Tzuyu menghela napas saat apa pun yang dia lakukan, masih tak cukup untuk mengembalikan reputasi yayasan serta perusahaan yang dia miliki. Dampak komentar jahat itu benar-benar sulit untuk dihilangkan. Orang-orang masih menganggap mereka hanya memghukum orang tak bersalah untuk kembali beroperasi.
"Tzuyu ... Aku sudah mengatakannya 'kan?"
Tzuyu berdecak kemudian meletakkan iPad-nya. Apa yang salah? Dia hanya ingin tahu apa promosi yang dilakukannya berhasil. Ternyata tidak. Padahal hampir satu minggu dia memasang iklan untuk perusahaannya. Namun, sampai hari ini iklannya tak berpengaruh sama sekali. "Apa aku tidak boleh mencari tahu?"
"Boleh, tapi akan lebih baik jika tidak. Kau tidak boleh banyak pikiran," ujar Jungkook sembari menyalakan lilin aromaterapi. Akhir-akhir ini Tzuyu memang sedang sangat menyukainya. Dia mengatakan aromanya cukup untuk membuat kepalanya yang sakit, sedikit membaik.
Satu lagi yang membuat dirinya merasa lebih tenang. Yap! Pelukan Jungkook. Apalagi, seharian mereka harus terpisah karena urusan pekerjaan masing-masing. Biasanya Hyeri yang akan turun tangan. Namun, Jungkook mengatakan akan lebih baik jika mereka yang melakukannya. Alhasil, mereka harus terpisah sesaat.
"Oppa, kau mencintaiku?"
Pertanyaan itu cukup mengundang tawa dari Jungkook. Pasalnya, dia tak menyangka pertanyaan acak itu akan diajukan oleh Tzuyu.
Jungkook menyingkap selimut kemudian duduk di samping Tzuyu yang berbaring. "Kau yakin itu pertanyaannya?"
Tzuyu mengangguk. "Apa aku tidak boleh mengetahuinya? Aku bahkan menunjukkan segalanya dengan jelas kalau aku sangat mencintaimu."
Jungkook tersenyum. Dia benar-benar tak bisa lupa setiap tingkah Tzuyu saat mendekatinya. Bahkan, gadis dengan limpahan harta itu tak ragu turun ke kebun untuk membantunya. "Aku juga."
"Buktinya apa?"
"Buktinya aku bersamamu."
"Ey ... Itu bisa dilakukan meski kau tidak mencintaiku. Oppa, jujur saja, awalnya kau hanya kasihan padaku 'kan?"
Jungkook terkekeh mendengar terkaan Tzuyu yang cukup tepat. Memang, awalnya bahkan dirinya sangat risih dan menganggap Tzuyu sangat aneh. Gadis itu bahkan rela melakukan apa pun untuknya. Termasuk saat pura-pura menjadi orang yang berasal dari kelas sosial yang sama dengannya.
Namun, baginya hanya Tzuyu yang bersikap baik padanya meski dia terus saja menolaknya. Kemudian, perlahan rasa kasihan dan ingin melindungi itu berubah jadi takut kehilangan. Bahkan dia mengenyampingkan rasa marahnya pada ayah Tzuyu dan tetap bersama istrinya.
"Buktinya ... Byeoul tidak cukup?"
"Ah sudahlah, Oppa tidak bisa romantis. Aku tidur saja." Tzuyu membelakangi Jungkook, membuat pria itu seketika terkekeh. "Ah, satu lagi. Jangan peluk aku."
"Baiklah."
"Nah kan, kau memang tidak romantis. Matikan lampunya dan selamat malam."
***
"Kau baik-baik saja?" tanya Hyeri sembari membereskan kertas-kertas yang ada di meja Tzuyu. Sejak tadi, wanita dengan balutan dress bunga serta rambut yang dicepol, terus saja menghela napas.
"Eonni, apa semua suami berubah setelah kita hamil?"
"Mana kutahu. Aku saja tidak punya suami."
"Ah, benar juga. Aku harusnya menanyakan ini pada Yena." Tzuyu berdecak kemudian meraih kertas lain yang belum dirobek. Sejak tadi dia melamun sembari membuat gundukan potongan kertas karena tak kunjung mendapat pelanggan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I Love You? [End]✅
FanfictionAn original Wattpad story by shine_Janie. Read on WATTPAD SITE! Cinta memang selalu datang dan pergi semaunya. Bahkan ia juga bisa berlabuh di situasi dan kondisi yang benar-benar tak memungkinkan. Seperti yang dirasakan Jeon Jungkook. Ia tak menya...