10. The Birthday

7.2K 456 18
                                    

Sejak kejadian dua hari yang lalu dimana saat aku tertidur dalam pelukan kak Riko. Aku dan kak Riko sering salah tingkah saat berpapasan atau pandangan kami bertemu. Sesekali kami tersenyum dan rasa malu memburat menyeruak diantara kami. Kak Wildan sepertinya mulai menyadari keanehan ini tetapi kami masih berpura-pura bahwa semuanya berjalan seperti biasa. Walau kami belum jadian sih. Eh, tunggu... Jadian? Entah aku yang berfikir terlalu berlebihan, sepertinya aku merasa kak Riko juga mulai menaruh perasaan kepadaku. Ia begitu lembut dan begitu memperhatikan aku belakangan ini dan itu cukup membuatku senang sekaligus deg-degan. Tapi apa benar?

Dua hari yang lalu ya... Hmm... Dua hari yang lalu, berarti hari ini... Hari ini adalah HARI ULANG TAHUNKU! Oh God! Hari ini aku genap berusia 18 tahun. Drrtt Drrrtt, kurasakan HP ku bergetar aku memang jarang menghidupkan ringtone, selalu ku set profilenya menjadi silent. Oh ini telepon dari Ibu!

"Halo?" sapa ku lembut.

"Haloooo Danny... Gimana kabarmu nak? Sehat?"

"Hehe syukurlah bu, aku sehat-sehat saja. Ibu sama Ayah gimana kabarnya?"

"Kami disini sehat-sehat semua Dan... Si Ayah kangen sama kopi buatanmu, dia bilang buatan Ibu takaran kopi gulanya selalu kurang pas..."

"Hahaha... Ayah itu selalu saja, bilang hati-hati bu... nanti kadar gulanya naik dia kan diabetes..."

"Iya nak, kamu jangan khawatir ya... Disini kami semua sehat-sehat saja... Abangmu kangen tuh, dia kesepian disini, kan biasanya berdua sama kamu terus."

"Haha, bisa juga dia kangen sama aku...Salam ya bu untuk keluarga yang di sana.."

"Iya nak pasti, oh iya... Kami dari sini ngadain makan malam kecil sekalian berdoa untuk ulang tahun kamu... Selamat Ulang Tahun ya sayang..."

"Makasih ibu, waaahhh aku mau ikutt...." rengekku

"Hehehe, walau kamu gak ada kami kan tetep ngerayain dan ngedoain disini nak, kamu yang semangat ya sayang."

"Iya bu, i love you mom...."

"I love you too, dear."

Klik.

Percakapan ku dengan ibu ditelepon tadi semakin membuat rasa gundahku membuncah. Aku ingin pulang ke Jakarta rasanya. Meninggalkan kota ini dan merayakan ulang tahunku bersama Ayah, Ibu, dan Abangku. Eh, tapi disini aku juga punya kedua kakak yang selama ini sudah begitu mencurahkan perhatiannya untukku. Apa mereka tau ya ini hari ulang tahunku?

Krek.

Ku buka pintu kamarku. Ku lihat seisi ruang makan dan ruang tamu. Sepi. Kemana perginya kedua orang pemalas itu? Tumben mereka meninggalkan rumah tanpa menggedor kamarku untuk minta dibuatkan kopi. Aku beranjak melihat kalendar yang terpajang didinding. Hari ini hari ulang tahunku dan benar saja, ada tanda dengan spidol merah pada tanggal kelahiranku. Lalu ada tanda merah lagi untuk hari esoknya. Itu tanda untuk apa? Bukannya ulang tahunku cuma satu hari? Hmm...Kak Riko, Kak Wildan... Kalian dimana sih?

****

"Danny... selamat ulang tahun yaaa!" sapa Riska teman satu angkatanku.

"Bisa ultah juga lo Dan? Selamat ye!" ujar Doni.

"Dannnyyyyyyy! Selamat ulang tahunnnn.." ujar Mira.

Begitulah selama perkuliahan aku mengucapkan puluhan kali terima kasih dan berkali-kali menjabat tangan temanku untuk mengucapkan terima kasih telah mendoakan dan mengucapkan ulang tahun untukku. Tetapi aku merasa ada yang kurang. Ya kurang. Kak Riko dan Kak Wildan mana sih? Dari pagi belum ketemu... Aku kesal.

Aku melangkah pelan memasuki pekarangan kost. Drrrt Drrrrtt ! HP ku bergetar.Aku melihat 1 sms masuk. Dari Kak Wildan!

"DEK, KK BISA MINTA TOLONG GA? KK LG SIBUK BANGET, TOLONG KE PLASA KEMANG AMBILKAN BARANG PESANAN KAKAK, SEMUA SUDAH DIBAYAR KATANYA SDH BISA DIAMBIL. TOLONG YA"

Love Under The MistletoeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang