereka membawakan beberapa makanan kesukaan kekasih kaptennya.

     “Kalo ngga salah inget, deket-deket sini ada lapangan basket.” Tutur Satria dengan raut muka berpikir. Mengingat di sebelah mana lapangan basket yang ia lihat kemarin-kemarin.

     “Main kuy! Gue bawa bola tuh di mobil.” seru lainnya semangat. Daripada hanya mengobrol atau bernama ponsel. Lagi pula mereka sudah menghabiskan waktu lebih dari 3 jam hanya untuk mengobrol. Tentu saja berbagai topik sudah mereka bahas. Sampai-sampai mereka kehabisan bahan cerita.

     Satu suara didapat. Kompak memilih bermain basket di lapangan yang tak jauh dari rumah Geo. Mereka jalan kaki menuju lapangan. Motor dan mobil ditinggal di halaman rumah Geo. Sepanjang jalan lelucon lucu tidak pernah berhenti dilontarkan. Karena suara mereka yang notabene-nya remaja laki-laki sehingga terdengar sangat ricuh. Tertawa dan bercanda bersama. Kekeluargaan terasa sangat kental.

     Nanda juga ikut walaupun hanya sekedar menonton. Tidak mungkin dirinya memilih di rumah saja. Sakit di bagian pinggang ke bawah masih sangat terasa. Geo sempat melarang Nanda pergi. Atau setidaknya Nanda tidak ikut berjalan, ia dengan senang hati akan membawa motor. Tapi laki-laki manis itu kekeh untuk ikut berjalan bersama teman-temannya.

     “Sat, beli minum.” Suruh Geo sembari menyodorkan sebuah kartu pada Satria.

     “Gue mulu,” Gerutu Satria mencebikkan bibir. “Sini dah.” Ucapnya mengalah. Satu tangannya menyambar kartu yang Geo ulurkan. Sedangkan tangan lainnya menarik Deven untuk ikut. Mereka berdua berpisah dengan yang lain menuju ke toko terdekat.

     Geo dan Nanda berjalan beriringan paling depan. Sedangkan yang lain mengekor dari belakang. Sore ini cukup cerah. Tidak terlalu panas. Cuaca yang sangat cocok untuk beraktivitas di luar ruangan.

     Sesampainya di lapangan basket ternyata ada cukup banyak orang di sana. Mungkin karena sekarang hari Minggu. Kebanyakan remaja laki-laki dan perempuan yang datang. Beruntung tersisa satu lapangan basket yang kosong. Geo dan kawan-kawan lantas memakainya. Mereka yang tergabung dalam tim basket langsung masuk ke dalam lapangan begitu juga Geo. Nanda dan yang lainnya memilih duduk menonton dipinggir lapangan.

     Mereka terbagi menjadi dua tim. Geo selaku mantan kapten tim basket Pelita tidak diperbolehkan satu tim dengan anggota inti. Ada sedikit sesi cekcok saat penentuan tim. Tapi Geo yang menjadi topik masalah justru diam menatap datar teman-temannya.

     Kedatangan Satria dan Deven menjadi penengah. Akhirnya diputuskan Geo harus bergabung dengan anggota cadangan. Toh sebenarnya Geo setuju-setuju saja. Ia sama sekali tidak mempermasalahkan.

PRISON [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang