"Gitu lah, semua orang punya ini, dia mau juga padahal gak layak. Minimal ngaca lah." Tutur Vania. Gadis itu masih kesal karena masalah uang kas.
"Iya woi. Gue tambah kesel liat Putri sama Nana." Timpal Verra.
"Pindah kelas bisa gak sih?" Celutuk Bella.
"Ngapain? Mau sekelas sama si itu?" Verra menggoda Bella.
"Nggak lah! Maksud gue tuh ke kelas IPA 2 gitu. Dia kan gak di sana." Bella membantah.
"Tapi tetangga an sama kelas IPA 1." Vania memberi tahu.
"Udah deh jangan bahas itu. Gue gak suka." Sentak Bella. Entah punya dendam apa dia dengan sang mantan kekasih.
Vania menghela nafas dalam-dalam sambil bersedikap dada. Ia memasang wajah menjengkelkan. "Gak peduli gue."
Bella menatap Vania datar. "Jangan main-main ya lo. Gue lagi gerhana."
Bella bersikap lebih dewasa dari kedua sahabatnya, tapi jika membahas tentang mantannya, Bella menjadi sangat sensitif.
Vania dan Verra tertawa. "Kasian, pasti sakit ya Icha?" Ledek Verra.
"Mau gue hajar gak bestie?" Bella mengepalkan tangannya.
"Gak minta makasih."
Bella celingak-celinguk ke arah koridor.
Seakan tau kegelisahan Bella, Kayla berkata. "Tenang aja. Bu Mila gak masuk hari ini."
Karena Bella murid teladan yang tak pernah membolos, Bella jadi takut keluar di jam pelajaran padahal jam kos.
"Tau lah. Bentar lagi jam pulang. Gue mau ke kelas."
Bella bangkit dari duduknya.
"Bella." Verra memanggil Bella.
"Apa?"
"Bocor." Ujar gadis itu dengan wajah polosnya.
Bella langsung melebarkan matanya. Tanpa banyak basa-basi lagi ia mencek rok belakangnya.
"Bangke lo, Ver."
"Lo berdua mau ikut apa kagak?" Tanya Bella.
"Ntar, ngabisin bakso dulu ngapa oii." Sahut Verra.
Vania melongo. "Udah dari tadi makannya, ngapa gak habis-habis sih? Hemran gue."
Bella menggelengkan kepalanya lalu balik badan ke arah koridor lantai 2 yang sepi sore ini.
Tiba-tiba Verra melihat sesuatu. Ia langsung memanggil Bella lagi.
"Bella!"
"Apa?!!"
Verra dan Vania sampai tersentak kaget saat mendapatkan jawaban ngegas dari Bella.
"I-itu." Verra menunjuk ke koridor di seberang sana.
Bella melirik arah pandang Verra.
Ternyata hanyalah Alyssa tengah berjalan bersama seorang lelaki yang Bella tak kenal sama sekali.
"Siapa itu?" Monolog Bella. Ia punya firasat buruk saat melihat wajah lelaki itu.
Tanpa pikir panjang Bella berlari menghampiri Alyssa dan lelaki itu.
"Bella? Kenapa keluyuran di jam segini?" Begitu sampai Bella langsung dicecar pertanyaan oleh Alyssa.
"Jamkos."
"Kakak kenapa di lantai kelas 11? Terus ini siapa?" Bella menunjuk lelaki itu.
Alyssa adalah kakaknya, dan Bella harus memastikan keamanan kakaknya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIARY WITH DANIEL [LENGKAP]✔️
Novela Juvenil[BELUM REVISI] [WARNING KATA-KATA KASAR BERTEBARAN] ____________________________________ Description: "Pergi bukan berarti tidak kembali." Bella terkejut saat mengetahui bahwa rekan setimnya untuk mengikuti olimpiade MIPA adalah mantannya sendiri. M...